Seperginya tabib dari kamar putranya Yu Ziyuan segera masuk menggantikannya, di sana sudah ada Jiang Yanli yang sedang mengusap rambut adiknya dengan lembut. Keadaan Jiang Cheng cukup membuatnya meringis, wajahnya pucat dengan mata sayu.
"A-Cheng, kau baik-baik saja? Dimana yang sakit?" Melupakan seluruh rasa marahnya, dia lebih mengkhawatirkan keadaan putranya.
"Aku tidak apa-apa ibu, hanya sedikit pusing"
"A-Li ambilkan kompresan untuk adikmu, aku akan menjaganya."
"Baik ibu" Jiang Yanli pergi keluar dari kamar
Yu Ziyuan menggantikan Jiang Yanli duduk di tepi ranjang, mengusap dahi putranya dengan sayang dan memperhatikannya dengan instens. Jiang Cheng sedikit bingung dengan yang dilakukan ibunya sekarang, dia berperilaku lebih lembut dari biasanya.
"A-Cheng mari kita bicara serius." Jiang Cheng yang mendengar itu mendudukkan dirinya
"A-Cheng, jawab aku apakah kau masih sangat menyukai Lan Xichen?" Jiang Cheng terdiam.
"Jujurlah nak, apa yang sebenarnya terjadi di antara kalian?"
"Tidak ada ibu, kami baik-baik saja."
Yu Ziyuan menarik Jiang Cheng ke dalam dekapannya dengan cepat, mengeratkan pelukannya.
"Jujurlah, kisah yang sebenarnya adalah dulu kau hanya salah paham. Lan Xichen tidak menyukaimu dan hanya menganggapmu adiknya, dan kau salah paham." bahu Jiang Cheng bergetar mendengarnya.
"A-Yin, kau adalah hal yang berharga bagiku, tidak ada yang boleh menyakitimu termasuk alpha sepertinya."
"Jangan menangis! Jiang Wanyin, kau tidak boleh sepertiku! Kau layak di cintai dan kau itu sempurna juga luar biasa."
"Apa ada omega yang sepertimu, dilahirkan dengan darah dominan juga darah keluarga Jiang mengalir di dalam dirimu."
Yu Ziyuan masih memeluk Jiang Cheng yang terisak pelan di bahunya, anak itu merasa perkataan ibunya benar-benar menusuk hatinya karena itu sebuah kebenarannya.
"Persetan dengan Wei Wuxian yang ada di atasmu, dia hanya seorang beta dan kau omega!"
"Mengerti? Hapus air matamu, dan bicara pada ayahmu untuk memutuskan semua hubunganmu dengan Lan Xi-"
Tok tok!
Lan Xichen yang daritadi menguping pembicaraan ibu dan anak itu tanpa sadar ingin memotong perkataan Yu Ziyuan itu, dia seolah tidak ingin hal itu terjadi dan tidak rela melepaskan Jiang Cheng yang sudah di ikat olehnya.
"Bibi Yu, kau disini?" Lan Xichen mencoba untuk ramah pada wanita berjubah ungu indah itu.
Wajah Yu Ziyuan menampilkan ekspresi merasa terganggu, bagaimanapun dia sedang bicara hal penting dengan putranya. "Ya, putraku sedang sakit tentu saja aku menemaninya."
"Ah iya, kalau begitu bolehkah aku ingin..."
"Baiklah, kalau begitu A-Cheng ingat apa yang ku bilang tadi. Pikirkan baik-baik." Yu Ziyuan melepas pelukan mereka, mengusap rambut hitam Jiang Cheng lembut.
"Oh iya Xichen, tolong kau keluarkan feromonmu sedikit demi sedikit untuk menenangkan A-cheng agar dia sedikit lebih rileks." Lan Xichen hanya mengangguk dan tersenyum lembut.
Kamar itu hening tidak ada suara, Jiang Cheng masih mendudukkan dirinya sambil bersandar di kepala ranjang. Sedangkan Lan Xichen duduk di tepi ranjang sambil menatapnya dengan intens.
"Berbaring saja, kau pusing bukan?" Lan Xichen mencoba untuk membuka pembicaraan mereka.
"Uhm" Jiang Cheng dengan lemah hanya mengiyakan, berbaring dengan lambat di bantu Lan Xichen.
KAMU SEDANG MEMBACA
different destiny
FanfictionWei wuxian kembali hidup lagi di waktu dia masih remaja dulu, bertemu dengan dunia yang sama tapi keadaan yang berbeda. ABO