Lindu Bag. 5 dan 6

1.3K 5 0
                                    

Kali ini meneruskan cerita Lindu yang harus berhadapan dengan Bu RT dan mengalami pelecehan. Chapter 5 dan 6 ini mengandung tema cmnm, thre*s*me, cfnm, humiliation dan an*l s*ks.

Cerita sudah bisa dibeli di lynk.id saya dengan harga 10.000 dengan judul: Diperas 5&6

Untuk yang sudah pernah membeli langsung bisa email ke aginggie.chivaaree@outlook.com dengan disertai bukti pembelian.

jika pernah membeli part 5 ATAU part 6 saja diskon 50%

jika pernah membeli keduanya diskon 90%

Untuk yang baru pertama kali membeli bisa menggunakan kode LINDU02 untuk mendapatkan diskon 20% (voucher terbatas)

Terima kasih.

[***]

Cuplikan Part 5

"Hmmm, ini bekas jahitnya lumayan rapi sih ya kalau Ibu lihat," kata Bu RT masih sambil mengamati batang kontol Lindu, "coba Pak Ramdan, sini," Pak Ramdan yang sedari tadi berdiri pun langsung ikutan berjongkok. Kontol Lindu memang termasuk bagus bentuk dan degradasi warnanya. Tidak jauh berbeda dengan warna kulitnya yang lain. Bekas sunatnya pun rapi.

"Ini beneran ngefek ke rambut kemaluan saya ya, Bu? Soalnya memang saya agak sulit untuk lebatin rambut-rambut area tertentu," akhirnya Lindu yang mulai terbiasa, meskipun masih risih alat kelaminnya dipegang-pegang oleh orang asing, memberanikan bertanya karena penasaran.

"Wah ngaruh banget Nak Lindu." Bu RT semakin bersemangat. Tahu korbannya sudah kena! "Memang agak tipis ya jembutnya," kata Bu RT sembari meraba-raba rambut kemaluan Lindu, kadang disibak dan sedikit ditarik-tarik untuk mengukur seberapa panjang jembut milik Lindu. Namun jari-jari milik Bu RT tersebut tidak berhenti di area rambut selangkangan Lindu saja, jemari gemuk itu terus naik hingga menemukan kedua puting milik Lindu. "Kalau disentuh di sini, geli ya, Nak Lindu?"

"I . . . .iya Bu," Lindu tidak pernah menonton film porno. Alasanya simple, lingkup pergaulannya yang sempit dan juga sayang kuota. Jadi Lindu benar-benar zero experience di kancah aktivitas seksual. Dan dirinya yang dirangsang terus-menerus oleh Bu RT, berakibat kepada batang kontolnya yang mulai tegak, keras dan menjulang menyentuh pusarnya. Bu RT sadar akan hal itu dan semakin bernafsu melihat ukuran kontol Lindu ketika sudah ngaceng, tidak begitu besar, namun tidak kecil juga. Standar. Batang kontol Lindu lurus, tidak bengkok ke bawah, ke kanan atau ke kiri. Benar-benar lurus tegak bagai kayu, dengan kepala kontol yang lebih besar ukurannya daripada batangnya, mirip jamur! Dan terasa sangat keras di dalam genggaman tangan Bu RT. Tetapi berpegang pada prinsip tadi, Bu RT memutuskan untuk tetap berhati-hati. "Apa rambut ketiaknya juga tipis? Coba diangkat tangannya, Ibu mau lihat." Lindu yang sudah merasa nyaman dan sedikit keenakan, memilih pasrah akan diapakan saja oleh Bu RT. Yang penting enak, begitu yang ada di benak otaknya. Sementara itu tanpa Lindu sadari, batang kontolnya sudah dihisap oleh Pak Ramdan ketika Bu RT sudah tidak menggenggamnya lagi. Lain lagi dengan jari-jemari Bu RT yang sudah mulai meraba-raba rambut ketiak Lindu yang tipis, lidahnya menjilati puting kanan milik Lindu. Sementara Lindu sendiri sudah merem melek keenakan.

"Enak ya Lindu, ya?" tanya Bu RT.

Lindu terkekeh malu, dirinya tidak menyangka akan menikmati ini semua. Berbeda dengan apa yang dilakukan Pak Fajar, Bu RT justru memanjakannya. "Iya Bu, enak."

"Mau yang lebih enak lagi nggak?"

[***]

Cuplikan Part 6

"Lha kan kamu cowok, Ndu! Buka kaos doang!" ya benar juga sih. Lindu lalu melepas kaosnya. Menyerahkannya kepada Adam. Karena sekarang Lindu shirtless, dirinya mengundang perhatian dari teman-teman kerjanya. Apalagi, Lindu termasuk orang yang memiliki badan bagus. Dada bidang, perut sixpack. Wajahnya memang nggak ganteng-ganteng amat, tetapi Lindu itu menarik. Seperti ada manis-manisnya. "Tangan angkat, Ndu." Lindu lagi-lagi, ingin mendebat. Pemeriksaan ini sudah nggak sesuai jalur, dirinya sudah shirtless, buat apa diperiksa lagi? Toh Adam bisa melihat kalau tidak ada produk yang dia bawa atau sembunyikan dibalik bajunya. Namun lagi-lagi karena lelah, dan ingin cepat kelar, Lindu menurut saja. Diangkatnya kedua tangannya dan ditaruh di belakang kepala, mengeksposed ketiak Lindu yang berambut jarang. Bahkan kalau dilihat dari jauh, tampak mulus karena rambut ketiaknya tipis dan sedikit.

Adam lalu memeriksa Lindu kembali. Karena dirinya homo, meskipun sakit hati ditinggal Pak Fajar, Adam tetap menikmati meraba-raba Lindu. "Ini kamu nggak nyembunyiin apa-apa lagi kan? Ini kayak ada produk coklat kita lagi nih di sini, tanganku kerasa sesuatu," kata Adam ketika menyentuh selangkangan Lindu.

Lindu mendecih sebal, "itu kontolku, Dam!" bisik Lindu pelan dan geram. Dia sebal karena Adam meremas-remas kontolnya.

"Hmm, masak? Coba buka!"

[***]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIPERASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang