Pukul sebelas malam lisa baru saja membuka matanya yang membengkak lisa tidak sadar jika dirinya tertidur dengan posisi duduk,dengan berat ia melihat kamarnya yang gelap bahkan pintu balkon belum di tutup.
"shhh kepalaku sakit sekali".lirih lisa memegang kepalanya yang berdenyut,dengan tertatih lisa berdiri memasuki kamar mandi dengan pelan lisa mulai melucuti pakaiannya dan melihat beberapa memar akibat luka.
"bahkan hatiku lebih sakit dari ini".ucap lisa dengan menghela nafas kasar dan langsung berendam di bathub tidak peduli meski ini sudah tengah malam,pikirannya kembali saat kejadian beberapa jam lalu dimana dirinya merasa bersalah karena sudah berteriak pada mommy nya selama ini lisa tidak pernah berdebat atau bahkan bernada tinggi pada mommy nya karena ia selalu mengutamakan kebahagiaan mommy nya daibandingkan dirinya .
Namun saat ini hatinya kembali sakit dan kecewa karena mommy nya tidak membicarakan hal ini dirinya belum bisa melupakan masa lalunya dimana mommy nya begitu terluka karena daddy nya yang dengan teganya menyakiti dirinya dan mommy nya mengingat sekarang harus tinggal bersama ketiga gadis dari wanita selingkuhan daddy nya membuat lisa semakin merasakan sakit .
"hiks..hiks ".lisa menutup wajahnya dengan tangan menangis dengan pilu dalam suasan gelap dan berendam di bathub air dingin
Dibalkon kamar gadis berbibir hati itu termenung memikirkan perkataan lisa,ia mungkin baru saja mengenal lisa namun dirinya merasa lisa memang merasakan rasa sakit yang dalam bagaimana tidak disaat usianya kecil diriinya harus mengalami broken home .
"mianahe lisayah harusnya kami tidak hadir dalam kehidupanmu dan mommy mu".ucap gadis itu menghela nafas lirih matanya menoleh pada balkon kamar lisa berharap diirnya bisa melihat apa yang di lakukan lisa karena sejak kejadian beberapa jam lalu lisa tidak menampakan diri membuat dirinya merasa khawatir.
Gadis itu keluar dari kamar ingin mengambil air di dapur ,suasana mansion terlihat gelap hanya terlihat beberapa lampu minim dengan langkah ringan gadis itu menyipitkan matanya saat melihat siluet bayangan wanita yang terduduk di ruang tengah.Dengan ragu gadis itu mendekat dengan wajah takut .
"mommy?".sonya menoleh pada gadis yang masih berdiri dengan tatapan terkejut
"jisooyah kau belum tidur nak?".tanya sonya lembut dan menarik tangan jisoo untuk duduk di sebelahnya ,jisoo menggeleng menatap iba pada sonya yang terlihat begitu kacau dengan mata yang bengkak .
"lalu kenapa mommy disini?bukankah harusnya mommy istirahat?".jisoo menatap sonya yang menghela nafas dengan kepala menunduk jisoo tau jika sonya begitu banyak memikul beban.
"mommy tidak bisa tidur nak..lebih baik jisoo tidur hm".ucap sonya menatap jisoo dengan senyuman lembut,jisoo hanya terdiam menatap wanita yang kini menjadi ibu angkatnya .
"harusnya kami tidak berada disini mom..ini semua salah harusnya mommy tidak berbuat baik pada kami' ini akan menyakitkan untuk lisa".mata sonya memanas melihat sulung park terisak ada rasanya hati tidak rela melihat gadis ini menangis sonya sangat tau betapa kerja kerasnya jisoo untuk mantan suaminya bahkan dirinya harus rela bekerja paruh waktu demi biaya rumah sakit.
"aniya..jangan pikirkan eoh mommy yakin lisa adalah anak pemaaf ini adalah salah mommy karena mommy tidak memberitahu padanya terlebih dulu'..jisoo tau sejak dulu lisa selalu menginginkan seorang unnie dan lihatlah sekarang bahkan lisa mempunyai tiga unnie sekaligus..bersabarlah hm".ucap sonya dengan lembut jisoo memandang sonya dengan tatapan tida percaya kenapa bisa wanita yang dulu tersakiti oleh ibu kandungnya kini begitu baik bahkan selalu memberikan senyum tulusnya.
Lisa yang sejak tadi berdiri di atas tangga menatap kedua wanita yang saling berbicara,lisa menunduk hatinya seakan tergoyah dengan ucapan keduanya namun bagaimana dengan rasa sakitnya saat ini apakah lagi lagi dirinya harus menelan rasa sakit seorang diri.Sejujurnya dalam hati kecilnya lisa sangat merindukan sosok ayah bagaimanapun juga cinta pertamanya saat ini adalah ayahnya .
KAMU SEDANG MEMBACA
Harmoni
General FictionTentang waktu yang sempat terhenti...kembali berjalan dengan jawaban yang telah kembali.Dia yang merindukan putaran waktu .