09||Drama di Perpustakaan

57 9 1
                                    

Deruman motor Arkanza terdengar jelas meskipun dari kejauhan. Berulang kali, umpatan mengalir mulus dari bibir cowok itu yang tertutup helm full facenya.

Arkanza berdecak. Berulang kali body motornya hampir menyenggol orang yang dilaluinya, kalau saja orang itu tidak segera menghindar.

50 meter dari arah gerbang, bukannya menurunkan kecepatan, Arkanza malah menambah kecepatannya. Membuat orang-orang yang berlari panik karna terlambat, malah kocar kacir berusaha menghindar dari Arkanza yang membawa motornya secara ugal-ugalan.

Untung saja tak terjadi kecelakaan. Arkanza mendesis kesal. Tepat saat dia tiba didepan pintu gerbang, pintu itu ditutup oleh pak Aryo.

Orang-orang dibelakang yang hampir Arkanza tabrak, juga dipastikan terlambat.

Begitu tiba didepan gerbang, sebagian ada yang memohon masuk, sebagiannya yang lebih didominasi anak laki-laki, malah memilih menjauh dari area Sekolah dan memilih mojok di warung kecil samping Sekolah.

Arkanza menoleh. Sekitaran 30 orang yang terlambat hari ini. Bukan jumlah yang besar jika dibandingkan dengan 750 jumlah keseluruhan murid SMA Rajawali.

Dari jumlah 20 itu, pandangan Arkanza terkunci pada sosok Adara dari arah kejauhan terlihat berlari dengan nafas terengah-engah.

Rupanya Adara tak menyadari keberadaan Arkanza, karna sedari tadi Arkanza menatapnya, gadis itu bahkan tak pernah menoleh sedikitpun.

Keributan yang terjadi di gerbang Sekolah mereda saat Bu Priya datang menghampiri.

Bu Priya memang bukan guru BK di SMA Rajawali, namun guru yang terkenal dengan sanggul melompongnya itu adalah istri dari Pak Tomo_guru BK. Hingga tak heran, sifatnya sama persis seperti pak Tomo. Galak dan judes.

Semua yang terlambat diwajibkan untuk mencatat namanya. Setelah itu, satu persatu diperbolehkan untuk masuk kedalam area Sekolah.

"Yang diatas motor, mau masuk tidak?" Teriak Bu Priya berkacak pinggang. Rupanya, teriakan itu menarik perhatian orang lain untuk menatap kearah Arkanza.

Beberapa ada yang terkejut dan histeris, saat Arkanza membuka helm. Beberapa siswi juga ada yang mencuri-curi pandang. Bahkan, sebagian baru sadar bahwa yang sedari tadi bersama mereka adalah Arkanza Arion.

"Kalau gini, gue mending terlambat setiap hari," sayup-sayup para cewek mulai menggosip satu sama lain.

Arkanza menuntun motornya melewati gerbang. Setelah selesai mencatat namanya diatas buku pelanggaran, tiba-tiba para gadis yang tadinya anteng menunggu giliran, malah saling berdesakan untuk berusaha menulis namanya tepat dibawah nama Arkanza.

Setelah semua nama yang terlambat pagi itu sudah tercatat dibuku pelanggaran, Bu Priya kembali mengumpulkan murid yang terlambat. Tentunya tidak akan dibebaskan begitu saja.

Sebagian ada yang dihukum membersihkan pekarangan belakang Sekolah. Sebagiannya lagi, disuruh untuk membersihkan perpustakaan Sekolah yang bukunya sudah berdebu.

Kurangnya literasi baca pada generasi sekarang, membuat perpustakaan jarang dikunjungi. Sekalinya dikunjungi, hanya untuk mengerjakan tugas bersama. Atau, sesekali hanya sekedar dikunjungi oleh murid yang kena hukuman pada hari itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ArkanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang