???

271 16 2
                                    

Devano pov

Gua bingung kenapa bella semakin menjadi jadi tiap harinyaa. Sebenarnya dari lama ingin gua singkirin bella dari hidupku, sebenernya gua ga sejahat itu buat nyingkirin bella tapi dia udah melampaui batasannya.telalu agresif dan brutal plus dia itu crazy. Coba aja kak hanzel ngga ngasi wasiat jagain bella.

Jujur aja makin hari makin aneh. Apa yang ia inginkan harus tercapai, sejujurnya gua ga ada keinginan buat bentak dan nyakitin qilla sedikitpun yang buat gua emosi ke qilla karna ia ikut campur seharusnya dari awal gua bilang bella orangnya gimana, manusia semakin dilarang ia semakin ingin tahu dan jika guaa membela qilla pasti si bella semakin brutal. Sekarang udah g ada waktu buat main drama dramaan lagi.

Dia benar benar gila, dia merasa kalo dirinya bukan arra masa kecil ku dan kak hanzel dan mengira anna itu arra padahal anna itu kembarannya. Dia berani berbuat apapun, padahal waktu arra kecil pun ia tak seperti itu,
Keluarga yang mebuat ia depresi seperti itu dan cara mendidik mama nya juga berpengaruh, entah apa yang ada dipikirannya sekarang ?!

Seharusnya dari awal udah gua singkirin itu bella. Semoga rencana dadakkan ini berhasi buat si bella sadar walau extreme.

Sebenernya si bisa pengobatan berjalan tapi si bella pasti ngga bisa diajak kerjasama dengan kondisi linglung. Jujur gua sedikit takut jika rencana ini gagal karna bisa menimbulkan kesalahan fatal di otak arabella. Tapi biarlah daripada calon debay ku yang unyu unyu nyawanya melayang gara gara rencana jahat yang selalu diotaknya.

# di lain tempat

Bella yang baru memasukki perkarangan rumah dengan mobilnya. Dia sangat bahagia walau ia pulang dari rumah sakit menjenguk ibunya.

"Ssst dep, ini lu yakin ngelakuin hal kek gini". Kata elang

"Yakin lah anjng". Cicit devano

"Gua deg deg an bangsat , kalo dia kenapa napa gimana ?!! ". Ujar elang

" rencana kedua" jawab devano sedikit deg deg an juga

Bella pun membuka pintu kamarnya krieettt
" ko gelap " ujar bella dan ingin menghidupkan lampu tiba tiba sebuah layar pun hidup. San memunculkan sebuah video seorang 2 anak kecil bersama ayahnya.

"Mamahhh kue nyaa uda jadiii belomm, alla lapall niii heh ". Ujar anak kecil pertama

" sabarr arraaa, mamah lagi naruh kue ke piring tu".  Sambil menunjukk kearah jendela. Ya mereka ada di halaman belakang rumah

" bauu kuee mamahh enakk, perut alla jadi keloncongan haha". Teriak anak kecil bernama arra dengan menunjukkan giginya saat tertawa

"Hahahaa arraaa perutt anna padaa teriaak niii". Ujar anna

"Papahh suruh mamah biar cepet". Ujar anna ya anna tidak cilat seperti arra

"Sayang cepetan nihh anak anak padaa demo ke aku". Ujar papahnya yang sedari tadi tersenyum melihat kedua anaknya.

Kemudia sang mama pun keluar membawa kue
"Tadaaaa kuee ala mama udh jadii, siapaa yang pertamaa". Ujar sang mamah

Tiba tibaa layar gelap kemudian menyala kembali menampilkaan 4 bocah sedang bermain.

"Devanoo istirahat aja yaa kan lagi sakit". Ujar anna yang berusia 7 thn

"Gamau".Ujar devano sambil bersingkap tangan di dada

" udh udh jangan bertengkar biarin aja devano na, ayo kita main lanjut main aja ya toh main kita ga terlalu berat kan ini request arra ". Ujar hanzel menengahi sebagai yang tertuaa.

" iya nihh arra request main masak masakkan."
Seru anna

" kan kita main ini biar devano bisa ikuttt ihhh, kak hanzell marahin annaa tolonggg diaa sedikit ga punya otak." Ujar si arra

DEVANO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang