Always love you {Markren}

Three : Apa itu Jatuh cinta?

Seorang pemuda dengan sekeranjang bunga teratai berjalan pelan, sembari mengembangkan senyum indah miliknya.

"Hyung!"

Pemuda itu menghentikan langkahnya kala seseorang memanggilnya. Siapa lagi kalau bukan adiknya?

"Jaemin, Hyung sudah bilang bukan? jangan berlarian!" pemuda itu lantas menghela nafas, memaklumi kelakuan adiknya yang senang sekali membuat dirinya emosi.

"Maaf ya Hyung?" lihatlah mata bulat yang berkedip itu. Jika sudah begini, bagaimana bisa pemuda itu kembali marah? adiknya terlalu manis dan menggemaskan untuk dimarahi.

"Baiklah, Hyung maafkan. Sebagai gantinya, kau harus ikut Hyung merangkai bunga untuk pemujaan nanti. Bagaimana?"

"Tentu Hyung! tapi, aku ingin sesuatu darimu terlebih dahulu.

"Apa yang kau inginkan, hm?"

CUP!

Pemuda itu sontak terkejut kala pipinya dikecup oleh sang adik. Tangannya mengepal, wajahnya pun mulai memerah. Matanya terpejam, bersiap mengeluarkan teriakan, lalu ....

"JAEMIN!!! AWAS KAU YA ANAK NAKAL!!!"

_____

"Jeno!" pangeran Jeno yang sedang melamun sontak terkejutdan nafasnya sedikit terengah. Melihat itu, pangeran Minhyung mengerutkan keningnya. Kenapa adiknya? jika dilihat dari tatapan kosongnya, dapat ditebak bahwa adiknya sedang memikirkan sesuatu.

"Hyung, kenapa mengagetkanku?" dengan nafasnya yang masih terengah, pangeran Jeno menengok ke kiri dimana sang kakak tengah menatapnya aneh.

"Kau saja yang terlalu serius melamun! dimana Sungchan?"

"Tadi dia bilang ingin mencari teman diasrama bagian Utara."

"Baiklah kalau begitu. Hyung pergi dulu ya? kau jangan terlalu sering-sering melamun!" bangkit dari duduknya, pangeran Minhyung hendak melangkah pergi kembali masuk kedalam asrama, sebelum suara sang adik menghentikannya.

"Hyung, bagaimana jatuh cinta itu?"

Pangeran Minhyung menghentikan langkahnya, menoleh kebelakang setelah menarik nafas panjang.

"Bukankah kau tahu adikku? kakakmu ini belum pernah merasakan yang namanya jatuh cinta. Hyung hanya tahu, bahwa cinta itu indah." Pangeran Jeno terdiam mendengar jawaban dari kakaknya. Jika dipikir-pikir, apa yang dikatakan kakaknya tadi adalah benar. Sejak menginjak usia dewasa, dirinya beserta saudara-saudaranya tidak dibolehkan untuk berhubungan dengan seorang wanita manapun.

"Kau benar kak. Maafkan aku, aku hanya sedang memikirkan sesuatu tadi." Pangeran Mark hanya tersenyum singkat lalu berbalik melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti tadi.

Tanpa disadari, tatapan pangeran Mark berubah menjadi sendu. Menyisakan pangeran Jeno yang hanya diam menatap dalam punggung tegap sang kakak, yang perlahan hilang dari pandangannya.

Sementara itu, disebuah ruangan dalam aula ....

"Renjun, semua bahan persembahan dan kebutuhan pemujaan seperti biasa ayah serahkan sepenuhnya padamu dan Jaemin." Lee Taeyong, atau lebih dikenal sebagai guru Lee, tersenyum manis sembari menatap wajah kedua putranya.

"Baik ayah, aku dan Jaemin dengan senang hati akan menyiapkan segalanya." Renjun, pemuda rupawan itu kini juga tersenyum tak kalah manis kala melihat ayahnya.

"Benar sekali! aku dan kakak juga berniat merangkai bunga teratai nanti." Guru Lee terkekeh ringan setelah mendengar suara anaknya yang begitu antusias. Sementara Renjun, kini dia hanya bisa tersenyum tipis melihat ayah dan adiknya.

"Kemarilah, kapan lagi kita bisa berpelukan anak-anakku? cepatlah ... sebelum ayah kembali sibuk nak." Guru Lee berdiri lalu merentangkan kedua tangannya dan tentunya itu disambut hangat oleh kedua putranya.

Mereka berpelukan cukup lama, sebelum suara pintu diketuk sebanyak tiga kali terdengar.

"Ayah, sepertinya ada yang ingin bertemu dengan ayah diluar. Izinkan Renjun untuk membuka pintunya, bolehkah?"

"Tentu."

"Kak, aku temani ya? sekalian kita keluar untuk mempersiapkan kebutuhan pemujaan."

Guru Lee hanya tersenyum tipis melihat interaksi kedua putranya. Dia tidak menyangka jika dua orang bayi yang dulu sangat kecil kini sudah besar dan menjadi sosok yang rupawan, seperti dirinya.

To be continue