[2] ✓ Transmigrated into a Parvenu's Ex-wife in the '90s

C267-270: Apa yang bisa dia katakan? Meniru adalah budaya Cina.

Ibu Duoduo memuji Feng Zeyu sepanjang waktu, sampai-sampai orang itu sendiri pun mulai merasa malu.

“Kakak ipar, ayo makan segera jadi bisa keluar. Kami memiliki sedikit yang harus diurus di Kota Nan.” Dia benar-benar tidak sebaik yang dikatakan Ibu Duoduo. Dia hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang pria.

"Baiklah." Dia sudah protektif padanya. Sepertinya dia sudah cukup menyukainya. Ibu Duoduo berhenti memuji Feng Zeyu dan mulai memuji Shu Yan sebagai gantinya. “Lihat dirimu. Bagaimana kamu begitu kurus setelah memiliki dua anak? Kulitmu juga bagus, adil dan lembut. Bagaimana kamu bisa membuka toko sendiri dan membuatnya menguntungkan sambil memiliki dua anak bersamamu?”

"Tidak ... aku ..." Shu Yan bingung dari pujian dan dengan cepat menggelengkan kepalanya.

“Aku sedang serius. Aku sangat menghormatimu. Aku juga punya anak, tetapi ayah dan ibu mertuaku membantuku. Kamu sudah kerja keras untuk memiliki dua anak dan kamu membuka toko sendiri. Betapa melelahkannya itu. Apakah tidak pernah terpikir olehmu untuk memiliki pasangan yang membantumu dengan sebagian dari bebanmu?”

Subjek melompat begitu tiba-tiba sehingga Shu Yan mengalami kesulitan mengikuti jalan pikirannya.

“Kakak ipar, kamu sedang membakar makananmu di dalam panci,” kata Feng Zeyu sambil memanggil Shu Yan keluar dari dapur. “Bukankah kamu bilang kamu perlu menelepon karyawanmu? Sinyal tidak bagus di dalam rumah. Kamu harus menelepon di luar.”

“Oh… benar. Biarkan aku pergi menelepon.”

Shu Yan berlari ke halaman dan menghela nafas lega. Itulah mengapa dia mengatakan dia tidak baik dengan antusiasme seperti itu.

“Dia bermaksud baik,” kata Feng Zeyu meminta maaf.

"Aku tahu. Hanya sedikit di atas itu saja.” Shu Yan menelepon Zhang Huaxiu dan memberi tahu dia bahwa dia tidak akan kembali di pagi hari tetapi akan masuk pada sore hari. Ketika dia kembali, Ibu Duoduo antusias seperti biasanya tetapi dia tidak membicarakan hal pribadi lagi. Shu Yan menatap Feng Zeyu. Dia pasti mengatakan sesuatu kepada Ibu Duoduo.

“Aku ingin pergi dan mendapatkan pekerjaan juga, tetapi pekerjaan yang bagus sulit ditemukan.” Duoduo semakin tua dan pengeluaran mereka juga meningkat. Dia mendapat kompensasi dari suaminya yang sudah meninggal tetapi uang itu disimpan untuk biaya kuliah Duoduo. Dia tidak bisa menggunakannya.

“Jika kamu punya cukup uang, kusarankan membeli rumah. Kamu bisa mendapatkan uang sewa di samping semua orang, yang pasti akan lebih tinggi daripada bunga dari bank. Juga, Duoduo akan membutuhkan rumah ketika dia menikah. Kamu dapat merombak rumah atau menjualnya dan membeli di tempat lain. Apa pun itu akan menjadi pilihan yang bagus.” Shu Yan merasa bahwa membeli rumah adalah ide terbaik jika seseorang tidak paham bisnis.

Duoduo baru berusia enam tahun tahun ini dan tidak akan lulus selama lebih dari sepuluh tahun dari sekarang. Pada saat itu sebuah rumah akan bernilai banyak. Berapa biaya 10.000 yuan hari ini akan bernilai lebih dari 1 juta yuan saat itu. Seseorang tidak akan pernah mendapatkan sebanyak itu dari bank. Itu bahkan tidak akan membayar sewa.

Melakukan matematika di kepalanya, Ibu Duoduo langsung tergoda. Melakukan bisnis berarti peluang kehilangan uang, tetapi tidak demikian halnya jika seseorang ingin membeli rumah. Ambil contoh saudara perempuannya, dia membeli sebuah rumah di pusat kota beberapa tahun yang lalu seharga 80.000 yuan dan nilainya tidak lebih dari 90.000. Tidak setiap banyak orang bahkan memiliki kenaikan gaji seperti itu.

Makan siang sudah siap lebih awal dan mereka mulai makan jam 10 pagi. Mereka selesai makan pukul 10:30, istirahat sebentar, dan berangkat kembali ke Kota Nan pukul 11 ​​pagi. Mereka tidak tahu kapan Ibu Duoduo melakukannya, tetapi dia memberikan banyak hal kepada Shu Yan.