Hari ini mereka memutuskan pulang lebih awal untuk mengantar Zeyn ke tempat tujuannya. Ini semua adalah ide Saka. Laki-laki itu tidak suka jika sahabat-sahabatnya terlalu lama dekat dengan orang yang tidak jelas asal-usulnya seperti Zeyn.
"Semuanya udah beres?" Saka mengamati sahabatnya satu per satu dan berhenti pada Zeyn.
"Udah, Sak." Semuanya menjawab serentak.
Saka mengangguk. "Ayo ke mobil!"
Saka berjalan lebih dulu memimpin barisan. Pada barisan kedua dan ketiga ada Ana dan Joice. Sedangkan pada barisan keempat ada Sam. Dan pada barisan kedua dan pertama dari belakang ada Callista dan Zeyn.
"Zeyn." Callista menyamakan langkahnya dengan Zeyn.
Zeyn melirik perempuan aneh itu sekilas tanpa minat. Callista yang tidak suka diabaikan pun semakin menjadi-jadi. Dengan nekat dia menautkan tangannya pada tangan besar milik Zeyn.
"Jangan lepas!" desis Callista saat Zeyn ingin melepas genggamannya.
Malas berdebat, Zeyn hanya diam saja saat tangannya digenggam erat oleh Callista.
"Siapa yang nyetir nih?"
Setelah memakan waktu sekitar setengah jam, akhirnya mereka sampai di tempat mereka memarkirkan mobil.
"Lo aja." Saka melemparkan kunci mobilnya ke arah Sam.
Semuanya masuk ke dalam mobil dengan posisi kemudi ada Sam dan disampingnya Saka duduk dengan tenang. Namun terjadi keributan di kursi penumpang belakang.
"Gue mau duduk samping Zeyn." Callista mengamit lengan Zeyn dengan kuat dan melototkan matanya ke arah Ana.
Ana yang ditatap seperti itu mencebikkan bibirnya. Joice yang melihat pertengkaran mereka menghela napas lelah.
"Ana, lo duduk belakang sama gue."
Belum sempat Ana melayangkan protesnya. Joice dengan cepat menyela, "Gak ada bantahan!"
Dengan perasaan dongkol, Ana duduk di belakang dengan Joice. Sedangkan Callista yang melihat itu tersenyum penuh kemenangan. Zeyn hanya diam pasrah, dirinya malas untuk sekedar berbicara yang tidak penting.
"Kemana nih?" Sam bertanya pada Zeyn.
Terjadi keheningan beberapa saat sebelum Zeyn menjawab. "Semarang."
Sontak semuanya menatap ke arah Zeyn.
"Lo mau ke Semarang tapi nyasarnya jauh banget sampe ke Bogor. Emang lo asalnya dari mana?" tanya Sam kepo.
"Bukan urusanmu."
Mendengar jawaban Zeyn, semuanya akhirnya diam. Tapi dalam hati Sam menggerutu.
"Udah berbaik hati loh gue mau nganterin. Paling gak ucapin terimakasih kek. Kalau bukan karena Callista, gue juga gak bakalan mau nolongin dia," gumam Sam dalam hati sambil melirik Zeyn sekilas.
Selama perjalanan hanya ada keheningan diantara mereka. Callista yang sedari tadi mengoceh pun tertidur dengan kepalanya yang menyender di pundak Zeyn.
Setelah menempuh lima jam perjalanan, Sam menghentikan mobilnya di rest area.
"Sak, gantian nyetir. Capek nih gue udah lima jam nyetir dari tadi." Sam membangunkan Saka yang tertidur.
Sudah berbagai cara dia coba, tapi Saka juga tidak kunjung bangun.
"Biar saya yang menyetir."
Sam menatap Zeyn penuh selidik. "Yakin lo?"
Zeyn mengangguk singkat. "Saya bisa menggunakan maps."
Akhirnya Sam menyetujui. Jika bukan karena Saka susah dibangunkan, tidak akan dia membiarkan Zeyn menyetir.
KAMU SEDANG MEMBACA
STRAY CRIMINAL (Hiatus)
Novela JuvenilCover by Pinterest "Sh*t! Where is this?" Laki-laki itu seketika waspada mendengar suara langkah kaki mendekat. "Who are you?!" Perempuan di hadapannya hanya terbengong dengan mulut terbuka lebar. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. "ANJIRR GUE NE...