state 1

170 20 88
                                    

Happy Reading

Terhitung sudah 3 bulan sosok pemuda tersebut tamat dari putih abu-abu nya.

Selama itu pula, ia dan laki-lakinya hilang kabar bagai ditelan bumi.

Bagi mereka itu bukan lah hal yang aneh, sebab selama setahun pria tersebut tamat dari SMA nya dan meninggalkan gadis yang masih bersekolah di SMA dengan posisi kelas 12. sejak itulah, mode pembicaraan hilang-datang mereka alami.

Jangan tanyakan perihal gadis itu, ia tentu sibuk mengurus segala keperluan untuk kuliah nya.

Dari mulai persiapan berkas pembuatan akun Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi/LTMPT sampai ke proses penerimaan hasil dari Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri.

Hari itu, hari dimana segala usaha yang sudah dikeluarkan, dan hasil yang dinanti-nanti, tidak terbayarkan dengan pernyataan bahwa gadis tersebut tidak diterima di perguruan tinggi negeri yang ia impikan.

"Sialan. Come on, Hand. Lo kuat, lo mampu, dan lo bisa nerima ini semua." Ucapnya, guna menenangkan keadaan hati yang meronta-ronta ingin dilepaskan.

"Arghhhh ... Anjing!" Cercanya pada diri sendiri ....

"Help me God ... Tolong hilangkan kekalutan di diri hamba mu ini ...." Racaunya dengan suara yang benar-benar lirih.

"Bund .... Enough this, gak kuat ...."

Kalimat itu diucapkan bersamaan isakan yang semakin lama semakin terdengar nada keputus asaan nya. Posisi awal kepala yang yang terangkat tinggi, sejajar dengan pandangan kedepan, sampai mengubah gerakan yang posisinya memeluk dirinya sendiri. Ya, ia sendiri. Benar-benar sendiri menghadapi kekecewaan dalam hidupnya kali ini.

Bukankah memang sudah kodratnya seperti itu? Tidak ada yang menjadi tameng ketika dirimu hancur sehancurnya. Hanya ada 2 pilihan, bangkit lalu kembali berjuang, atau mundur dan kalah dengan mendapat gelar pecundang.

Dengan menumpukan kepala diantara kedua kaki yang sudah ditekuk sempurna.

Kali ini ia lemah, benar-benar tidak sanggup lagi berpura-pura kuat sekalipun dihadapan dirinya sendiri. Rasa pilu bersamaan dengan kecewa itu, begitu kentara. Ia sudah tidak sanggup untuk memupuk nya lagi.

....

Benda pipih yang berada diatas nakas, bergetar dengan pelan.

Drttt ... Drrttt ... Drttt ....

Ponsel itu sudah berpindah tempat, dan sedang terhubung oleh seseorang disana.

"Are you okey?"

[ .... ]

Hening, tidak ada sahutan dari ponsel itu.

" Iiii .... Im here. Please, say something!"

[ .... ]

Lagi, lagi-lagi hening. Tak lama setelahnya, suara decakan gerakan, serta bunyi tarikan nafas panjang kentara terdengar.

Ssh ... Sshh ... Hufftt ...

"Lo mendesah atau nangis sih, ii?" Geru, menggerutu mendengar sahutan yang ia terima.

"Huwaaaaaaaa ...."

Geru, tersenyum ditempat nya ketika mendengar teriakan itu. Ini gadisnya, sikap lucu gadisnya sudah kembali. Ah ... Dia benar-benar rindu.

"Berisik, iii. Mandi! 20 menit lagi kita ketempat thrift."

"Mandiin ...." Pinta gadis itu, dengan rengekan kecil.

"Nanti kalau gue yang mandiin. Lo, bukan nya mandi. Selangkah kita masuk kamar mandi, gue pastiin hitungan menit selaput darah Lo, gue jebol. Hhhhh ...."

"Sialan, otak-otak selangkangan emang beda ya friend." Imbuhnya seperti makian atau mungkin pembelaan kecil untuk dirinya sendiri.

"Mandi gih!" Pinta, Geru. Dari telpon yang masih tersambung

"Iya. Matiin, Ger."

Jangan lupa sedekah jari.

ILY banyak-banyak.
Thank you!

STATEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang