BAB VI

8 3 5
                                        

"Mencintaimu adalah kebahagiaanku, meski karena itu aku tersakiti."

Hari ini Dewi dan Richard tengah jalan bersama ke taman burung dan mereka hanya berkeliling sambil menikmati cilok beserta kawan-kawannya, setelah lelah berkeliling mereka memutuskan duduk sambil melihat acara adu suara burung paling merdu yang kebetulan sedang diadakan di taman itu.
Terdengar suara dari kicauan burung yang saling bersahutan di telinga membuat suasana di taman itu lebih ramai daripada biasanya, banyak orang yang memiliki burung yang telah dilatih untuk mengikuti acara seperti ini dan bahkan ada pula yang memang sengaja datang hanya untuk melihat dan mendengar suara merdu para burung terlatih itu.

Richard dan Dewi memilih duduk di tempat duduk yang agak jauh dari acara itu supaya saat mereka mengobrol tak perlu berteriak seperti saat mereka ada di dekat perlombaan itu.

"Richard, aku boleh nanya gak?" kata Dewi.

"Boleh, mau nanya apa?" jawab Richard.

"Kamu udah lama banget ya sahabatan sama Niara?"

"Iya, semenjak kita berdua masuk smp. Soalnya dulu aku itu anaknya pemalu banget dan Niara itu yang paling nekat ngajakin aku temenan bahkan sampai menjadi sahabat seperti saat ini."

"Kalian sahabatan selama itu emangnya gak pernah ada rasa lebih gitu? Ya, seperti kita ini."

"Nggak kok, aku sama Niara itu murni sahabatan bahkan bisa dikata jadi saudara. Aku gak mau dia disakitin sama siapapun." Richard menjelaskan tentang keingintahuan Dewi.

"Tapi, aku kok ngerasa kalau Niara itu sebenarnya punya perasaan lebih ya ke kamu, sayang?" ujar Dewi dengan nada curiga.

"Nggak mungkin, kamu aja berfikirnya kejauhan. Niara bilang memang dia lebih sibuk sekarang soalnya dia kadang jadi guru les buat anak-anak smp tetangganya, jadi dia makin susah buat diajak keluar bareng lagi." jelas Richard.

"Hmm, jadi begitu."

"Jangan-jangan, kamu cemburu ya sama Niara? Haha," goda Richard.

"Ya nggak juga sih, tapi mana ada sih cewek yang gak cemburu kalau ngelihat cowoknya deket sama cewek lain ya meskipun itu sahabat kecilnya. Soalnya kalau kata orang sih gak ada yang namanya persahabatan murni di antara cewek dan cowok sebab, pasti di antara salah satunya memiliki perasaan lebih tapi tak mau diperlihatkan karena takut akan merusak hubungan persahabatan yang ada jika salah satunya memang hanya menganggapnya sahabatnya." ujar Dewi panjang lebar yang berhasil membuat Richard pusing.

"Nggak, sayang. Niara dan aku gak akan seperti itu, percaya sama aku ya?"

"Iya deh, tapi aku tetap ngerasa kalau Niara ada rasa sama kamu."

"Astagaa, iya seterah kamu. Pokoknya aku yang jamin kalau antara aku sama Niara cuma sebatas sahabat, gak lebih dan gak akan pernah lebih. Aku milikmu, sayang!" Richard meyakinkan kekasihnya itu.

"Iya, sayang." kata Dewi, "kita pulang aja yuk, di sini mulai ramai orang yang nonton lomba itu. Mana cuacanya panas banget kayaknya hari ini, kulitku bisa kebakar nanti."

"Ya udah ayo, aku juga masih ada tugas yang belum aku kerjain sih. Jadi, mungkin habis ini aku mau ke rumah temanku buat ngerjain tugas."

Akhirnya mereka berdua pun pergi dari taman burung dan Richard mengantarkan Dewi sampai depan gerbang rumahnya, terkadang Richard sering merasa gak nyangka jika saat ini Dewi adalah kekasihnya. Ia juga sering malu dan gak percaya diri saat ia jalan bersama dengan Dewi, gaya pakaian dan aksesoris yang dikenakan Dewi tampak mewah dan bermerk yang berarti barang itu tidaklah murah. Sedangkan dia, hanya mengenakan pakaian kaos lengan pendek dengan harga di bawah lima puluh dan celana jeans yang dilengkapi dengan jaket Dilan yang jika ditotal harga semuanya tak sampai tiga ratus ribu.
Padahal, banyak lelaki yang jauh lebih di atasnya yang siap untuk menjadi kekasih Dewi tetapi Dewi justru memilihnya yang jomplang jika dibandingkan dengannya.
Beruntungnya juga, Dewi tak pernah mempermasalahkan hal itu dan tak pernah juga mengomentari penampilannya saat keluar bersama. Hal itu yang membuat Richard semakin mencintai Dewi dan ingin selalu berada di sisinya.

***

Seusai mengantarkan Dewi, Richard segera melajukan motornya ke rumah Niara. Bukan tanpa alasan, tapi ia ingin bertanya mengenai tugas padanya karena chat yang ia kirimkan tak kunjung dibalas oleh Niara. Jadi, ia juga sekaligus ingin memastikan Niara tengah sibuk apa di sana hingga chatnya tak juga dibalasnya.
Sesampainya di rumah Niara, Richard mengetok pintu depan rumah Niara sambil mengucapkan salam.
Selang beberapa menit, barulah ada bunyi kunci dibuka dan keluarlah ibu Niara dari dalam.

"Eh, nak Richard. Nyari Niara ya?" tanya ibu Niara.

"Iya, bu. Niaranya ada?" sahut Richard seusai salim kepada ibu Niara.

"Ada, kok. Dia ada di dalam kamarnya sedari tadi, sebentar ya biar ibu panggilan!"

"Baik, bu."

Ibu Niara segera pergi ke dalam untuk memberitahukan Niara bahwa ada Richard di luar yang mencarinya. Tetapi bukan keluar, Niara malah meminta ibunya untuk memberitahu Richard bahwa dirinya sedang tidak badan dan tidak ingin menemui siapapun.
Ibunya yang bingung karena baru kali ini anaknya tidak mau menemui Richard_sahabatnya, padahal biasanya dia paling senang dan bahagia bila sahabatnya datang menemuinya.
Dalam keadaan bingung, Ibu Niarapun akhirnya keluar dan memberitahu Richard sesuai seperti yang diminta oleh anaknya itu. Richard jadi merasa sedih karena Niara tak mau menemuinya dan ia tau bahwa Niara tak enak badan hanyalah sebuah alasan untuk menghindarinya.
Akhirnya Richard pun pamit dan bertitip pesan pada Niara agar cepat sembuh dan untuk mengabari dirinya nanti karena ada tugas yang harus ia selesaikan bersama Niara.

Tanpa sepengetahuan Richard, Niara sedang melihatnya dari dalam dan mendengarkan pembicaraan mereka secara diam-diam. Niara merasa tak enak dan juga merasakan kekecewaan Richard yang terlihat dari raut wajahnya.
Setelah memastikan Richard telah keluar dari rumahnya, Niara menangis tanpa suara karena takut ibunya tahu. Percayalah, menangis tanpa suara itu sangat menyakitkan.
Niara tau, Richard datang ke rumahnya hanya ingin menanyakan tentang tugas bukan karena merindukannya padahal dirinya begitu rindu pada Richard.
Yah, Niara tetaplah Niara dengan sikap keras kepala dan sok kuatnya itu. Rasa kecewanya lebih kuat dibandingkan rasa rindunya, tapi untuk menghindari orang yang dirinduinya itu sangatlah sulit. Alasan Niara menjauhi Richard pun bukan tanpa alasan, tetapi karena Dewi.
Dewi yang menyuruhnya untuk menjaga jarak dengan Richard karena Richard sudah menjadi kekasih Dewi, meski tau bahwa mereka telah bersahabat dari lama bahkan jauh sebelum mengenal Dewi.
Sebab itu lah mengapa saat ini Niara tak ingin menemui Richard, ia tak mau menjadi orang ke tiga di antara hubungan kedua sahabatnya yang kini berubah menjadi sepasang kekasih.

#adujotosbatch3 #adujotoshwc

Cinta tak bertuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang