Kenalan

653 23 4
                                    

Waktu memang bijak mengambil sesuatu yang kita punya agar kita belajar memahami arti kehilangan. Karna yang datang pasti akan pergi cepat atau lambat tergantung waktu yang telah ditentukan dan yang pastinya kita tak tahu rencana waktu tentang semua itu. Tapi aku tak tau mengapa aku tidak pernah bisa melupakan kejadian 3tahun yang lalu, peristiwa yang mengambil satu-satunya orang yang kupunya dan kucintai.

Semenjak saat itu aku menjadi pribadi yang tertutup,pribadi yang tidak pernah mau berinteraksi dengan siapapun terkecuali orang lain yang memulai interaksi padaku, karna semangatku hanyalah ada padanya yaitu ayahku.

Memang, mempunyai banyak teman itu asik tapi tetap saja aku lebih suka sendiri. Oya, aku punya seorang teman yang baru ku kenal di sekolah baru ku ini, namanya icha dia sangat baik kepadaku. Dia adalah satu-sataunya orang yang menurutku mau berteman dengan orang aneh seperti diriku ini dan tidak menganggapku aneh.

Pada awal kita bertemu, kesan awal yang ia katakan adalah, aku anak yang tertutup dan manis. Tentu aku senang dengan ucapannya, dan kesan pertamaku saat mengenalnya adalah dia orang yang ceria, bawel dan menyenangkan. Aku sangat ingat obrolan pertama yang kami bahas saat itu. Dia sangat aneh dan to the poin langsung menanyakan "apa kamu udah punya pacar, atau kau sudah pernah punya pacar?". Ku pikir buat apa dia menanyakan persoalan itu padaku? Apa gunanya baginya? Ah sudahlah tak usah dipikirkan. Aku jawab jujur saja itu lebih baik kan?

Kesokan harinya pada saat bel istirahat aku ditarik dan di paksa olehnya untuk mengikutinya ke suatu tempat, aku tidak mengenal ruangan itu ya maklum lah aku disini baru 5 hari masih perlu menyesuaikan diri untuk menghafal tempat-tempat di sekolah ini.

Kita menunggu kurang lebih 5menit di ruangan itu, dia terus mengecek handphonenya dan terus menggerutu "kemana sih lama banget?" Mungkin dia menunggu pacarnya disini sehingga dia resah seperti itu, aku tak mau ambil pusing aku cukup memperhatikannya saja tak mau menanyakan siapa yang ia tunggu, takut mengganggu privasinya. Tak lama kemudian 2 orang lelaki datang ke tempat itu satu orang bertubuh tinggi, berambut rapi, berkulit putih, agak sipit (keturunan china sepertinya) dan memakai kaca mata minus; dan untuk yang satunya lagi bertubuh pendek,putih,berkumis tipis dan berambut agak acak-acakan, terlihat agak bad boy tapi cute. Hah kesal melihatnya, gemas tapi kupendam sendiri.

Tiba-tiba icha dengan nada kesal berbicara dengan orang yang memakai kaca mata itu,

"Lama banget sih? Keburu bel masuk tau gak-_-" kata icha melampiaskan kekesalannya.

"Hmm maaf tadi abis dari kantin dulu beli makanan ca. Ada apa? Kok kayaknya serius banget sampe ngajakin ketemuan ca?" Kata cowo yang memakai kaca mata itu.

"Dia siapa ca? Ko kayaknya baru pertama kali liat dia ya?" Lanjutnya.

"Nah, mangkanya itu maksud gue ngajak lo kesini itu gue mau ngenalin temen baru gue yg cantik ini ke lu Han, kenalin nih dia namanya Rika, Rika ini Raihan dia temen SMP gue dulu, kenalan dong Rik! Biar kenal, kaku banget sih hahaha" kata icha meledek ku di depan cowo berkacamata itu.

Akhirnya kita berjabat tangan dan bertatapan dia melihatku seperti keheranan entah mengapa reaksinya seperti itu. Adakah yang salah dengan penampilanku? Rambutku? Seragamku berantakan? Atau mulutku yang celemotan abis makan kue? Entahlah aku refleks langsung melepas tangannya setelah itu dan merapihkan bajuku, saat itu aku tidak salting kok, merasa biasa saja tapi agak sedikit aneh dengan tatapannya itu.

Seminggu berlalu dari perkenalanku dengan Raihan dan temannya. Hari minggu datang, hari yang membosankan bagiku seharian dirumah tanpa ada yang mengajakku berinteraksi karna ibu sedang mengurus bisnisnya dan ditengah bosanku aku hanya menatap langit-langit kamar sambil bermonolog.

"Mau ngapain ya hari ini? Mau ngerjain pesenan design gak mood, mau beres-beres udah beres, mau main tapi gak ada yang ngajak, yah karena Icha sekarang ini lagi ngedate sama gebetannya itu. Hmm, kayaknya enakan tidur siang deh. Lagipula lebih baik mimpi daripada bengong kayak gini".

Aku pun langsung ke kamar tak lupa membawa handphone kesayanganku yang selalu sepi, hanya penuh dengan pesan singkat dari operator. Yah maklum lah jomblo. Aku menghempaskan tubuhku keatas tempat tidur sambil menyetel lagu yang kusuka, lalu perlahan memejamkan mataku. Belum sampai 15 menit aku tidur, deringan handphone membawaku ke dunia nyata kembali dan segera mengecek notifikasi yang masuk. Aku kira pesan singkat dari operator, ternyata bukan. Ada 3 pesan yang masuk, kalau dilihat dari nomernya sih sepertinya aku tidak tau itu nomer nomor siapa.

"Mungkin itu icha karena yang punya nomer gue kan cuman icha." ujarku dalam hati.

Ku buka pesan itu pesan pertama isinya hanya "Hai". Pesan kedua aku terkejut saat melihat isinya "Ini aku Raihan yang waktu itu kenalan sama mu senin kemaren Rika". Ku buka lagi pesan ketiga, dan aku kembali terkejut pesan itu berisi "Kamu jangan kaget, aku dapat nomer mu dari icha. Karena aku pengen jadi temen kamu. Boleh kan?"

Seketika aku terdiam dan bingung harus ku balas apa pesan ini. Yasudah aku balas singkat saja karena aku enggak mau buang-buang waktuku cuma untuk kaget dengan kaya beginian. Dan akhirnya kami sering berbalas pesan, hampir setiap hari. Tapi tentunya dia yang memulai. Karena ya kalian pasti tahu bagaimana aku semenjak kehilangan ayah ku, aku gak pernah sedekat ini dengan teman cowo yang baru ku kenal jangankan teman cowo teman cewe yang aku punya saat ini saja hanya Icha, Dila, dan Hanna.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang