Chapter 10

103 90 67
                                    

Kampung Rambutan
Chapter 10
.
.
.

"Pak, pesen Baksonya empat ya, sama Teh Angetnya 1 Es Teh 2." Kata Bu Rahayu.

"Nggih. Silahkan ditunggu dulu."

Setelah beberapa menit menunggu, akhirnya pesanan mereka datang.

"Aku baksonya pake saos ahh." Kata Aileena dengan nada sombong.

"Jangan banyak-banyak, nanti kepedesan." Pak Hendra mengingatkan Aileena agar tak terlalu banyak menaruh saus pada baksonya.

Aileena dari kecil sudah berani dengan makanan pedas sih. Berbeda dengan adiknya Atlanta, yang sampai sekarang belum mencoba rasa pedas sekalipun.

Mereka berempat pun mulai makan, tak lupa membaca doa terlebih dahulu.
.
.
.

"HABISS DULUANN!" Kata Atlanta dengan bangga. Atlanta pun menyeruput Es Teh yang ada disampingnya.

"Hahh, aku udahan ahh makannya, udah kenyang banget ini." Kata Aileena dengan nada kekenyangan.

"Di habisin dulu Kak makannya, Mubazir. Nggak baik buang-buang makanan." Ucap Bu Rahayu mengingatkan Anak gadisnya.

"Tapi Bu, Kakak udah kekenyangan banget. Enggak kuat makan lagi."

"Yaudah sini, biar Aku habisin aja Baksonya Akak." Atlanta memberikan sebuah penawaran kepada Kakaknya.

"Punya Kakak Baksonya pedes lho, nggak papa nih?" Tanya Bu Rahayu kepada Atlanta.

"Iya, tadi Kakak pake saos pedes lho Dek." Pak Hendra ikut mengingatkan Atlanta.

"Hmm? Beneran mau yang pedes?" Aileena ikut-ikutan bertanya kepada Adiknya.

Yahh bagaimana mereka tidak khawatir, pasalnya Atlanta selama ini tidak suka dengan rasa pedas dan tidak pernah mencoba nya sama sekali.

Sekali mencoba pun, pasti tidak akan berani lagi. Tapi kenapa dia tiba-tiba ingin mencoba Bakso pedas milik Kakak perempuannya?

"Iyaa bener gapapa kok. Enggak bakal kepedesan, pengen coba makan pedes. Biar cepet gede." Jawab Atlanta.

"Hah? Kenapa cepet gede?" Heran Aileena.

"Kan katanya kalo pas kecil berani makan pedes nanti jadi cepet gedenya." Atlanta menerangkan kepada Aileena.

"Masa? Teori darimana tuh? Kakak ga pernah denger tuh." Aileena bicara dengan nada meledek.

"Dari Ayah lah."

"Heleh. Bohong, sesat itu." Ucap Aileena.

"Bu, emang iya Ayah bohong?" Atlanta bertanya kepada Ibunya.

"Enggak kok, kan kalo udah berani makan pedes berarti level makanan Adek bertambah. Berarti nanti cepet gedenya." Bu Rahayu menerangkan kepada Kedua Anaknya.

"Nah iya betul." Pak Hendra menjawab Bu Rahayu.

"Tuhh kan." Atlanta pun merasa menang.

"Yahh mana bisa gituu." Kata Aileena.

Akhirnya Bakso milik Aileena dihabiskan oleh Atlanta. Dan betapa terkejutnya Mereka bertiga melihat Atlanta berani menghabiskan Bakso itu.

Padahal itu Bakso pedas milik Kakaknya. Waw patut diapresiasi. Inilah pertama kalinya Atlanta mencoba makanan pedas.

"HABISS!" Seru Atlanta karena telah menyelesaikan misinya.

"Wahh sip. Adek udah berani makan pedes." Bu Rahayu memuji Atlanta.

"Iya nih, Udah berani yaa" Kata Pak Hendra.

Selesai makan, Bu Rahayu segera membayar. Mereka berempat lanjut pergi ke tempat tujuan. Yahh tak jauh sih. Tempat tujuan mereka sudah di depan mata.

"Yukk sekarang kesana" Aileena menunjuk kedepan.

Mereka meng-iyakan Aileena segera menuju ke Agrowisata Kampung Rambutan.

Saat mereka sampai, Pak Hendra langsung memarkirkan motornya. Lalu mereka melihat-lihat isi dari Agrowisata itu. Mereka sangat terpukau melihat banyaknya pohon Rambutan yang berbuah lebat di sisi kanan dan kiri mereka.

"Wahh Rambutannya banyak bangett (♥ω♥*)" Kata Aileena kagum.

"Iyaa yaa" Jawab Atlanta.

Aileena dan Atlanta melihatnya sangat senang. Mereka berlari kesana-kemari melihat bermacam-macam rambutan.

"Cik Siti Wan Kembang yang punya Tok Dalang ada nggak yaa?" Tanya Aileena dengan nada bercanda.

"Haha mana ada lah Kak" Bu Rahayu terkekeh dengan candaan Anaknya.

"Mungkin udah habis dijual Upin-Ipin" Kata Pak Hendra.

Mereka berempat pun tertawa bersama karna candaan kecil dari Aileena dan Pak Hendra.

Setelah berkeliling melihat-lihat Rambutan, mereka memutuskan untuk beristirahat sebentar.

"Ternyata disini nggak cuma ada Rambutan ya. Durian ada, Apel ada, semua ada" Kata Aileena.

"Iya yaa. Aku kira cuma Rambutan doang disini" Jawab Atlanta.

Disana memang banyak orang yang berjualan Buah-buahan. Mungkin karena banyak yang datang kesana, para Pedagang memanfaatkan kesempatan agar banyak yang membeli Buahnya.

"Malah kayak Kampung Buah ya, daripada Kampung Rambutan" Kata Pak Hendra.

"Lah bener juga ya" Jawab Bu Rahayu sambil terkekeh.
.
.
.

Setelah beberapa saat mereka bersantai disana, mereka pun memutuskan untuk pulang.

"Pulang yuk, udah sore ini. Udah jam setengah tiga" Ajak Bu Rahayu.

"Iya yuk?" Pak Hendra ikut mengajak.

"Iyaa" Jawab Aileena dan Atlanta sambil mengangguk.

Tapi saat mereka ingin pulang, malah Hujan deras tiba-tiba melanda. Mereka berempat pun berteduh di sebuah warung yang ada disana.

"Yahh Hujan" Kata Atlanta dengan sedih.

"Gapapa, ayo pulangnya hujan-hujan aja. Ayoo" Aileena malah begitu bersemangat mengajak Keluarganya hujan-hujanan.

"Heh jangan. Nanti sakit, besok masih sekolah lho" Bu Rahayu melarang Anak gadisnya.

Walaupun Bu Rahayu melarang berkali-kali, Aileena tetap kekeuh dengan keinginannya untuk hujan-hujan.

"Pokoknya aku mau hujan-hujan!"

Akhirnya setelah beberapa menit, Aileena menyerah dengan keinginannya. Sekarang dia memilih untuk diam berteduh menunggu redanya hujan.
.
.
.

"Ehh kayaknya udah reda tu?" Kata Bu Rahayu.

Pak Hendra pun menadahkan tangannya untuk mengecek apakah benar-benar reda.

Ternyata benar, Hujan sudah reda. Langit-langit kembali cerah.

"Iyaa, Pulang sekarang aja yok. Nanti keburu hujan lagi lho" Ajak Pak Hendra.

Mereka berempat pun menaiki motor tua itu. Lalu segera pulang menuju ke rumah.

______________________________________

Terimakasih telah membaca :)

Silahkan tinggalkan jejak dengan vote dan komen yaa-!!

Si Mbah Tua Penuh CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang