Mio Sang Gadis Penolong

985 164 83
                                    

Infante Riki berjalan cepat memasuki area Kerajaan Lagarde. Langkah kakinya yang cepat dan tepat menimbulkan gema di setiap dinding yang ia lewati. Masih dengan perawakannya yang tegas ditambah masih terpasang indah panah miliknya di punggung.

Infante berniat menghadap sang Raja, ingin tahu bagaimana keadaan orang tua nya. Tadinya ia sedang dikirim ke daerah Selatan untuk urusan kedaerahan. Namun saat mendengar bahwa keadaan kedua orang tuanya sedang tidak baik-baik saja, ia langsung bergegas pulang.

Tak tak tak tak!

Suara hentakan sepatu yang begitu jelas membuat Panglima Minkyu menoleh. Merasa tak asing dengan wajah seseorang yang baru datang, ia lantas membungkuk hormat dengan satu tangan di dada dan tangan yang lain berada di punggung.

"Selamat datang Infante Riki. Apa anda ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja Jay?" Salam dan tanya Panglima Minkyu setelah ia kembali menegakkan tubuh nya.

Infante Riki tersenyum dan mengangguk.

"Iya, apa Yang Mulia ada ditempat?"

"Benar. Yang Mulia ada di dalam." Setelah itu Panglima Minkyu tergerak membukakan pintu ruangan khusus Yang Mulia Raja. Tangan nya mempersilahkan Infante Riki untuk masuk, "Silahkan masuk, Infante."

"Terimakasih, Panglima."

"Salam hormat saya untuk anda."

Infante Riki langsung saja melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam ruangan. Saat ia masuk, terlihat sang Raja tengah sibuk dengan kertas-kertas penting kerajaan.

Infante Riki langsung membungkukkan tubuh bersamaan dengan satu tangan yang ia sematkan di dada dan tangan yang lain berada di punggung, "Salam hormat saya untuk anda atas nama Dewi Matahari, Yang Mulia Raja. Apa kedatangan saya mengganggu?"

Infante Riki kembali menegakkan tubuh. Sang Raja juga langsung memusatkan perhatian nya kepada Infante Riki.

"Selamat datang, Infante Riki. Duduklah, senang kau datang kesini."

Infante Riki langsung menuruti perintah sang Raja untuk duduk di salah satu sofa disana. Ia juga melepas panah yang sedari tadi tersemat di punggung nya.

"Maaf kalau kedatangan saya terlalu mendadak. Saat saya mendapat kabar kalau orang tua saya sedang dalam keadaan yang tidak baik, saya langsung memutuskan untuk datang kemari."

Yang Mulia Jay mengangguk dan tersenyum kecil. Ia tersenyum lantaran sangat terkesan dengan sosok Infante Riki. Apapun yang ada di dalam diri Infante Riki akan membuat semua orang sangat kagum dengan nya. Anak kedua dari sahabatnya ini benar-benar menjadi anak yang membanggakan.

"Begini, ketua medis kerajaan ku mengatakan kalau Jake terkena sihir gelap. Aku sendiri juga tidak tahu kenapa dan kapan sihir itu ditanamkan di jantung Jake."

Infante Riki terkejut, "Lalu apa itu berbahaya bagi Ibunda?"

"Ah dia memanggil Jake dengan sebutan Ibunda, ya. Anak ini hanya luarnya saja keras, pada dasarnya ia hanyalah seorang anak yang menyayangi kedua orang tua nya."

Sang Raja berdeham, ia menghembuskan nafasnya. Tubuh itu ia bawa untuk mendekat kepada Infante Riki. Duduk di sofa yang ada di hadapannya.

"Jungwon bilang dia akan terus berusaha menghambat perkembangan sihir nya. Selagi ia melakukan itu, ia akan memikirkan cara untuk bagaimana menghilangkan sihir dari jantung Jake."

"Jungwon itu istri anda?"

"Ah bukan, dia adalah ketua medis kerajaan."

"Maaf Yang Mulia."

Heaven Of White || Sunsun (Revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang