5

18 3 5
                                    

Mir mendengus kesal sembari menatap jam tangannya, kakaknya selalu saja berhasil membuatnya marah. Lauren tahu hubungannya dengan Byla sedang tidak baik, tapi Lauren tetap saja memaksa Mir untuk pergi belanja dengan Byla. Tapi Mir cukup senang mengetahui alasan belanja besar – besaran itu, malam ini ibunya akan membuatkan hidangan bagi perpisahan Mike. Penyanyi terkenal dan tampan yang menyebalkan itu akan kembali kekota dan meninggalkan Byla. Mir berani taruhan, sehari Mike pulang kekota akan ada gosip ia dekat dengan wanita lain yang Mir harapkan wanita itu adalah artis super cantik dan super sexy yang akan membuat Byla minder dan meninggalkan Mike. Mir menepuk dahinya dan menepis jauh – jauh pikiran buruknya. Jika Byla tersakiti, ia juga akan sakit sayangnya selama ini dialah yang sukses membuat Byla sakit.

"Kenapa kau memukul dahimu sendiri?" tanya Lauren yang tiba – tiba muncul.

"Ada nyamuk," jawab Mir sekenanya.

"Pergi belanja dikota ya," kata Lauren mengacuhkan adiknya yang bersikap aneh.

"Ke kota? Itu kan jauh sekali kak!" protes Mir, "Kau mau mengacaukan hari mingguku yang indah?"

"Jangan mengeluh, sekalian jalan – jalan kan daripada kau mengurung sendirian dikamar dan membuat baju yang tidak pernah aku lihat," sindir Lauren.

"Baju itu bukan untuk kakak, jadi tidak aku perlihatkan pada kakak," balas Mir sambil memajukan bibirnya.

"Ah... sudahlah. Ini uang dan daftar belanjaannya ah dan juga kunci mobil ayah," Lauren menyerahkan uang, daftar belanjaan dan kunci mobil, "Ingat hati – hati."

"Iya, iya," Mir melambaikan tangan dan pergi keluar dimana Byla sudah menunggu dengan ibunya yang ribut mendandani Byla.

"Ibu, aku hanya akan pergi belanja tidak perlu dandan," kata Byla yang dengan pasrah didandani oleh Nyonya Hans.

"Apanya yang tidak perlu?" tanya Nyonya Hans, "Kau harus terlihat cantik, jangan membuat Mike malu."

"Ibu,," panggil Mir jengkel, "Aku tinggal kalau masih lama."

"Sudah selesai kok," Nyonya Hans mendorong Byla menuju mobil.

"Aku pergi dulu bu," kata Byla sambil melambaikan tangannya.

"Hati – hati," balas Nyonya Hans.

Mir tidak menengok kepada Byla sama sekali ketika Byla sudah duduk disampingnya. Ia langsung saja menjalankan mobilnya dan melaju.

Suasana dalam mobil terasa dingin, keduanya hanya saling diam tanpa adanya obrolan. Padahal perjalanan masih jauh dan baru saja mulai. Byla melirik pada Mir yang masih saja setia dengan wajah galaknya. Byla mendesah kecewa dan kembali menatap jalanan didepannya sembari memegang jepit rambut kupu – kupu yang dipakaikan oleh Nyonya Hans.

"Kalau tidak suka lepas saja," kata Mir, "Ibu juga tidak ada disini kan."

"Tidak, aku akan memakainya sampai pulang nanti," balas Byla.

Kembali, suasana menjadi hening. Byla yang sepertinya tidak tahan dalam keadaan sunyi yang terus menerus memberanikan diri berbicara.

"Kau tahu tidak, aku bermimpi aneh dua hari yang lalu," kata Byla.

"Apa hubungannya denganku?" tanya Mir, dingin.

"Tidak ada, aku hanya ingin bercerita," jawab Byla, "Aku bermimpi seseorang mencium keningku dan mengatakan sebuah kalimat yang tidak aku dengar dengan jelas."

Mir tersentak kaget dan menginjak rem saking terkejutnya. Mobil berhenti mendadak dan membuat Byla jantungan.

"Kenapa sih?" tanya Byla.

It Is LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang