Chapter 06

126 104 61
                                    

Hari keberuntungan
Chapter 06

Malam yang tenang, ditemani angin dingin dan sinar bulan di sepanjang jalan. Pak Hendra sedang menuju perjalanan kerumahnya ingin membawa berita baik bahwa dia telah mempunya pekerjaan. Rasanya tak sabar melihat senyuman Istrinya ketika tau kabar baik yang Ia bawa.

.
.
.

Beberapa menit berlalu. Akhirnya Pak Hendra sampai di rumahnya. Dengan sambutan yang hangat, Pak Hendra pun masuk dan membersihkan diri lalu duduk untuk beristirahat karena lelahnya Hari ini.

"Ayah, Aku Hari ini ulangan IPA dapet nilai seratus dong^^" Kata Aileena dengan senyuman manisnya yang khas. "Alhamdulillah. Bagus dong, Kalo bisa pertahanin yaa." Jawab Pak Hendra sambil mengacungkan ibu jarinya.

Beberapa perbincangan dan gurauan menghidupkan suasana Keluarga kecil ini. Sangat menenangkan untuk dilihat dan sangat hangat jika dirasakan. Memang mereka bisa dibilang Keluarga dengan penghasilan pas-pasan, tapi terasa kebahagiaannya bisa dibilang lebih dari pas.

Pukul 22.00 Aileena dan Atlanta tengah tertidur pulas. Bu Rahayu malah sedang sibuk melipat baju Anak-anaknya. Karena tak mau istrinya begadang sendirian, Pak Hendra pun menemani Istrinya yang tengah melakukan aktivitasnya itu.

"Bu, Alhamdulillah mulai besok Ayah udah kerja lagi. Tadi Ayah diterima di Barbershop baru." Ucap Pak Hendra membuka pembicaraan diantara mereka berdua. "Alhamdulillah. Akhirnya dapet juga ya Yah. Yang semangat kerjanya. Insyaallah rejeki bakal ngalir terus." Jawab Bu Rahayu dengan lega hati.

Setelah selesai melipat baju-baju, Pak Hendra dan Bu Rahayu langsung tidur karena lelahnya Hari ini.

.
.
.

Cahaya matahari telah menyinari Bumi seakan menyuruh semua orang untuk bersiap-siap menghadapi Hari ini. Esok Hari yang cerah seperti biasanya, Canda ria tak ada resah. Aileena dan Atlanta seperti biasa sudah siap untuk berangkat ke Sekolah. Bu Rahayu mengurus pekerjaan rumah tangga. Dan Pak Hendra juga siap berangkat Hari pertamanya bekerja.

"Assalamualaikum Bu. Berangkat dulu yaa" Teriak Aileena dan Atlanta secara bersamaan. Setelah berpamitan, Pak Hendra dan kedua anaknya langsung tancap gas ke tempat yang mereka tuju dengan motor tua kesayangannya.

.
.
.

Usai mengantar anak-anaknya ke Sekolah, Pak Hendra pun menuju ke tempatnya bekerja. Dengan perasaan yang senang Pak Hendra berharap semoga Hari ini beruntung mencari rezeki untuk Anak dan Istri.

15 menit berlalu...

Akhirnya Pak Hendra sampai pada tujuannya. Pak Hendra pun memarkirkan motornya lalu masuk ke dalam tempatnya bekerja, yaitu barbershop.

"Selamat Pagi, Pak." Sapa Pak Hendra dengan ramah kepada atasannya.

"Iya mas, Wah jam segini udah dateng. Bagus nih, kalo bisa seterusnya gitu ya." Jawab si bos dengan pujiannya.

"Iya Pak."

Selang beberapa menit setelah Pak Hendra datang, satu pelanggan pertama membuka pintu dan bermaksud ingin memangkas rambutnya.

Pak Hendra pun menyambutnya dengan ramah, mempersilahkannya duduk, dan menanyai model rambut mana yang akan dipilih sang pelanggan.

"Yang ini aja mas, kayanya cocok deh kalo buat saya." Kata pelanggan itu sambil menunjukkan foto model rambut.

"Oke siap mas." Pak Hendra pun menyiapkan beberapa alat potong rambut. Dan siap memangkas rambut pelanggan.

Tanpa disadari, Atasannya mengamati cara kerja Pak Hendra. Pak Arif kagum dengan bakat memotong rambutnya karna dilihat cukup lihai dan sangat teliti. Tak lupa juga membuat pelanggan puas dengan sesuai keinginannya.

"Kayak gini kan mas." Ucap Pak Hendra sambil memegang kaca melihat kan bagian belakang kepala pelanggan.

"Nah iya mas. Bagus nih, makasih yaa." Jawab pelanggan itu dengan rasa puas.

Pelanggan itupun lekas membayar dan ternyata dia juga memberi uang tip kepada Pak Hendra sebesar Rp50.000.

"Ini buat saya mas?" Tanya Pak Hendra.

"Iya, soalnya hasil potongnya bagus sih. Jadi saya kasih tip hehe." Jawab pelanggan itu.

"Wah Alhamdulillah. Makasih ya mas."

"Iya, sama-sama" Pelanggan itupun membuka pintu dan keluar.

Lalu Pak Hendra membersihkan bekas potong rambut pelanggannya tadi. Tiba-tiba Pak Arif pun mengatakan "Oke juga nih kerjanya. Mantap bisa bikin puas pelanggan di hari pertama." Pak Hendra pun sangat senang atas pujian itu. Apa benar hari ini adalah hari keberuntungannya?

_____________________________________

Terimakasih telah membacaa :)

Nantikan chapter berikutnya ya-!

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan vote dan komen <3

Si Mbah Tua Penuh CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang