Ekstrakulikular

327 19 5
                                    

Semenjak itu entah apa yang aku rasakan pada Raihan dia begitu baik dan perhatian denganku. Aku senang berteman dengannya, tapi yang membuatku tidak nyaman adalah setiap ku bertemu dengannya jantungku berdebar sangat kencang dan membuatku bertingkah aneh, ini seperti dilanda asmara? Entahlah aku kurang paham dengan masalah itu.

Kalau beranggapan ini lebih dari sekedar teman, apakah iya? Kalau sekedar teman mengapa aneh seperti ini?

Icha bilang sih kalau aku dan dia hanya sekedar teman ini sudah melampaui batas, namun kalau di bilang pacaran juga bukan, dia belum menyatakan perasaannya secara langsung kepadaku. Dia adalah tipe orang yang penuh kejutan disetiap pertemuan, perbincangan dan setiap candanya sehingga aku tak bisa menebak-nebak tingkahnya apalagi perasaannya. Mungkin inilah yang dinamakan sahabat.

Satu, dua bulan berlalu. Ceritaku selalu tentangnya karna memang setiap harinya kulalui hari-hari dengannya. Yang membuatku nyaman adalah dia sangat menjaga perasaanku, membuat hari-hariku yang kelam berubah perlahan berwarna.

Namun tak selalu dia menghubungiku. Akhir-akhir ini dia agak sibuk dengan ekskul voli yang diikutinya, sehingga membuat moodnya naik turun saat bicara padaku. Aku maklum dengan keadaanya ini, karena aku tau dia akan mengikuti turnamen antar sekolah yang pastinya membuatnya lelah dan agak menyampingkan obrolan-obrolan kami ini. Ah, sudahlah aku hanya perlu mengerti dan menyemangatinya saat ini.

Oya, ini adalah bulan ke dua aku sekolah disini. Aku masih belum menentukan pilihan akan ikut ekstrakurikuler apa, disini begitu banyak pilihan, namun tiap siswa harus memilih salah satu ekskul yang diwajibkan diantaranya pramuka, PMR dan Paskibra. Kalau pilih paskibra dan pramuka sepertinya fisikku tidak mendukung, mungkin akan ku coba ekskul PMR saja di hari sabtu ini.

Saat aku ikut ekskul itu aku agak sedikit terkejut melihat Raihan, ternyata selain ikut ekskul voli dia juga mengikuti ekskul PMR juga. Hmm, hari pertama aku masuk ekskul ini rasanya seperti bukan aku, aku diminta memperkenalkan diriku dengan terlihat ceria di depan angkatan ku. Tentu itu bukan kemauanku, itu kejahilan kaka kelasku 'ka Friys' namanya. Meskipun diminta seperti itu aku tetap saja memperkenalkan diriku dengan apa adanya aku, hanya yang berbeda ada "sedikit senyuman" di bibir ku. Dan setelah itu aku duduk di daerah yang menurutku enggak bakalan ramai tapi tetap saja tiba-tiba Raihan duduk di samping ku. "Ada apa dengan orang ini? Apakah dia tidak malu?" Kata dalam hati ku.

"Hai, anak baru kan? Aku Raihan ganteng dari XI MIPA 4. Kamu harus mau ya duduk sama aku hari ini, biar serasa sekelas. Bosen kali duduk sama Icha mulu, kali-kali duduk sama orang ganteng. Oke?" ujarnya sambil mengedipkan mata kearahku.

Apa ku bilang, dia penuh kejutan.

Aku hanya menaikkan satu alisku kearahnya lalu memperhatikan seniorku kembali yang sedang menjelaskan materi yang akan dipraktekkan minggu depan.

***
Hari ini adalah hari rabu, hari pertandingan tim Raihan melawan sekolah Bina Bangsa. Aku sudah duduk dengan tenang dibarisan penonton sambil merapalkan doa, tak lupa Icha yang heboh meneriakkan semangat dan menyanyikan yel-yel sekolah kami sedari tadi. Serasa bawa kaleng yang diikat dikaki terus dibawa lari. Hmm.

Raihan melihat kearah kami, senyumnya seolah menyiratkan 'doakan aku ya'.

"ICHA, JAGAIN SEBELAH LO TAKUT PINGSAN NGELIAT GUE" teriak Raihan saat melihat aku yang melongo karna liat dia yang tersenyum.

Icha menengok kearahku, lalu memegang bahuku seolah aku akan benar-benar pingsan karna melihat pesona Raihan. Ya ampun Icha aku gak mungkin segitunya.

"Apaan sih ca?"

"Amanah" ujar Icha sambil tertawa. Akupun ikut tertawa mendengar jawaban singkatnya.

Pertandingan selesai dengan poin 15-13, poin yang sangat tipis sekali. Sekolahku menang dari SMA Bina Bangsa. Berakhirnya pertandingan disambut sujud dengan Raihan atas kemenangannya. Aku menjerit senang saat itu sampai membuat Icha terbengong-bengong karna melihat reaksiku. Aku salah ya?

Pulang hari ini aku diantar Raihan sampai rumah. Selama diperjalanan kami berbincang tentang pertandingan tadi, diselingi jokes Raihan yang kadang lucu kadang bikin kesal. Kesal ingin geplak helmnya dari belakang, hehe. Jujur ini adalah pengalaman pertamaku diantar pulang sama laki-laki, begini rasanya. Takut, senang, dan nyaman jadi satu. Takut dimarahi ibu karna sudah malam pulangnya, senang karna Raihan menyempatkan untuk mengantarku pulang dan nyaman karna aku tak perlu takut dijalan, diantar Raihan berarti aku akan merasa dilindungi.

***

Dua minggu berlalu setelah aku masuk ekskul PMR aku di beri tau Raihan bahwa dia keluar dari ekskul voli setelah menyelesaikan pertandingan volinya minggu lalu dan lebih memilih ekskul PMR, dia gak bilang apa alasannya resign dari ekskul itu. Tapi dengar-dengar sih dia capek dan gak mau buang-buang waktu dengan latihan tiap hari karna setelah latihan pasti capek dan motivasi belajar dirumah pasti menurun dia gak mau ambil resiko seperti itu.

Dan di dua minggu aku masuk ekskul ini juga banyak cowo yang menyukai aku termasuk ka Friys dan teman-temannya karena menurut mereka aku adalah adik kelas yang cantik, pintar, lucu dan sulit ditebak karna pendiam, mungkin cenderung cool kali ya. Aku sempat berfikir
"kenapa mereka suka aku dari itu? Sepertinya mereka salah menilai" pikirku.

Nomer ku menjadi incaran sekarang tapi untunglah yang punya nomerku hanya Raihan dan Icha, jadi mereka mendekati aku secara langsung, tidak lewat sosial media atau pesan singkat. Bahkan yang membuatku bingung dan pusing ada yang langsung menyatakan perasaannya padaku, namun akhirnya ku tolak karena aku ingat pesan mama "jangan pacaran dulu, mama gak mau liat anak kesayangan mama ini terluka hatinya".

Akibat ulah kaka kelas yang banyak mendekati aku itu, Raihan sempat menantang dan menghajar kaka kelas ku sampai kena kasus dan dipanggil guru BK (bimbingan konseling). Aku sempat kasihan melihat Raihan yang bonyok dan kena kasus demi melindungi aku begitu tapi aku bisa apa untuk membantunya? Aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk membantunya. Namun, setelah di panggil oleh guru BK akhirnya Raihan dan kaka kelasku saling memaafkan. Syukur Alhamdulillah lah jadinya aku tidak perlu repot-repot memisahkan mereka. Dari situ aku berfikir apakah Raihan begitu sayang padaku Sampai dia rela menghajar kaka kelasku? Karena selama Icha kenal Raihan, ia baru melihatnya seperti ini dan dia juga tergolong anak yang baik jadi diluar nalar jika dia bertindak seperti itu hanya karna ingin melindungiku.

***

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang