DS | 19 •Penghulu•

15.2K 2K 126
                                    

Asikk malming nich, pasti pada dirumah ya karena jombloo

Ada yang kangen Pou nda?? Apa kangan Khadafi nya:') sepertinya nda ada yang kangen Pou dahlah

Maapin ya ngilang seminggu, Pou lagi UAS soalnya nggak sempet buka file Diskusi Semesta

Oiya prensky jaga kesehatan ya, omricon udah mulai mencari mangsa lagi, jangan lupa kalo keluar pake double mask okeyy

Nih yang belum follow, follow dulu yuks... Biar sama-sama enak muehehe

🥀

Melihat rumah yang sangat ramai oleh keluarga Khadafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Melihat rumah yang sangat ramai oleh keluarga Khadafi. Dirga tersenyum bahagia karena dia kembali merasakan kedatangan keluarganya yang utuh. Dia merasakan keharmonisan dari keluarga ini. Pandangannya teralih pada Xaula yang baru saja masuk bersamaan dengan Regan. Dia menyuruh Xaula untuk duduk di sampingnya.

"Nah, sekarang sudah lengkap," ucap Dirga.

"Saya mulai ya, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

Semua orang yang berada di dalam rumah ini menjawab salam dari Khadafi. Dengan lantang laki-laki itu berbicara untuk melamar seorang gadis.

"Maksud kedatangan saya ke sini untuk melamar Xaula kembali, apa kedatangan saya diterima atau ditolak kembali? Bagaimana pak?"

"Saya sangat merestui kalian. Lamaran Anda untuk putri saya, jadi tanyakan langsung pada putri saya. Gimana Robia? Apa kamu menerima lamaran ustad Khadafi?"

Semua mata langsung tertuju pada Xaula yang sedang asik memakan kacang. Gadis itu langsung gugup melihat semua orang memandanginya penuh harapan, "Iya saya terima lamaran ustad," jawab Xaula membuat Khadafi salah tingkah dan mencubit lengan adiknya.

"Aw ... kakak! Apa-apaan sih nyubit-nyubit udah kayak cewek aja," cibir Camila sebal dengan kakaknya yang asal nyubit.

Khadafi hanya tertawa. Ia merogoh kantung celananya saat merasakan deringan ponsel, "Permisi, saya angkat telepon dulu. Halo? Langsung masuk saja pak," ucap Khadafi saat mengangkat teleponnya.

Dia kembali duduk manis sambil tersenyum pada sang ibunda, "Bunda, Khadafi seneng banget," bisik Khadafi membuat Zwiena tersenyum senang melihat anaknya sangat gembira.

"Kakak, jaga sikap," tegur Regan pada Khadafi.

"Biarin aja sih, Gan. Namanya juga lagi jatuh cinta pasti sesenang itu lamarannya diterima," sahut Dimas seakan membela Khadafi.

"Saya tahu, tapi dia harus jaga sikap karena sebentar lagi akan menjadi imam untuk Xaula."

"Kayak Anda nggak pernah salah tingkah aja sama Zwiena. Udah sih, biarin aja dia berekspresi, toh masih dibatas wajar."

Semuanya tertawa saat memojoki Regan dengan ucapan yang dilontarkan Dimas. Tidak lama seorang penghulu datang ke rumah Xaula.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Apa benar ini rumah Robiatul yang akan menikah dengan Khadafi?" Tanya penghulu tersebut.

DISKUSI SEMESTA [TERBIT DI SNOWBALL PUBLISHING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang