state 3

91 3 0
                                    

Happy Reading

Area 21+🔞

Siang ini mereka berdua berdiri ditempat asing. Ah tidak, tidak. Lebih tepatnya, asing untuk seorang, Handni. Ukuran rumah minimalis tidak memiliki tingkatan, namun sepertinya sangat luas pada bagian samping rumah, yang entah digunakan untuk apa.

"So, this place Ger?"

Tanya Handni, mengusir rasa penasaran nya.

"Your new place, Ii. Come on." Sahutnya, dengan menggeret 1 koper kecil milik gadis nya.

"Welcome Home ...." Ucap, Geru. Bersamaan dengan ia membuka pintu.

"Kos baru lo," Geru, bersuara kembali. Seperti menerka isi kepala, Handni.

"Are you crazy?" Bantahnya,

"Ini sebulan, pasti mahal goblok!" Lanjutnya,

"Lo kira, gaji gue Segede gaji Lo. Gue cuma guru private biasa, bodoh!" Cercanya kembali, dengan merotasi kan bola matanya.

"Ini nih. Inih ... Bisa gak, jangan ngomel dulu?" Sarkasnya, seperti muak dengan emosi gadis dihadapannya.

"Gue belum jelasin apa-apa. Lo udah ngambil kesimpulan dari otak arogan Lo itu. Fucking!" Makinya lagi, dengan begitu lurus tanpa merasa bersalah atas ucapannya.

"Masuk! Ngapain Lo dipintu? Lo gue ajak kesini bukan untuk jadi pembantu baru."

"Iya. Iya, jangan ngegas dong!"

Gadis tersebut berjalan masuk, dengan menghentakkan kaki nya.

"Ini rumah sohib gue, cewe. Tinggal disini bareng dia. Dia disini juga bu-"

Ucapan itu terpotong, ketika mendengar suara tak lazim. Samar-samar seperti ....

"Ahhh ..." Desahan itu lolos dari seseorang dari dalam.

"Terus, El. Payudara gue."

"Mmmhh ... Iyah. Disana."

"Majukan lagi bodoh. Ahhh ...."

"Lo mainin gue sialan. Ssshh ... Ahh ...."

"Sekali lagi, Lo keluarin tangan sialan Lo itu. Gue pastiin, junior Lo hilang detik ini juga"

Ancam seorang gadis dari dalam kamar.

"Liar banget pacar gue. Hehe ...."
Sahut pria itu dengan kekehan, yang sepertinya rekan ranjang wanita tersebut.

" Arghhhhhhhh ...."
Desahan itu terdengar begitu keras, serta bunyi hentakan yang begitu nyaring.

....

"Sialan! Time gak pas banget gue kesini!"

Ucap Geru, dengan memejamkan mata. Lalu melirik, seseorang dihadapannya dengan salah tingkah.

"Gak usah liatin gue kayak gitu, brengsek! Ambigu gue jadinya, sialan"

Handni hanya tertawa ringan. Masalahnya, setelah mendengar suara nganu dari dalam. Otaknya langsung siap siaga, ketika melihat tatapan dari pria dihadapannya.

"Sialan!"

"Ambil 1 bangku, duduk dideket pintu aja! Gak sehat otak lo, kalau terus-terusan duduk disini." Perintah nya, untuk memindahkan bangku yang berada tepat di sebelah kamar.

Handni, hanya mengangkat apa yang harus ia lakukan tanpa menyahuti kalimat tersebut.

"Jadi, cewek yang didalam namanya Sabina. Temen gue. Dia yang ngajak lo tinggal disini." Jelasnya, melanjutkan ucapan sebelum nya yang tertunda.

"aaahhhh ...."

Desahan itu kembali terdengar. Meski, lebih sedikit pelan.

"Ya Tuhan ...." Lagi-lagi, Geru hanya memejamkan mata mendengar itu. Dia mendelik, saat melihat gadis disebelah nya bisa santai tanpa mempedulikan suara desahan serta lenguhan yang begitu kentara.

"Why? Ini rumah dia. Dia bebas melakukan apapun." Sanggah nya dengan pertanyaan. Lalu menaikkan 1 alis nya.

"Ohh ... Lanjutkan, El. Wait a minute, gue udah gakuat."

"Adik manis ku benar-benar menggairahkan."

"Jangan mainin gue, brengsek!"

"Sibrengsek ini lah yang akan memuaskan mu sayang."

"Hmmppp ... Ahh ...."

"Lebih cepat, El. Sllrpphhh ...."

"Ahh ... Gue suka. Terus, El. Ahhh... please jangan berhenti."

"Gue keluar, El. Ssshh ... aaah ...."

"Sure baby. Mendesah lah lebih keras."

" AHHH ... Gue keluar. AHH ...."

"Lo bisa squirt? Wow."

Sudah diberi warning!!!
Silahkan berimajinasi sendiri,
Dosa ditanggung pembaca,
tidak ada BPJS dari author !!!

Thank you 🖤

STATEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang