Bab IV - Kerenggangan

4 4 6
                                    

Semenjak hari di mana Dewi ikut Richard latihan basket, maka sejak itu pula Dewi masuk dalam persahabatan Richard dan Niara. Terlebih karena ia juga sempat menjadi satu kelompok Niara dan Richard semasa MOS.
Bukan hanya Dewi, Vicky juga semakin dekat terhadap Niara karena entah mengapa setiap dia jauh dan tak melihat Niara rasanya seperti ada yang kurang. Rasa hangat ingin melindungi seseorang itu kembali muncul saat ia melihat Niara di hari itu, rasa yang telah lama hilang dari dirinya semenjak terakhir kali ia kehilangan orang yang dia sayangi beberapa tahun lalu.

Kedekatan Dewi dengan Richard membuat percikan-percikan api cemburu di dalam hati Niara, karena perhatian Richard yang semula hanya padanya kini, harus terbagi semenjak Dewi hadir di antara mereka.
Seperti halnya saat jam makan siang, Richard sekarang masih menunggu Dewi selesai kelas terlebih dahulu karena memang jurusan mereka berbeda.

"Ayo kita ke kantin duluan aja, kita tunggu Dewi di sana sambil pesenin dia deh. Aku laper banget Ri!" ajak Niara sedikit memaksa.

"Kalau kamu lapar, ya udah sana duluan aja. Aku mau nungguin Dewi di sini, sekalian deh kamu cariin meja buat kita bertiga dan pesankan nasi goreng sama es teh seperti biasanya, ya? Kasian Dewi kalau ditinggal, tau sendiri kan Dewi cuma dekat sama kita? Makasih ya, Ra." sahut Richard menolak.

"Sebegitunya ke Dewi, jangan bilang kamu suka ya sama dia? Hayooo, ntar aku kasih tau Dewi ah kalau ada Kuda Nil yang naksir sama dia, hahaha." ejek Niara.

"Enak aja, dia kan sahabatku jadi aku harus jagain dia dong, lagian siapa sih yang kamu sebut Kuda Nil? Aku? Mau aku jitak, ha?" Ancam Richard membalas ejekan Niara.

"Ciiee Kuda Nil marah, ahaha. Ya udah deh, jagain ya sahabat barumu itu dan abaikan sahabat lamamu ini, dadaah." kata Niara sambil berlalu meninggalkan Richard begitu saja.

"Hey, gak gitu prinsipnya. Is, tuh anak kalau ngambek suka gitu. Emangnya aku salah ya kalau aku perhatian ke Dewi? Dia kan sahabatku juga. Dasar Ara bocil, masih aja kelakuannya. Kapan ya Dewi selesai kelasnya? Aku boring kalau nungguin dia di sini sendirian. Semoga gak lama deh, aku juga lapar sebenarnya." gerutu Richard sendirian.

Selang sepuluh menit kemudian, akhirnya Dewi keluar dari ruang kelas dan segera menghampiri Richard yang sedang duduk di depan ruangannya.

"Hei, udah lama ya nungguin aku?" tanya Dewi.

"Nggak kok, cuma dari seperempat jam yang lalu. Ya udah yuk, langsung ke kantin, udah lapar banget aku!" jawab Richard.

"Hehe, maaf ya gara-gara nungguin aku kamu jadi nahan lapar. Ngomong-ngomong, Niara mana Rich? Kok gak keliatan?" tanya Dewi lagi.

"Udah ke kantin duluan dia, udah lapar banget katanya tadi." jelas Richard, "ya udah ayo ke kantin ih, kasihan Nasi gorengku juga udah dingin itu pastinya."

"Ya udah iyaa ayo, kasihan banget sahabatku kelaparan semua hehe." ejek Dewi, "Eh, aku udah dipesenin juga kan?"

"Seharusnya sih udah, tadi aku udah minta Niara buat pesenin kita juga. Makanya ayo buruan, takut Nasi goreng dan Niaranya keburu ngambek. Kan ribet ntar," sahut Richard.

"ya udah iya, gini nih kalau kelaparan, haha."

Akhirnya mereka berjalan bersama menuju kantin, tampak Dewi yang tengah menggandeng manja tangan Richard sehingga mereka tampak seperti sepasang kekasih.
Sesampainya di kantin, mereka segera mendatangi tempat duduk Niara yang ternyata telah menyelesaikan makan siangnya. Melihat kelakuan Dewi yang seperti memang disengaja untuk membuat dirinya cemburu, tapi ia sadar bahwa ia hanyalah sahabat baiknya Richard.

"Lama amat sih, aku ke buru selesai nih makannya." gerutu Niara, "itu makanan kalian berdua, cepat di makan takut makin dingin ntar. Aku mau ke perpustakaan ya? Mau cari bahan buat tugas yang tadi diberikan dosen."

"Loh, kan kita baru aja sampai, Ra. Masa gitu aja ngambek sih?" tanya Richard. "kalau cuma untuk tugas itu biar nanti aku temani deh, sini duduk lagi. Jangan ngambek dong, ntar cantiknya ilang loh!"

"Maaf, Ra! Ini memang salahku yang kelamaan keluarnya sampai bikin kalian kelaparan gini, jadi aku minta maaf dan tolong duduklah di sini bareng kami. Kalau mau pesan sesuatu, pesan aja, biar aku yang bayarin anggap sebagai permintaan maafku karena udah bikin kalian lapar." kata Dewi.

"Yang bener nih, Wi? Kamu tahu sendiri kalau aku paling gak bisa nolak kalau udah dibujuk dengan makanan?" tanya Niara.

"Iya beneran, Ra. Pesan aja gih!" sahut Dewi.

"Oke deh, aku pesan dulu ya kalian tunggu sini. Oh iya, kalian mau nambah sesuatu gak? Biar sekalian aku pesanin, mumpung ada yang mau nraktirin hehe," kata Niara.

"Dasar bocil kang ngambek, giliran denger makanan langsung ilang ngambeknya." ejek Richard, "aku nggak deh, ini aja udah cukup."

"Aku ambilkan kerupuk aja, Ra. Kurang lengkap rasanya kalau makan nasi goreng tanpa kerupuk, hehe!" sahut Niara.

"Siap, bos!

Niara berjalan menuju tempat penjual di kantin untuk mengambil makanan ringan juga kerupuk yang dititipkan Dewi, setelah selesai ia kembali ke meja duduknya dan memberikan kerupuk yang diambilnya ke Dewi.
Richard dan Dewi segera memakan nasi goreng mereka dengan lahap, terutama Richard yang memang sudah merasa lapar sejak tadi. Sedangkan Niara memakan makanan ringan yang tadi dia ambil karena menang nasi gorengnya sudah habis sedari tadi.

Di saat sedang makan, Richard melihat ada sebutir nasi goreng yang menempel di bagian atas bibir Dewi sehingga ia mengambil selembar tisu untuk mengambilnya. Dewi mengucapkan terima kasih, sedangkan Niara pura-pura tidak peduli tentang apa yang barusan ia lihat di depan matanya yang membuat api cemburu kembali berkobar.

***

Sepulang kuliah, Richard dan Niara menyempatkan waktu mampir ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku sebagai bahan mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosennya. Ketika asik berkeliling mencari buku-buku yang mereka butuhkan, terdengar suara nada dering panggilan yang berasal dari handphone Richard.
Tertera nama "Dewi" yang muncul di layar handphone Richard dan Dewi bertanya apakah Richard bisa mengantarkannya pulang karena supir yang biasanya menjemputnya tengah sakit, sehingga ia tak bisa menjemput dirinya. Richard setuju untuk mengantar Dewi pulang dahulu lalu ia akan kembali ke perpustakaan mencari buku bersama Niara. Niara kembali merasa Richard mulai mengabaikannya karena setelah mengenal Dewi, Richard seperti lebih memprioritaskan segala yang berhubungan tentang Dewi daripada dirinya.
Meski Niara merasa sedih, tetapi ia membolehkan Richard untuk mengantarkan Dewi pulang terlebih dahulu. Richard berjanji akan segera kembali setelah mengantar Dewi pulang dan ia yang akan mengantarkan Niara pulang setelah mendapatkan buku-bukunya.

#adujotosbatch3 #adujotoshwc

Cinta tak bertuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang