Diperas 5

6.1K 34 0
                                    

Bu RT, menggunakan jabatannya untuk memanipulasi Lindu. Diperas! Lindu yang memang tidak begitu banyak pengetahuannya tentang seks, diperdaya oleh bujuk rayu Bu RT.

Cerita ini mengandung adegan seks antara pria dan wanita. Juga adegan seks sesama pria.


Berikut cuplikan ceritanya:


"Ini beneran ngefek ke rambut kemaluan saya ya, Bu? Soalnya memang saya agak sulit untuk lebatin rambut-rambut area tertentu," akhirnya Lindu yang mulai terbiasa, meskipun masih risih alat kelaminnya dipegang-pegang oleh orang asing, memberanikan bertanya karena penasaran.

"Wah ngaruh banget Nak Lindu." Bu RT semakin bersemangat. Tahu korbannya sudah kena! "Memang agak tipis ya jembutnya," kata Bu RT sembari meraba-raba rambut kemaluan Lindu, kadang disibak dan sedikit ditarik-tarik untuk mengukur seberapa panjang jembut milik Lindu. Namun jari-jari milik Bu RT tersebut tidak berhenti di area rambut selangkangan Lindu saja, jemari gemuk itu terus naik hingga menemukan kedua puting milik Lindu. "Kalau disentuh di sini, geli ya, Nak Lindu?"

"I . . . .iya Bu," Lindu tidak pernah menonton film porno. Alasanya simple, lingkup pergaulannya yang sempit dan juga sayang kuota. Jadi Lindu benar-benar zero experience di kancah aktivitas seksual. Dan dirinya yang dirangsang terus-menerus oleh Bu RT, berakibat kepada batang kontolnya yang mulai tegak, keras dan menjulang menyentuh pusarnya. Bu RT sadar akan hal itu dan semakin bernafsu melihat ukuran kontol Lindu ketika sudah ngaceng, tidak begitu besar, namun tidak kecil juga. Standar. Batang kontol Lindu lurus, tidak bengkok ke bawah, ke kanan atau ke kiri. Benar-benar lurus tegak bagai kayu, dengan kepala kontol yang lebih besar ukurannya daripada batangnya, mirip jamur! Dan terasa sangat keras di dalam genggaman tangan Bu RT. Tetapi berpegang pada prinsip tadi, Bu RT memutuskan untuk tetap berhati-hati. "Apa rambut ketiaknya juga tipis? Coba diangkat tangannya, Ibu mau lihat." Lindu yang sudah merasa nyaman dan sedikit keenakan, memilih pasrah akan diapakan saja oleh Bu RT. Yang penting enak, begitu yang ada di benak otaknya. Sementara itu tanpa Lindu sadari, batang kontolnya sudah dihisap oleh Pak Ramdan ketika Bu RT sudah tidak menggenggamnya lagi. Lain lagi dengan jari-jemari Bu RT yang sudah mulai meraba-raba rambut ketiak Lindu yang tipis, lidahnya menjilati puting kanan milik Lindu. Sementara Lindu sendiri sudah merem melek keenakan.

DIPERASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang