Bab 3 - Sakit

0 0 0
                                    

Toko milik Tiara kian ramai seiring hari menjelang sore. Demikian, Tiara yang mulai kewalahan menghadapi banyak pelanggan yang memesan kain, entah untuk acara ataupun sekedar iseng.

Namun, beberapa saat kemudian Tiara melihat sosok yang tidak asing sedang berada dalam antrian panjang tokonya.

Ia adalah mantan mama mertuanya, tante Rida yang sekarang bersama istri Andre, Siska.

Aneh sekali, Tiara sampai tak habis pikir bisa bertemu lagi dengan mereka setelah beberapa bulan.

"Ara!" seru tante Rida yang mengetahui keberadaan Tiara di sana.

Tiara mau tidak mau mendatanginya karena terlanjur menengok. Padahal, jelas sekali Siska tidak akan suka jika ia berhubungan dengan mantan mama mertuanya.

"Tante tumben beli kain di sini, gimana kabarnya?" Basa-basi Tiara saat sudah berhadapan.

Namun, tangan yang selalu menenangkan dirinya disaat terpuruk
dulu langsung menyentuh pipinya dengan sangat lembut.
Bagi tante Rida, Tiara tetaplah putrinya. Ia pasti merindukannya setelah tak bertemu cukup lama.

Bahkan, sampai sekarang Tiara masih ingat perkataan tante Rida saat Andre melamarnya dulu.

"Kau akan bahagia bersama putraku." Ulang ucapan itu di memori otak Tiara.

Sayang sekali semua tidak terwujud, Tiara dan Andre malah berpisah seusai menjalin rumah tangga selama 10 tahun, waktu yang tergolong sangat singkat.

"Bagaimana kabarmu?" tanya tante Rida.

"Aku baik-baik saja, tante bisa melihatnya, bukan?" balas Tiara mengembangkan senyum manisnya.

Tante Rida mengangguk senang, begitu pula Tiara yang ikut terbawa perasaan gembira melihat mantan ibu mertuanya tersebut.

"Tante ke sini untuk membeli beberapa kain katun warna merah, apa tante bisa memesan di sini?"

"Tentu saja, kenapa bertanya seperti itu?"

Tiara lalu meminta tante Rida dan Siska menunggu sebentar karena ia akan segera mengambilkan kain yang dibutuh.
Tak perlu banyak waktu, Tiara memperlihatkan kain katun yang dicari.

"Apa tante mau yang seperti ini? Bahannya cukup lembut," jelas Tiara.

"Boleh, apa Ara punya warna putih juga?"

"Tentu, aku cari dulu."

Tiara pun bolak-balik ke gudang hanya untuk kain yang diminta oleh tantenya.

"Tante beli yang ini dan ini," ungkap tante Rida akhirnya setelah menemukan kain yang paling cocok baginya.

Tiara pun segera membungkusnya dan menghitung total seluruh kain.
Tak berapa lama, tante Rida memberikan sebuah undangan kepada Tiara yang masih sibuk dengan kalkulatornya.

"Tante mau ngadain acara kumpul-kumpul sambil ngenalin Siska ke keluarga besar nanti. Kalau Ara bisa, Sabtu dateng ya," ujar tante Rida yang membuat Tiara cukup lama terhening.

Disamping itu, Siska melemparkan senyuman sinis. Rasanya ia benar-benar senang melihat wajah Tiara saat ini.

"Kalau bisa mbak harus dateng, bawa anak-anak juga gapapa," timpal Siska setelah menyentuh punggung tangan Tiara dengan pelan.

Tiara melirik sekilas kearah Siska dan menggenggam tangan Siska kemudian seraya tersenyum manis.
Siska sendiri agak terkejut menerima respon santai dari Tiara.
Padahal, ia kira Tiara akan syok dan sedih.

"Tentu, aku akan datang," balas Tiara antusias.

Tidak dengan Siska yang masih heran, kenapa Tiara begitu tenang dan tidak cemburu sama sekali pada dirinya?

Wanita Lain : Di Antara KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang