Gadis Lupa Jalan - جزء ٣

25 4 0
                                    

•اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ•

“Saya suka sholawat, kalian jangan lupa baca sholawat juga.”

•P a r t 3•

Rekomendasi lagu hadrah: Illahana - Az Zahir Pekalongan

Rekomendasi lagu hadrah: Illahana - Az Zahir Pekalongan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

------------------

     “Mas, sampean sibuk terus apa neng Cikarang?” Suara Ganu menyeruak di telinga sang kakak. Logat ngapak dari putra terakhir Zaka memang bikin orang tertawa kalau mendengar.

Termasuk Abyan. “Lumayan. Mas 'kan tidak mungkin mengabaikan tugas.”

“Ya maksudnya sibuk boleh, tapi ya jangan bikin Ummi uring-uringan ngono, lho.”

“Ya nanti Mas telpon Ummi. Kasih tahu dulu kalau Mas di sini baik-baik aja. Cuma sedang sibuk jadi belum bisa kasih kabar.”

“Jangan lupa, ya. Aku nggak mau Ummi ngejar-ngejar aku. Orang mau ngasih makan sapi kok di kejar sampai ke sawah.”

Sekali lagi Abyan tergelak mendengar gerutuan sang adik. “Ya iya.”

Sambungan terputus setelah Abyan mengucapkan salam.

Ia melanjutkan perjalanan menuju kamar nomor 513. Tangan kanannya mencekal ponsel semakin kuat. Andai ada yang mendengar musik di dalam tubuhnya, orang tersebut akan bertanya alat musik apa yang sedang ditabuh, dan Abyan akan tersenyum malu. Ia sendiri tak tahu mengapa bisa setegang ini.

Langkahnya terhenti di depan pintu. Suasana gugup kian menguasai. Tiga bulan menatap pemandangan ini tetapi tak membuatnya terbiasa. Setiap bertandang keletihan hari ini seolah hilang oleh wajah putih pucat gadis itu. Hipotesa Abyan mungkin karena kabar baik yang terus dokter berikan hingga hatinya ikut berbahagia.

“Mas, ada yang lupa?” tanya suster yang melihat Abyan berdiri di depan pintu sejak tadi.

Menoleh terkejut, Abyan tersenyum kikuk tanpa membalas.

“Pasien sempat mengalami penurunan sekitar pukul tiga sore tadi.”

Sekali lagi Abyan mendongak kaget. Lantas menatap gadis malang lewat kaca ruangan. “Kenapa sering tiba-tiba drop begitu?”

“Ya, memang begitu. Bisa dikatakan pasien hidup hanya mengandalkan alat, Mas. Dokter sulit memprediksi sebab apa pasien tiba-tiba menurun. Tapi menjelang pukul setengah lima dia kembali membaik. Dokter Atuh tidak menghubungi Anda?”

Gadis Lupa Jalan [Sekuel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang