Permulaan Rasa

1K 174 124
                                    

Seperti yang sudah Sunoo inginkan sebelumnya, kini ia benar-benar ikut bersama dengan Sunghoon. Entah akan kemana dirinya pun tidak tahu. Sunoo hanya akan terus mengikuti kemana langkah kaki Sunghoon pergi. Lagipula, laki-laki pendiam itu juga biasa saja dan tidak menolak kehadiran Sunoo.

Sunoo terus menatap ke arah kaki Sunghoon, hanya ingin, tanpa alasan sembari memperhatikan jalan juga. Tetapi, saat ia melihat jalan yang mereka berdua lalui berubah menjadi jingga karena pantulan cahaya matahari sore, kepala itu ia angkat untuk menatap langit.

Langit senja. Warna nya jingga, senada dengan mata nya yang berubah warna menjadi coklat bercampur jingga nya Sang Surya. Perubahan tetap mata Sunoo ketika langit menunjukkan bukti perubahan waktu nya. Sunoo tersenyum tulus, ia sangat menyukai senja. Begitu indah.

Ditengah-tengah kegiatan nya mengagumi langit, mata nya ia alihkan untuk menatap Sunghoon di depan nya. Punggung lebar dan tegap itu ikut bergerak seiring kaki nya yang terus melangkah. Postur tubuh yang sangat kekar, otot-otot yang terus terlatih karena selalu berkelahi menggunakan pedangnya. Sunghoon memang cerminan ksatria pedang.

"Sunghoon,"

Yang dipanggil tidak menjawab, ia hanya sedikit menolehkan kepalanya ke kanan sebagai jawaban agar Sunoo melanjutkan ucapannya.

"Hari sudah hampir malam. Apa kita akan terus melanjutkan perjalanan?"

Sunghoon kembali membawa kepalanya lurus ke depan. Ia tidak sadar bahwa hari sudah sore, itu karena sedari tadi Sunoo selalu mengoceh di perjalanan. Memang bukan ocehan tentang keluhan apakah dia lelah atau sebagainya, Sunoo hanya mengatakan hal-hal acak yang Sunghoon sendiri tidak paham apa maksudnya. Tetapi, suara Sunoo membuat Sunghoon merasa ingin selalu mendengar nya berbicara.

"Kau lelah?" Tanya Sunghoon.

Di belakangnya, Sunoo menggeleng walaupun Sunghoon tidak dapat melihat nya.

"Aku ini juga pengembara. Soal lelah, aku tidak sering merasakan itu. Kalau aku ingin istirahat, maka aku akan istirahat. Jika tidak, maka aku akan terus berjalan entah kemana kaki ku membawa. Tapi Sunghoon, aku tidak pernah melanjutkan perjalanan di malam hari. Karena aku tak memiliki senjata apapun. Biasanya, para bandit atau laki-laki haus nafsu selalu berkeliaran di malam hari kan?"

Sunghoon langsung melirik lewat ekor mata nya. Padahal ia hanya berbicara dua kata, tetapi Sunoo kembali menjawab perkataan nya dengan jawaban yang begitu rinci.

"Di ujung sana ada bangunan tua yang tak terpakai." Ucap Sunghoon.

Sunoo langsung mengerucutkan bibir nya. Tidak, bukan ia tidak mau menginap di bangunan semacam itu, selama ini pun ia juga bermalam di tempat sejenis itu. Tetapi, ia lapar. Hari sudah malam dan ia tak akan pernah mau ambil resiko untuk mencari makan sendirian.

Meminta tolong pada Sunghoon?

Sunoo juga sadar diri. Ia mengekor Sunghoon mulai sekarang. Mungkin biasanya Sunghoon bisa melakukan perjalanan hingga 3 daerah akan dilewati, tetapi jika ada Sunoo pasti Sunghoon tidak akan secepat itu. Sunoo hanya tidak ingin terlalu menyusahkan atau membuat Sunghoon kerepotan.

Sunoo menghela nafas nya, tetapi hal itu ternyata disadari oleh Sunghoon. Namun seperti biasa, lelaki yang lebih tinggi memilih untuk tetap diam.

Sampai mereka berdua akhirnya tiba di depan bangunan tua yang lumayan besar. Sunoo menganggukkan kepalanya, tempat yang lumayan besar dibiarkan terbengkalai seperti ini.

"Tunggulah disini."

Sunoo langsung menoleh menatap Sunghoon, "Kau mau kemana? Aku ikut saja!"

Sunghoon yang tadinya berdiri membelakangi Sunoo itu membalikkan tubuhnya. Menatap Sunoo yang tengah memandanginya bingung. Kaki jenjang itu ia bawa mendekat kepada Sunoo.

Heaven Of White || Sunsun (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang