Part 6

74 16 97
                                    


Happy Reading

"Syaloom ...."

Sapa seorang diluar.

" Gue masuk ya, Na ...." Teriaknya lagi dengan lantang.

"Sabina ... Main yu!" Ajaknya, yang siapapun mendengar pasti akan langsung melempar.

" Shut up, bastard!"

Perintah Sabina dari dalam rumah, yang begitu muak, dengan kebisingan suara Geru.

"Jangan galak-galak. Lo terlalu menggairahkan buat gue yang gampang horny,"

Ujar Geru meninggalkan hembusan nafasnya sebelum melenggang masuk.

"But, elo belum cukup buat gue tertarik untuk gue turn on, Na. Jadi jangan speechless gitu dong."

Ucapnya dengan tiba-tiba sembari memberhentikan langkahnya.

Pekikan makian terdengar di penjuru ruang tengah, dari mulut Sabina.

"GUE JUGA GAK TERTARIK DENGAN UKURAN TYTD MINIMALIS LO!"

"Geru, SIALAN ...."

Ia meneriaki Geru yang tertawa terbahak-bahak, setelah berhasil menjahili dirinya.

"KATANYA UDAH MAHIR, DISENTIL DIKIT LANGSUNG KETAR KETIR."

Ejek Geru yang sudah berada di dapur.

"DIEM LO, KAMBING!" Sahut Bina dengan kekesalan yang memuncak.

Geru hanya terkekeh geli mendengar makian tertahan dari mulut wanita itu.

...

"By the way, Na. Cewek gue mana?"

"Noh." Ujar, Bina dengan tiba-tiba menunjuk kearah jarum jam.

"Gue gak lagi main teka-teki, Na."

Geru yang bingung dengan jawaban yang diterima nya.

Sabina berdecak,

"ck. Lo liat jam nya tolol."

Cercanya dengan mengarahkan wajah Geru ke jam dinding di atas mereka.

" See? Udah jam setengah 12 malam. Handni, udah tidur bego!"

Lanjutnya dengan begitu sarkas.

Pria Yang diberi tahu hanya terkekeh seperti orang bodoh, seolah-olah tidak memiliki beban dosa bertamu di rumah orang pukul tengah malam seperti ini.

"Sorry deh, Na. Gue kangen ayang soal nya."

"Jangan minta maaf. Lo gak cocok jadi manusia,"

" Terus cocok nya gue jadi apa dong?"

"Jadi Babi!" Skakmat!

Geru bungkam mendengar umpatan dari wanita disebelahnya.

...

Mereka terdiam untuk beberapa saat. Sebelum Geru menyapa terlebih dahulu ....

"Na," panggil Geru.

"Hmmm" sahutan singkat yang terdengar.

"Lo udah tau hidup Handni?"

"Beberapa hal,"

"Apa ?" Tanya Geru begitu penasaran,

"Bukannya Lo jauh lebih tau dari gue!" Tegasnya dengan penuh penekanan.

"So?" Lanjutnya, bertanya balik.

"Gue tau, sangat tau." Geru diam sementara ....

"Tapi gue mau nyari tau lebih banyak tentang setiap lika liku hidupnya. Rasa sakit dia, tentang kekhawatiran dia tanpa menyinggung maupun menyakiti perasaan Handni, Na." Jelas Geru, begitu panjang.

"Intinya, lo gak mau melewatkan hal sekecil apapun tentang Handni. Right?"

" Of course, I love him. Soo much!" Kalimat singkat yang terlontar. Namun diucap dengan penuh keyakinan.

"Dia baik, dia kuat. Dia sempurna sebagai perempuan dewasa, Ger."

"Dan dia begitu istimewa."

Senyuman hangat terbit di permukaan bibir sabina saat mengungkapkan kalimat itu ....

yang dibalas senyuman tulus dari Geru.

"2 Minggu yang lalu, gue sama Handni. Sama-sama membuka hidup. Hidup yang tidak diperlihatkan dihadapan  banyak orang."

Flashback on

See you the next chapter,
Thanks for reading.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 04, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STATEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang