Vote and comment thank you
--
-
-
-
Suara burung gagak yang terus saja berkoak diperkarangan pemakaman yang luas. Beberapa Tetesan air mata jatuh kepipi Heejin yang kini sedang menghadap dua kuburan yang sudah ditaburin bungaTaeyong merangkul pundak Heejin "mereka sudah tenang"
"Aku sudah menganggap mereka berdua seperti ibuku sendiri... kenapa? Kenapa harus mereka?"
"Aku jadi merasa bersalah.."
Taeyong hanya diam tidak berkutik dan terus mengelus pundak Heejin "aku marah" gumam Heejin meremat tangannya
"Tidak guna marah, mereka sudah pergi" balas taeyong
Heejin mengerutkan dahinya dan mendorong Taeyong kasar "gak ada gunanya marah, hah?!!" Teriak Heejin
Jaehyun yang berada dibelakang bersama Jeno, jaemin dan Yora kaget karena teriakan Heejin. Sontak Jaehyun ingin menenangkan Heejin tetapi ditahan oleh Jaemin "beri mereka ruang sebentar"
"Tapi ini dipemakaman Jaemin?"
"Shut diamlah bajingan!" Bisik jaemin kesal. Jaehyun mundur dan menyumpahi jaemin karena mengejek dirinya
"Emang kakak nggak pernah merasakannya? Pernahkan?"
"Kakak tau itu sakit, tapi kamu harus kuat tidak ada gunanya menangisi orang yang sudah tiada dan–"
"Kakak percaya kalau mama sudah mati?" Tanya Heejin datar
DEG
Pertanyaan yang dilontarkan Heejin membuat Taeyong lagi lagi terdiam dan kaget "kau tidak boleh berbicara seperti itu Heejin"
Tubuh Heejin bergetar, air mata yang awalnya hanya jatuh setetes demi setetes kini sudah deras
"hiks sejak kecil...mama sudah pergi, aku tidak pernah dapat kasih sayang dari seorang ibu!! Makanya aku sayang sama bibi Irene dan yeri, mereka sudah kuanggap ibu sejak lama" Ujar heejin menunduk keranjang bunga yang ia pegang pun jatuh dan bunganya berhamburan kemana mana
"Heejin maafkan aku" kata Taeyong memegang tangan Heejin
Heejin menepis tangan taeyong
"Tidak guna meminta maaf, aku akan pergi" balas Heejin dengan kata kata yang sama seperti yang dikatakan Taeyong sebelumnya. Heejin beranjak pergi dengan cepat diikuti oleh JaeminKetiga orang yang berada dibelakang tadi mendekati Taeyong "sudahlah Heejin memang kesayang madam Irene dan Yeri, wajar dia marah" ucap Jaehyun
Yora menyentuh pipi Taeyong "Taeyong kau menangis?" Tanya Yora
Sontak Taeyong mengalihkan pandangan dan kepalanya bergerak kesana kemari mencari kesempatan untuk mengelap bekas tangisannya "hah?! Tidak aku tidak menangis" jawab Taeyong
"Heii wajar manusia menangis, kalau tidak menangis berarti tidak punya perasaan" sahut yora sambil tertawa pelan
"Benar, kalau nggak salah terakhir kali kau menangis umur 17 tahun bukan? Karena..."
"Sudahlah Jaehyun, jangan kau ungkit ungkit masa lalu" potong Jeno
"Emang ada apa dengan masa lalu Taeyong?" Tanya Yora penasaran
"Sangat rumit, lain kali akanku ceritakan. Sekarang kita pulang saja" balas Taeyong merangkul tangan Yora
Jaehyun dan Jeno berjalan dibelakang kedua kekasih itu "mereka romantis sekali" ucap Jaehyun pelan, tanpa sadar lama kelamaan Jaehyun mulai merangkul lengan Jeno

KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE || Eternal+Lee Taeyong
ActionSeluruh keturunan kriminal dikeluarga Taeyong tidak terlalu menganggap apa itu kata cinta. Mereka hanya melakukan perjodohan dan menikah. Itu saja, tidak ada yang lain. Termasuk Taeyong yang harus menjadi penerus warisan. Tidak ada yang pernah jatuh...