--Happy reading--
🌻🌻🌻
Luna memejamkan matanya menyadari terangnya cahaya hijau. Secara spontan, ia melingkarkan lengannya di perutnya, berharap dapat melindungi anaknya. Luna mendengar teriakan keras, membuat matanya langsung terbuka. Ia melihat cahaya hijau yang mengarah padanya dihalangi oleh tubuh Draco Malfoy. Cahaya itu langsung mengenai dada Draco, namun pemuda itu tidak tampak bereaksi. Draco sempat berteriak singkat karena dampak mantra yang tiba-tiba namun setelahnya ia mengatupkan rahangnya, mencoba menahan dan menyerap keseluruhan dari mantra itu. Luna berdiri dengan rasa keterkejutannya, menyaksikan kejadian yang terbentang di hadapannya. Sementara Pansy tampaknya tidak peduli apakah Draco atau Luna yang ia serang.
Sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi, Luna mengangkat tongkatnya, dengan gemetar mengarahkannya pada Pansy. "Expelliarmus," teriak Luna.
Tongkat Pansy melesat dari tangan gadis itu melintasi ruangan. Pansy menyipitkan matanya pada Luna dengan tajam, siap untuk meneriakkan penghinaan, tapi sebelum ia bisa melakukannya, sebuah mantra membuat punggungnya menghantam dinding. Mata Pansy berkobar karena marah dan ia langsung ber-disapparate dari sana. Luna melempar senyum kemenangan kecil. Matanya kemudian beralih ke arah Draco yang tergeletak di lantai.
"Draco!" Luna memekik, berlutut di samping pemuda itu, "Draco, bangun."
Tidak ada gerakan dari Draco, membuat Luna menangis. Ia membenamkan kepalanya ke dada pemuda itu, melepaskan isak tangis yang berat.
"Aku sangat mencintaimu, Draco," Luna terisak, "Sangat, sangat mencintaimu. Tolong, bangunlah!"
Seolah-olah menggunakan sihir, mata Draco mulai berkedip; matanya yang tampak setengah linglung menatap mata Luna.
"Draco?" Luna berbisik, seolah takut mengejutkan pemuda itu.
"Kuharap ini terakhir kalinya aku menyelamatkan hidupmu," ucap Draco sambil mengubah posisinya menjadi duduk.
Luna lagi-lagi mulai menangis, memeluk Draco. "Kukira kau sudah mati!"
"Aku tidak bisa mati," Draco tersenyum, "Aku seorang Malfoy, ingat?"
"Bukan berarti kau tidak bisa terluka," Luna balas tersenyum.
Draco menyeka air mata Luna dengan ibu jarinya, menatap gadis itu dengan puas. "Satu-satunya cara aku bisa terluka adalah ketika aku tidak tahu di mana kau berada."
Luna menatap Draco, rasa bersalah menyelimuti dirinya, "Maafkan aku. Aku seharusnya tidak melarikan diri, kau tidak akan terluka jika aku tidak melarikan diri. Hanya saja—"
"Luna," bisik Draco, meletakkan jarinya di bibir gadis itu, "Akulah yang harusnya minta maaf. Aku minta maaf atas caraku berbicara denganmu, bagaimana aku memperlakukanmu. Sebenarnya kau adalah duniaku, Loony. Aku tergila-gila padamu. Segalanya tentangmu. Aku bahkan tidak takut untuk mengakuinya, bahwa aku, Draco Malfoy jatuh cinta pada Luna Lovegood."
"Tapi waktu itu kau bilang—"
"Kupikir kau bersamaku adalah hal terburuk untukmu. Bahwa kau akan berakhir terluka, bahwa aku tidak akan bisa melindungimu."
"Tapi kau melindungiku," Luna tersenyum, "Draco, aku telah meninggalkan Neville dan itu adalah salah satu keputusan terbesar yang telah kubuat. Aku menyayanginya tapi aku tidak mencintainya, aku mencintaimu."
Draco tersenyum pada Luna, mencium bibir gadis itu dengan lembut, "Luna, aku ingin bertanya. Apa benar..."
"Apa?" Luna berbisik, agak terlena dengan ciuman yang Draco berikan padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Vows | Druna | END✔
Fantasy[LENGKAP] Enam tahun setelah perang, Luna Lovegood bertemu teman lama sekaligus musuhnya. Mengingatkannya tentang kenangan di Hogwarts, bersama dengan anting-anting lobak itu. 🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻 Draco Malfoy x Luna Lovegood [ D R U N A ]