🔥12

125 14 0
                                    

Saat ini garneta sedang menunggu angkutan umum dihalte bus, jaraknya lumayan jauh dari lingkungan sekolah.

gadis itu tadi sudah ditawari pulang bareng oleh safira. tetapi gadis itu menolaknya, katanya ia mau ke toko buku, makanya ia menolak keras tawaran dari safira.

Sudah 15 menit garneta menunggu angkutan umum, tetapi tidak ada satu pun angkutan umum yang lewat.

Garneta melirik kanan kirinya. "nie angkot kok gak ada yang lewat yah, biasanya lewat jam segini" katanya

Gadis itu menghela nafas, dan ia pun menduduki dirinya dibangku yang sudah disediakan halte bus itu. Ia melirik kearah kanan, dimana ada dua orang pria yang berjalan kearahnya. sepertinya mereka preman pikir gadis itu.

Gadis itu langsung berdiri dari tempatnya, dan melirik kanan kirinya. "hadeuh sepi lagi nie tempat" gumamnya yang sudah gelisah.

Dua orang pria itu semakin dekat berjalan kearah garneta, membuat gadis tersebut tambah ketakutan.

Dan dua orang pria tersebut pun sudah berdiri disamping garneta.

"Eh cewek, sendiri aja nie" goda preman yang berkepala botak, dan menyolek dagu garneta dengan genit.

Garneta langsung menepis tangan preman tersebut dari dagunya. "jangan colek-colek lu botak!" sentak garneta

"galak banget sih, neng" kata preman yang berambut gondrong itu dan sedikit keriting

"ntar gak ada yang suka loh sama, neng" lanjutnya

Garneta berjalan mundur dari preman tersebut "biar!" sarkasnya "mau ada yang suka, atau ada yang gak suka, itu bukan urusan lo yah, botak!" katanya yang menunjuk-nunjuk preman tersebut

"urusin aja tuh rambut lo yang ga tumbuh-tumbuh!" ketusnya lagi, membuat preman botak tersebut

Preman yang berambut gondrong pun terkikik pelan, mendengar ocehan gadis tersebut. Tetapi ia langsung terdiam saat ia melihat kilatan dari arah mata temannya itu.

"lo berani sama gue ha!" sarkas preman botak tersebut

Garneta memutarkan kedua bola matanya malas "yah iyalah berani, mana mungkin gue takut sama lo" ketusnya "orang sama-sama makan nasi juga!"

Tetapi dalam hati gadis itu, ia sudah merutuki dirinya, karena sudah melawan kedua preman tersebut, dan ia benar-benar takut kepada kedua preman yang ada dihadapannya ini.

"Ini kok sepi batt yah tempatnya, gak ada yang mau lewat gitu, kalo satupun gak ada yang lewat, gue bisa mati diterkam sama nie dua preman kalo kayak gini, huaaaa gue harus gimana niee" batinnya yang sedari tadi gelisah merana

"Eh bos, jangan marah-marah dulu dongss" sahut preman gondrong tersebut, yang ada disamping preman botak itu.

Preman botak tersebut langsung menaikan salah satu alisnya keatas, karena menunggu apa yang akan dikatakan oleh temannya itu.

"Biarkan aja sih, eneng ini galak bos" ucapnya "yang penting kita bisa nikmatin body nie cewek bos"

"Liat tuh bos, bodynya beeuhhh, kaya bodynya lucinta luna tau gak bos" lanjutnya yang melihat garneta dari atas sampai bawah, maaf gaes kalo tulisan nama lucinta luna nya ada yg salah:)

Garneta meremas roknya, ia sekarang benar-benar takut, gadis itu tidak tau harus melakukan apa, disaat ini, tempat ia berada sangatlah sepi, sedari tadi tidak ada satupun yang lewat. sebenarnya bukan tidak ada yang lewat, hanya saja yang lewat itu cuman satu truk pembawa barang yang barusan saja lewat, dan supir truk pembawa barang itupun, sepertinya tidak melihat keberadaan mereka yang berada dihalte bus.

ALVASKA [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang