"Bukan gitu, Pak. Tapi emang minum sambil berdiri nggak baik, makanya saya belum minum. Masa saya jongkok juga, kan?" ujar Karisma. Kenapa menjadi percakapan panjang seperti ini? Padahal Karisma hanya ingin pria itu menyingkir dan memberinya jalan untuk keluar.
"Mau saya pangku?"
Karisma hampir menjatuhkan gelas yang berada di tangannya ketika mendapatkan pertanyaan super konyol mendekati mustahil tersebut. Karisma dengan jelas mendengar Raksa melontarkan pertanyaan tersebut dengan mata pria itu masih menatapnya. Entahlah, tatapan Raksa kali ini sangat aneh dan tidak pernah Karisma dapatkan ketika di kantor.
Raksa menahan sudut bibirnya melihat Karisma yang terdiam dan mengalihkan tatapannya, karena sedari tadi Raksa memfokuskan matanya menatap wanita itu. Benar, dia sangat penasaran menatap Karisma dari jarak sedekat ini, karena biasanya dia hanya melihat wanita itu melapor saja di hadapannya. Bahkan, ketika melihat Karisma saja, Raksa selalu saja dikejutkan dengan kehadiran Panji.
"Pak... saya udah ditunggu sama Mbak Penti. Boleh saya... lewat, Pak?" tanya Karisma memberanikan dirinya untuk meminta Raksa menyingkirkan tubuh tegapnya dari jalan untuk keluar dari dapur berbentuk pantry tersebut. Bohong jika dirinya tidak merasakan jantungnya berdegup sangat kencang, apalagi melihat pria yang selalu dipuji tampan ini berada di jarak beberapa sentimeter saja dari wajahnya.
Kenapa Raksa semakin mendekat saja kepadanya? Apa pria itu kerasukan hantu konstruksi jadi sedikit gila malam ini?
"Kalo saya nggak mau gimana? Minum kamu aja belum kamu minum lagi, tuh!" ucap Raksa yang malah semakin mendekatkan wajahnya menatap Karisma yang sudah memegangi gelasnya semakin erat, karena takut jatuh dan malah menimbulkan suara mengundang seluruh penghuni vila melihatnya dengan Raksa berada di posisi seperti ini. Bisa diintrogasi dua hari dua malam oleh ketiga temannya.
Karisma mencoba memundurkan tubuhnya, walaupun nyatanya tubuhnya malah menabrak lemari di belakangnya. Kenapa pantry ini sangat sempit, rutuk Karisma.
"Saya mau minum di kamar saja, Pak. Pak Raksa mau minum juga? Kayaknya bapak sedikit aneh," uca polos Karisma.
Raksa terkekeh. Aneh? Ayolah, dia juga memang merasakan tindakannya tidak sinkron dengan logikanya.
"Aneh gimana, hm? Saya emang biasanya gimana?" tanya Raksa menatap Karisma semakin lekat. Wanita ini kenapa sangat menarik di mata Raksa. Apa benar kata Panji jika dirinya mulai tertarik kepada asistennya itu?
"Galak. Kalo kayak gini, saya makin takut sama bapak," ujar Karisma polos.
Sontak Raksa kembali terkekeh. Apa sekarang wanita itu sedang memberitahunya bahwa selama ini dirinya ditakuti dan galak? Kenapa mendengar dari Karisma malah membuat Raksa gemas sendiri.
"Kar, ditungguin sama trio gibah di depan tuh!"
Ucapan seseorang sontak membuat Raksa memundurkan sedikit tubuhnya dari Karisma. Namun, berbeda dengan Karisma yang seperti mendapatkan mata air di tengah gurun. Panji si penyelamat Karisma. Ayolah, Karisma hampir ingin menangis karena diuji dengan keanehan dadakan dari bos galaknya itu.
"Eh, lo kenapa kayak yang abis lari maraton gitu, Kar?" tanya Panji yang sudah mendekat ke posisi dua orang disana. Dia melihat Karisma dan lanjut memerhatikan sahabatnya yang entah kenapa terlihat aneh malam ini.
"Kalian lagi bahas kerjaan apa gimana? Kenapa kayak deket banget gitu, ya?" tanya Panji yang semakin curiga dengan situasi dua sejoli di sana. "Lo sengaja memblokade jalan keluar Karisma atau emang itu posisi yang kalian setujui buat bahas kerjaan?" lanjut Panji yang melihat tubuh Raksa menghalangi sepenuhnya jalan keluar.
Mendengar hal tersebut membuat Raksa menyingkirkan tubuhnya untuk membuka jalan keluar dari sana. "Memblokade apaan, lagian dia aja nggak keliatan gue halangi juga, kan?" ujar Raksa melirik ke arah Karisma sekilas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Of Love
RomantizmPria bertahta dan berkuasa seperti Raksa Angka Wijaya, tidak mau mengenal cinta. Baginya, cukup satu kali dia mengenal cinta. Raksa adalah seorang atasan yang sangat dikagumi sekaligus ditakuti oleh karyawannya karena sifat dingin dan galaknya. Hal...