Andre tetap bersikeras pada akhirnya, membuat Tiara menyerah dan mengajaknya masuk ke rumah.
Di sana, Ryan sudah lebih dulu duduk di sofa ruang tamu bersama Nana yang terus menempel daritadi.
Sontak, Nana beralih ke sang Ayah dan menyambut penuh senyuman.
Ryan sedikit kesal melihatnya."Dia datang untuk Nana dan Nino," jelas Tiara singkat agar tidak terjadi kesalahpahaman.
"Kalau begitu bisa kau buatkan minuman untuk kami?" pinta Ryan halus sambil menatap tajam mata Tiara.
"Eee ... Andre akan menjaga anak-anak, jadi Kakak ikut denganku," ucap Tiara asal, tetapi sudah menarik Ryan lebih dulu dari duduknya.
Ryan berusaha menolak, namun Tiara sekuat tenaga mencegahnya pergi. Karena ia sendiri tahu apa yang akan kakaknya lakukan jika ia tidak ada.
"Kau pergi saja bersama Nana, kenapa harus mengajakku?"
"Kakak banyak bicara sekali," sindir Tiara sebagai balasan.
Dibelakang, Andre hanya melihati mereka tanpa bisa menyusul ataupun menyapa Ryan seperti dulu.
Persahabatan yang terjalin selama 20 tahun dengan Ryan sudah berakhir setelah perceraian itu."Bagaimana kabarmu sayang?" tanya Andre mengalihkan pikirannya untuk putri kecilnya.
"Baik, kalau Ayah?"
"Ayah juga baik. Oh ya, di mana Nino? Dia sedang tidur?" Andre bertanya sembari celingak-celinguk mencari keberadaan putranya.
"Nino di kamar lagi main. Tapi, Ayah jangan tinggalin Nana di sini ya, juga jangan ke Nino!" Cegah Nana yang bergelayut manja dileher Ayahnya.
Sementara, Andre hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis. Selang berapa menit, Ryan datang lebih dulu setelah meninggalkan Tiara di dapur diam-diam.
Ia lalu meminta Nana pergi membantu Ibunya dan membiarkan ia berbincang berdua dengan sang Ayah.
"Kau masih punya muka ke sini?" tanya Ryan sinis.
"Terserah abang mau bicara apa, tapi aku harus menemui anak-anakku juga," jawab Andre berusaha tak memancing emosi Ryan.
"Hei, kau bisa bertemu dengan mereka di luar saat Tiara tidak ada. Tetapi, sepertinya kau sengaja melakukannya. Oh, tunggu! Apakah kau masih menyukai adikku?"
Deg!
Jantung Andre seakan hampir copot mendengar pertanyaan tersebut dan Ryan langsung melemparkan decihan singkat karena tahu jawabannya.
Di balik tembok, Tiara pun menguping pembicaraan mereka sejak tadi. Rasanya ia sangat menantikan balasan Andre, padahal tak seharusnya ia penasaran seperti ini.
"Kau benar-benar bajingan, ndre! Harusnya manusia sepertimu tidak pernah lahir di dunia." Harap Ryan penuh kebencian dimatanya.
Sedangkan, Andre terdiam begitu lama. Sebelum akhirnya Tiara datang dengan nampan berisi dua cangkir teh hangat untuk mereka.
Senyuman lebar wanita itu berikan ditengah situasi memanas antara Kakak dan mantan suaminya."Maaf aku lama membuatkannya," ucap Tiara buru-buru menyajikan minuman ke meja.
"Tidak papa, makasih," balas Andre yang segera meneguk teh miliknya.
Tiara kemudian duduk diantara mereka, menjadi penengah seperti dulu. Padahal, biasanya sang Kakak yang akan berada ditengah untuk menghentikan perdebatan ia dan Andre.
Ternyata, banyak yang berubah dalam kehidupan mereka.
"Jangan bertengkar! Kumohon," pinta Tiara, kemudian menundukan kepalanya dan menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wanita Lain : Di Antara Kita
Roman d'amour"Aku mencintaimu," kata pria itu lembut untuk wanita di hadapannya. "Kau sudah punya istri, kau seharusnya malu mengatakannya." ~~~~ Setelah perceraiannya dengan Andre, Tiara kembali memulai hidupnya bersama kedua anaknya. Namun, hati dan ingatanny...