Seorang gadis berbaju biru dengan syal yang tebal itu merundukkan kepalanya,matanya meneteskan air mata.Ia terlihat begitu sedih bahkan wajahnya pucat tanganya basah oleh air mata yang keluar dari kelopak matanya.Di sekeliling nya orang orang yang berlalu lalang mulai berkurang karena malam mulai hinggap.Gadis itu bahkan tidak bergeming masih saja diam enggan untuk menengadah ia resah dan batinnya sungguh terguncang.Gadis itu benar benar tenggelam dalam kesedihannya.
"nona hari mulai gelap kau akan sakit jika terus berdiri disini!".gadis pucat itu tersentak menoleh pada gadis yang kini berdiri disampingnya dengan tatapan khawatir,gadis itu memalingkan wajahnya menatap kosong pada langit yang benar benar sudah gelap
"hei aku bica-
"pergilah!aku tidak mengenalmu!".gadis disampingnya menaikan alisnya menatap gadis pucat dengan tatapan bingung,memang dirinya tidak mengenal tapi bukankah mempunyai rasa simpati itu wajar bagi sesama manusia?
"maaf' tapi aku hanya peduli padamu..kau terlihat menyedihkan!".ucapan gadis asing itu membuat gadis pucat terdiam bahkan orang lain bisa menilai dirinya yang menyedihkan
"lebih baik kau pergi ketempat yang membuatmu nyaman..aku rasa berdiri disini akan hanya membuat orang berfikir aneh".gadis asing itu pergi setelah berucap,bahkan dirinya pergi sebelum gadis pucat itu menjawab nya.Gadis pucat itu menatap punggung jangkung gadis yang kini memasuki sebuah gereja .
Gadis pucat itu menatap lama sebuah gedung putih dengan tanda salib,hatinya ragu enggan untuk masuk mengikuti langkah gadis asing yang sudah mengusiknya tapi tubuhnya seakan mendukung untuk masuk dengan langkah berat gadis pucat itu memasuki gedung yang terlihat sepi hanya ada seorang gadis jangkung yang sedang mengepalkan tanganya dengan mata yang terpejam.
Gadis asing itu membuka matanya sedikit menoleh pada gadis pucat yang kini duduk sedikit jauh darinya, senyum tipis terbit di wajahnya dan kembali memejamkan matanya untuk berdoa .
"jika kau berikan sedikit saja waktukku maka aku akan menggunakan nya dengan baik.. sejujurnya aku lelah memintamu tapi aku yakin hasilnya tidak akan membuat ku kecewa".
"Tuhan doaku tetap sama aku akan tetap menagihnya sampai kau benar benar mengabulkan nya untukku".kedua gadis itu membuka matanya dan saling menatap,gadis asing berdiri dan mulai ingin pergi .
"tunggu!".gadis asing itu berhenti dan membalikkan tubuhnya menatap gadis pucat yang kini menatap dirinnya datar
"Khamsamida".ucap gadis dengan nada lirih membuat gadis itu tersenyum tipis dan memakai mantelnya
"tidak masalah..aku tau kau hanya perlu tempat yang nyaman aku berharap apa yang kau hadapi akan segera terselesaikan".jawab gadis asing itu dengan ramah membuat gadis yang terlihat dingin itu merasa bersalah
"Roseane park..".gadis asing itu memiringkan kepalanya bingung dengan apa yang di ucapkan gadis didepannya namun setelah dirinya paham bahwa gadis itu memperkenalkan dirinya membuat gadis asing itu tersenyum
"lalisa manoban..kau bisa memanggil ku Lisa".rose mengangguk matanya tidak lepas menatap wajah Lisa yang kini masih tersenyum bagaimana bisa gadis itu selalu tersenyum disaat rose merasa dingin sebelumnya.
"kalo begitu aku permisi rose-sii..sampai jumpa kembali".ucap Lisa dengan ramah dan keluar dari gereja ,rose hanya terdiam menatap Lisa yang sudah memasuki mobilnya membuat rose mengehla nafasnya .
"ya tuhan rose!aku mencarimu kemana mana kau tau kedua unniemu sangat khawatir kenapa kau tidak izin padanya!".rose memutar matanya malas mendengar Omelan gadis yang kini terlihat menahan kesal karenanya
"hah' chaengah ...kajja pulang!".pada akhirnya gadis bermata sipit itu mengalah karena tidak ingin membuat adik sahabatnya itu semakin sedih,rose hanya mengangguk dan memasuki mobil hitam gadis yang menjemputnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni
General FictionTentang waktu yang sempat terhenti...kembali berjalan dengan jawaban yang telah kembali.Dia yang merindukan putaran waktu .