chap 6

13 4 0
                                    

Belva benar-benar merasa asing dengan Nakula. Laki-laki itu tak pernah sekalipun mau meliriknya, padahal dulu mereka berjanji akan kembali menjadi teman baik. Tapi kini semuanya terasa begitu canggung.

Hari ini adalah hari terburuk bagi anak kelas X MIPA 3. Karena hari ini mereka akan melaksanakan Ulangan Kimia.

Ulangan ini menggunakan kode dimana satu deret setiap barisan akan sama soalnya. Kebetulan Belva , Bily dan Mavda satu deret jadi mereka mendapatkan soal yang sama. Sedangkan Pingkan, Beben dan Nakula mendapatkan soal yang sama juga.

Selama Ulangan Kimia Belva sama sekali tidak menyentuh handphone nya. Tidak seperti teman-teman nya yang lain.

"Bel, lihat dong." ucap Mavda membuat Belva memperlihatkan kertas jawabannya.

Tak sengaja mata Belva melirik ke arah Nakula yang tengah menatapnya, entah apa arti tatapan itu.

Hingga akhirnya ulangan Kimia telah berakhir dan Belva baru membuka handphone nya.

Nakula Mahendra
∅ Pesan ini telah dihapus

Belva mengerutkan keningnya, sepertinya tadi Nakula berusaha menghubungi Belva namun gadis itu tak tahu. Ah, Belva jadi merasa benar-benar bersalah, jadi itu kah arti tatapan dari Nakula.

----

Hari ini adalah tanggal 1 Rajab, dan kebetulan kelas X MIPA 3 tengah ada mapel PAI.

"Jadi anak-anak kita akan membentuk kelompok." ucap Pak Fatah.

"Kok dari kemaren buat kelompok terus sih? Padahal dulu waktu SMP kaga pernah." protes Pingkan dengan cemberut.

Beben di belakangnya pun menyahut. "Berarti SMP lo yang kurang kreatif."

Akhirnya kedua sejoli itu pun berlanjut berbincang-bincang seakan-akan dunia milik berdua.

"Kelompok 1, Bily, Anisa, Dinda, Pingkan dan Agus."

"Lah kita kepisah nih Ping?" ucap Belva sambil cemberut, sepertinya Pak Fatah sengaja memisahkan kami berdua.

"Kelompok 2, Killa, Via, Ega, Riska, Satrio dan El."

"Duh firasat gue gak enak." ucap Belva pelan.

"Kelompok 3, Mavda, Rere, Sely, Niken, dan Bintang."

Dada Belva semakin berdebar kencang.

"Kelompok 4, There, Dita, Adit, Beben, dan Siti."

Deg

"Yhahaha pasti Belva sama Nakula nihh." ucap Pingkan membuat Belva semakin ketar ketir.

"Kelompok Terakhir, Azzis, Rika, Putri, Nakula dan Belva."

Deg

Rasanya campur aduk, antara senang dan kesal.

Akhirnya mereka duduk sesuai kelompok mereka. Tiba-tiba pak Fatah datang ke bangku mereka dan bertanya kepada Nakula.

"Nakula kamu puasa?" ucapnya membuat Nakula mengangguk sambil tersenyum.

"Belva kamu puasa juga?"

Belva menggeleng sambil cengengesan. "Gak pak heheh."

Tiba-tiba Nakula menyahut membuat Belva refleks menepuk paha laki-laki didepannya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Belva & DunianyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang