Hal pertama yang terlintas di pikiran Lindu adalah segera meraih handuk untuk menutupi tubuh telanjangnya. Lindu berbalik, kaki kanannya sudah akan bergerak menaiki teras ubin, karena handuk itu diletakkan di kursi malas yang bersebelahan dengan pintu masuk. Tetapi belum juga kaki kanannya menapaki ubin teras, Pak Fajar muncul dari dalam rumah.
"Lho? Masih banyak busanya gitu kok mau naik teras?" tanya Pak Fajar sembari mendorong bahu Lindu untuk turun kembali. Jadi memang keran dan selang itu terletak agak ke depan, dengan pijakan dari batu andesit yang berwarna coklat tua. "Berdiri kamu di situ, Ndu!" Lindu dengan pasrah dan kedua tangannya menutupi batang kontolnya, berdiri sedikit di depan. Pak Fajar lalu mengambil selang dan menyiram tubuh telanjang Lindu.
"Ciye . . . . ciye . . . . udah gede dimandiin . . . . ." seru salah satu art yang tengah berbelanja sayur. Mereka terlihat sibuk menyaksikan Lindu yang tengah dibilas oleh Pak Fajar ketimbang memilih sayuran. Perhatian mereka teralihkan. Abang penjual sayurnya, yang menggunakan motor dengan modifikasi gabungan gerobak, juga tidak keberatan pelanggannya tidak sibuk tawar harga seperti biasanya. Dia ikut menikmati pemandangan di depannya.
Link karyakarsa:
https://karyakarsa.com/aginggie/diperas-4
KAMU SEDANG MEMBACA
DIPERAS
FantasyLindu adalah karyawan baru yang masih masuk masa percobaan. Tetapi ketika masa pengangkatannya menjadi karyawan kontrak tiba, atasannya menggunakan kesempatan itu untuk memeras Lindu.