ELVINO-THIRTY FIVE

20.6K 1.4K 46
                                    

Kedua ayah dan anak itu sedang berjalan kearah lantai satu, di gendongan nya terdapat elvino yang masih setia menempel dengan Delvan bahkan ia tidak mau menaikan wajah nya dan terus menyembunyikan nya di ceruk leher delvan.

Sebenernya delvan sangat khawatir, ia takut Elvino sesak kalau terus begini tapi saat ia menyuruh elvino untuk mengangkat kepalanya ia malah menangis dan merengek, dan Delvan Tambah takut kalau asma Elvino kambuh.

Saat kedua ayah dan anak itu sudah menapaki lantai satu bertepatan sekali dengan Rei yang masuk dengan terburu-buru, bahkan peluh sudah memenuhi pelipisnya, ia panik sungguh ketika mendapatkan telfon dari Daddy nya dan bilang kalau elvino terjatuh, tanpa tahu Elvino jatuh darimana Rei segera mematikan telfonnya secara sepihak dan bergegas pulang tidak peduli dengan pasiennya yang mengantri di luar ruangan nya, karena prioritas pertamanya adalah elvino.

"Dad bagaimana kondisi elvino, apakah luka nya parah?", Ujar Rei panik sembari melihat ke arah Elvino yang berada di gendongannya delvan, ia kira elvino pingsan.

"Elvino tidak terluka, hanya saja dahinya memar dan sedikit ada benjolan", jawab delvan, Rei yang sudah mendengar kondisi elvino yang sebenarnya sedikit bernafas lega.

"Apakah sudah di obati?", Tanya Rei sembari berusaha melihat muka elvino yang terus bersembunyi.

"Belum hanya Daddy beri minyak telon, Elvino terus memberontak tadi saat Daddy ingin obati".

"Baringkan dulu dad El nya biar Rei periksa, Rei takut terjadi apa-apa", Delvan mengangguk mengerti dan berjalan menuju ke arah ruang keluarga.

Saat delvan ingin membaringkan Elvino di salah satu sofa yang sangat besar ia menolak dan malah makin mempererat pelukannya, Delvan menghela nafasnya memang selalu seperti ini setiap elvino ingin di periksa ia selalu menolak.

"El nurut ya sama Daddy, di periksa dulu sama kak Rei, janji gak lama", bujuk delvan dengan suara yang dibuat selembut mungkin.

"Tapi kalau di periksa kak Rei, el gak akan di bawa kerumah sakit atau di suntik kan?" Tanya Elvino yang sudah keluar dari persembunyiannya.

"Itu tergantung kondisi El, kalau parah ya mungkin kita akan ke rumah sakit buat CT, takut ada gegar otak", bukan delvan yang menjawab melainkan Rei, elvino yang mendengar itu semakin mempererat pegangannya di baju Delvan, bahkan sekarang baju Delvan sudah kusut akibat perbuatan elvino.

Delvan yang mendengar Rei berceloteh tanpa ia pikirkan dulu menatap tajam Rei, sungguh elvino itu orangnya gampang sekali di bujuk cuma memang butuh kesabaran sedikit, dan ketiga anaknya termasuk axvel mereka sama sekali tidak bisa membujuk elvino dan Lebih suka frontal.

"Elvino dengar Daddy, jangan dengarkan omongan kak Rei ya, di hanya berbohong, sekarang El di periksa ya sebentar saja, kalau El mau di periksa Daddy janji akan membelikan elvino es krim nanti", bujuk delvan lagi, elvino yang mendengar es krim mulai tergiur.

"Beneran?".

"Iya Daddy janji".

"Beli nya yang banyak ya".

"Iya nanti beli yang banyak tapi makan nya gak boleh sekaligus ngerti".

"Iya El ngerti, makasih Daddy,sayang Daddy banyak-banyak".

"Daddy juga sayang sama El, jadi mau ya di periksa sebentar saja kok".

"Iya mau", Delvan tersenyum hangat melihat muka elvino yang sangat begitu menggemaskan ia membaringkan Elvino dengan perlahan di sofa dan Rei mulai memeriksa benjolan itu.

Lima menit berlalu, Rei selesai memeriksa kening elvino dan hanya memar dan benjolan Biasa tidak ada yang perlu di khawatir dari itu.

"Dek kakak mau tanya satu hal, tadi pas jatuh dada nya sakit tidak?", Tanya Rei, ia takut dada elvino juga ikut terbentur dingin nya lantai, apalagi tadi lantai nya tidak di pasang karpet bulu karena tadi sebenernya maid ingin mengganti nya dengan yang baru cuma ia lupa mengganti nya, jangan tanyakan kabar maid itu sekarang, karena ia sudah di buang begitu saja dengan satu tangan yang hilang.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang