Ini adalah rekor terlama Karisma bisa berada jauh dari pandangan ibunya dan berdekatan dengan orang-orang. Sudah hampir satu bulan, Karisma bekerja dan ternyata tidak seburuk apa yang dipikirkan oleh dirinya dan sang ibu. Dia cukup baik-baik saja.
"Ibu lagi siapin bekal buat Karisma?" tanya Karisma ketika menghampiri sang ibu yang masih sibuk di dapur.
Ibunya mengangguk. Ini sudah menjadi rutinitasnya menyiapkan bekal untuk putri tercintanya berangkat kerja, karena Karisma anti dengan beberapa makanan dari luar. Tidak terbiasa.
"Ibu mau berangkat ke pasar? Kemarin, kan kata dokter harus istirahat yang cukup." Karisma melihat beberapa wadah bekas adonan yang sudah berada di wastafel. Tentu hari ini ibunya akan berjualan lagi, walaupun kemarin hampir pingsan.
Ranti memasukkan wadah bekal ke dalam tas kerja Karisma yang sudah terletak di sana. "Ibu udah minum obat. Sudah, ya, jangan cemaskan ibu."
Kemarin, dia tidak sempat memberitahu beberapa tetangganya yang juga berjualan di pasar untuk tidak memberitahu putrinya bahwa dia hampir pingsan. Alhasil, Karisma akan menjadi cemas seperti ini.
"Ibu mending berhenti jualan aja, ya. Lagian gaji Karisma cukup tinggi. Sangat cukup untuk biaya hidup kita dalam sebulan," pinta Karisma. Gaji di perusahaannya sekarang diatas rata-rata gaji UMR perusahaan lainnya dan bonus pun jauh dari perkiraannya. Tidak aneh jika persaingan masuk ke perusahaan tersebut sangat sulit.
Ranti menggeleng lemah. "Ibu bakal bosan kalau di rumah terus. Seenggaknya, kalau ibu di pasar bisa ngobrol sama teman-teman pedagang lain," ujar Ranti. "Kalau di rumah ibu bakal terus khawatir sama kamu," Lanjutnya lirih.
Ranti mengira anaknya hanya akan bertahan dalam jangka waktu seminggu, mengingat Karisma sangat anti sosial. Namun, anaknya mulai terlihat ceria semenjak bekerja. Karisma sering berkata jika dia sudah memiliki beberapa teman dan senior yang baik kepadanya.
"Semoga ini adalah titik pulihnya kehidupan kita. Dan kita bisa hidup dengan normal lagi tanpa ada kecemasan apapun," ujar Ranti kepada Karisma. Namun, ada beberapa hal yang memang masih berat dan dicemaskan olehnya.
Karisma memeluk ibunya hangat. "Karisma juga nggak nyangka bakal bisa hidup kayak orang lain."
Bukan hanya ibunya yang menyadari jika dia sedikit berubah, Karisma pun merasakan kehidupannya sudah akan mendekati normal. Tidak ada lagi kecemasan jika bercengkrama dengan orang lain dan tidak ada lagi ketakutan seperti apa yang dirinya alami sebelumnya.
-0-0-0-
"Heh, gue punya bad news!" bisik Wena kepada beberapa rekannya yang sedang berkumpul di pantry, fasilitas yang disediakan oleh perusahaan untuk karyawan yang setiap pagi menikmati secangkir kopi sebelum mulai bekerja.
"Apaan? Cepetan deh, Wen. Kebanyakan iklan lo," kesal Nadin kepada Wena. Kebiasaan temannya itu adalah suka menjeda sesuatu padahal lawan bicaranya sudah kepo setengah mati.
Wena menghirup napas dalam. Darisana terbukti bahwa kabar ini memang sangat buruk.
"PAK RAKSA BALIK!" Setelah mengatakan itu, Wena langsung menyeruput kopi milik Nadin. Dia butuh asupan pagi setelah mendengar berita buruk ini.
"Lo tahu darimana? Bukannya dia ngurusin perusahaannya buat setahun yang di luar negeri?" tanya Penti.
Mereka sempat iri kepada Karisma, karena baru sehari bekerja di perusahaan itu, sosok CEO yang menyeramkan di sana tiba-tiba harus mengurus perusahaan cabang di Singapura. Karisma cukup menjadi pembawa keberuntungan dan sepertinya masa berlaku jimat itu sudah habis sekarang.
![](https://img.wattpad.com/cover/208079511-288-k814864.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Of Love
RomancePria bertahta dan berkuasa seperti Raksa Angka Wijaya, tidak mau mengenal cinta. Baginya, cukup satu kali dia mengenal cinta. Raksa adalah seorang atasan yang sangat dikagumi sekaligus ditakuti oleh karyawannya karena sifat dingin dan galaknya. Hal...