#8. Gunung es di musim panas

2 0 0
                                    

3 tahun lebih mengenyam pendidikan di jurusan astronomi membuat Liora tau bahwa semesta ini beragam isi nya .
Bumi dan pelanet lain nya akan berputar mengelilingi matahari ,membuat sebagian belahan bumi bertemu dengan yang namanya malam .

Seperti itu lah hidup ,akan terus berputar terkadang terang dan terkadang mendapatkan kegelapan .
Tapi jika kita tengah berada di titik tergelap dalam hidup kita ,bukan berarti ini adalah akhir dari segala nya .akan ada suatu hari nanti di mana titik tergelap kita akan berubah menjadi terang .

Seperti sekarang ini ,Liora mungkin tengah ada di titik tergelap nya namun ia tak pernah mengeluh .alasan nya karna mengeluh hanya akan membuang tenaganya saja tanpa merubah apaun .jadi dari pada mengeluh lebih baik berusaha mengubah titik gelap nya .

"Semakin lama kanker nya semakin menggerogoti tubuh ibu ,satu satu nya cara hanya leukimia !" Liora membuang nafas gusar nya setelah mendengar penjelasan dokter .

Liora dan ibu nya datang untuk kontrol penyakit yang di derita ibu .Liora hancur ketika dokter mengatakan fakta bahwa ibu semakin memburuk ,Lioara tau bahwa kanker ini bukan penyakit biasa .terlalu bahaya.

"Ibu lebih baik fikirkan lagi untuk segera melakukan pengobatan tingkat selanjut nya !" Liora dan ibu nya hanya mengangguk an kepala mereka tanda mengerti dengan apa yang di sarankan oleh dokter .

Liora dan ibu nya keluar ruangan dan pergi menuju tempat obat yang harus di tebus .

"Ibu duduk di sini dulu ,biar aku yang tebus obat nya !" ujar Liora sembari mendudukan ibu di kursi tunggu .

Liora pergi menuju tempat untuk menebus obat ,namun di sana antrian cukup panjang hingga Liora harus duduk sambil menunggu resep nya selesai di buat .

Ia menatap kosong ujung sepatu nya ,isi kepala nya carut marut takut jika apa yang delama ini ia takut kan terjadi .
Bagai mana jika ibu pergi meninggalkan Liora jauh ,hanya ibu satu satu nya tempat Liora pulang .tak akan ada lagi sandaran untuk nya di kala lelah dan gak ada lagi uluran tangan ketika ia terjatuh .hanya ibu yang ada untuk nya .

Sudah sejak lama Liora membujuk ibu untuk melakukan kemo ,Liora rela cuti kuliah dulu asal ibu bisa melakukan pengobatan yang terbaik .namun nyata nya ibu tetap keras kepala dan memilih berobat jalan saja ketimbang kemo kata nya .

"Uang nya mending di pake buat keperluan kuliah kamu ,ibu gak apa apa pasti sembuh !"

Liora merasa semakin bersalah ,ibu nya mengorbankan pengobatan hanya demi kuliah nya yang memakan banyak biyaya .sebenar nya Liora lebih baik tidak kukiah ketimbang harus mengorban kan ibu nya sendiri .namun setiap orang tua selalu menginginkan yang terbaik untuk anak nya ,begitupun dengan ibu Liora yang menginginkan anak nya sukses .

"Atas nama Erista !" panggilan dari loket obat obatan menarik Liora dari dunia lamunan .

Ia sgera berdiri menebus obat untuk ibu nya lalu pergi dari sana ,tadi Liora meninggalkan ibu nya di Lobby jadi ia harus segera kembali .

Liora berjalan menghampiri ibu nya yang masih duduk di kursi lobby "maaf ya bu lama ,soal nya antri !"

"Gak apa apa ,ayo pulang !" jawab ibu

Liora mengangguk lalu menuntun ibu untuk berdiri ,mereka keluar dari pintu kaca rumah sakit .namun satu hal yang tak Liora sadari adalah ,Aksa ada di sana melihat dengan jelas Liora menuntun ibu nya lergi meninggalkan rumah sakit .

"Ibu nya sakit ?" monolog Aksa

Jelas Aksa langsung mengira ibu nya Liora sakit karna wajah wanita paruh baya itu terlihat pucat dan bagai mana Liora menuntun nya dengan hati hati jelas terlihat memperlakukan orang yang lemah .

Purnama Dan Semesta | Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang