Gadis Lupa Jalan - جزء ١

65 13 6
                                    

•اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ•

"Saya suka sholawat, kalian jangan lupa baca sholawat juga."

•P a r t 1•

Rekomendasi lagu hadrah : Addinulana - أدينولانا - Az Zahir

Rekomendasi lagu hadrah : Addinulana - أدينولانا - Az Zahir

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

--------------

Betapa hatiku bersedih
Mengenang kasih dan sayangmu
Setulus pesanmu kepadaku
Engkau 'kan menungguu

"Andaikan kau datang kemari
Jawaban mana yang 'kan kuberi
Adakah jalan yang kau temui
Untuk kita kembali lagi..."

"Bersinarlah bulan purnama. Nanannanannananananaaananaaa...."

Bersinarlah terus sampai nanti
Lagu ini kuakhiri🎺

Kumis segaris membentang bagian bawah hidungnya bergerak kegatelan. Siulan terdengar mengikuti intro lagu yang kembali diulang oleh Koes Plus. Andaikan Kau Datang, musik jadul yang sudah terdengar tiga kali sejak pukul setengah enam pagi. Speaker sebesar tape bertengger di atas meja dengan secangkir kopi. Jangan lupakan kue bolu kukus buatan sang istri.

Itu Pak Dendiono, bapak pemilik indekost Mawar Duri. Sarung bagian bawahnya telah basah akibat air yang ia semprot ke tanaman halaman rumah. Belum ada niatannya mengakhiri aktivitas meskipun semua tanah sudah basah terjamah air kran.

Indekost Mawar Duri adalah indekost khusus pria. Jaraknya hanya lima belas meter dari pabrik otomotif membuat isi kost kebanyakan karyawan PT. Sehingga jangan heran mengapa jam enam pagi sudah banyak cowok-cowok yang bergurau di halaman. Sesekali mereka menyuraki Bapak Kost karena tidak bisa bergoyang. Sebagian sudah menenteng tas kerja, ada pula yang baru pulang membeli lauk untuk sarapan.

"Mas, udah mulai berangkat?" tanya Arief pada tetangga kotsnya.

Abyan tersenyum dari kegiatan memakai sepatu. "Iya, Rif. Kamu nggak kesiangan jam segini masih pakai baju santai?" tanya Abyan.

"Shift malem, Mas."

Selesai dengan sepatu, ia berdiri dan menyambar tas kerja. Menyempilkan badannya ke anak-anak lain yang tengah bergurau di teras.

"Mas Abyan udah mulai nugas, ya?" sapa seorang ibu yang tinggal di sebelah indekost Mawar Duri.

Pria yang pagi ini tampil menggunakan kemeja berwarna grey tampak tersenyum sopan. Memindahkan tas kerjanya ke tangan kiri, sementara tangan kanan membuka pintu mobil.

"Iya, Bu Indah. Baru selesai belanja?"

Dasar ibu-ibu genit itu. Cuma ditanya begitu saja sudah kepedean. Berjalan lenggak-lenggok menghampiri guru muda yang tengah menjadi buah bibir kompleks selama dua hari belakangan.

Gadis Lupa Jalan [Sekuel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang