Rest

5 0 0
                                    

Ternyata sulit ya, sulit sekali untuk merelakan dan melupakanmu. Aku istirahat dulu ya, aku istirahat untuk menyukai dan mengagumimu. Urusan berhasil merelakanmu atau tidak, itu belakangan.

-Aravela Lyrabel

***

Aravela Lyrabel

13 September 2020

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13 September 2020

Aku bangun dan melihat sinar matahari yang cerah, seakan akan mengejek diriku yang sedang sedih. Yha, dunia tetap berputar meskipun kita merasa sedih, stress, lelah, atau emosi negatif lainnya. Jam menunjukkan pukul setengah enam pagi. Karena ini hari minggu, aku bisa sedikit santai untuk memasak dan mengerjakan aktivitas lainnya di hari minggu.

Karena aku mager untuk keluar kosan, aku lebih memilih untuk bereksperimen di dapur. Yaps, di kosanku ada dapur milik bersama. Tidak perlu memasak yang repot-repot, aku hanya membuat roti bakar ala rumahan. Aku hanya membuat tiga roti bakar karena sepertinya itu sudah cukup. Setelah itu, aku pun kembali masuk ke kamar dan menikmati roti bakar buatanku.

Setelah sarapan, aku beristirahat sejenak dan mengecek ponselku, barangkali ada notifikasi chat masuk. Ternyata, tidak ada. Karena tidak ada notifikasi apa pun di ponselku, aku memutuskan untuk mencuci baju. Selesai mencuci baju, aku pun mandi. Yaps, orang lain mungkin mandi dulu baru mencuci baju, tapi aku memilih untuk mencuci baju dulu lalu mandi. Pakaian baju tidur yang semalam, dicuci besok pagi saja, bukan hari ini. 

Karena aku memutuskan untuk tidak pergi ke mana-mana, aku memilih untuk memakai baju rumahan saja, kaos berlengan pendek dan celana pendek. Jam menujukkan pukul setengah sepuluh pagi. Aku terkejut ketika ada seseorang yang mengetuk pintu kamarku. Ketika kubuka, ternyata itu tetangga kamar sebelah, ia adalah Estera.

"Ra, ada yang nyariin lo tuh di bawah nungguin".

"Siapa?" tanyaku penasaran.

"Gak tau gue, katanya mau ketemu sama yang namanya Ara, di sini kan yang namanya Ara cuma lo," jelas Estera.

"Oh oke deh, makasih ya".

Estera hendak pergi, tetapi Ara teringat sesuatu.

"Eh eh, bentar, yang nyari cewek apa cowok?" tanyaku.

"Cowok," ucap Ester lalu langsung pergi ke kamarnya.

Aku pun membulatkan mata karena terkejut dan langsung mengganti celana pendek dengan celana panjang. Ketika aku sudah di tangga dan mulai terlihat punggung lelaki yang ingin menemuiku, aku tersadar siapa dia. Dia Aries. Aku pun langsung berbalik untuk ke kamar kembali, tetapi Aries menyadari keberadaanku. Aries langsung memanggil, tetapi sama sekali tidak kugubris.

"Ra," panggilnya lembut.

Aku tetap melanjutkan langkah kakiku untuk kembali ke kamar, tetapi Aries langsung memegang lenganku untuk menghentikanku.

"Ra, aku perlu ngomong sama kamu".

"Maaf, aku gak bisa ngobrol sama kamu untuk saat ini", ucapku tanpa menoleh ke belakang karena aku terlalu takut menangis lagi jika melihatnya.

"Kita ngobrol dulu yuk, sekarang," ajaknya.

"Nggak bisa, aku butuh waktu sendiri".

Ku dengar helaan napasnya Aries.

"Ya udah kalau itu mau kamu, tapi izinin aku buat terus ketemu kamu dan hubungin kamu ya, jangan nge blokir kontak aku, jangan menghindar juga dari aku, ya?"

"Hm".

"Ra, coba lihat aku dulu"

"Nggak bisa"

Tanpa aku duga, Aries memutarkan badanku untuk melihat ke arahnya. Aku pun langsung menunduk ke bawah. Aries langsung melihatku dari bawah supaya bisa menatap mataku, tetapi aku memalingkan muka darinya.

"Ra, plis, lihat aku dulu, aku bakal pulang kok setelah kamu lihat aku", bujuknya.

Pertahanan aku pun runtuh dan aku memberanikan diri untuk menatapnya. Matanya sangat teduh dan terlihat kekhawatiran di matanya, tapi aku tidak tahu apa yang sedang ia khawatirkan.

"Ra, mungkin sekarang kamu butuh waktu sendiri dulu untuk mikirin semuanya, tapi aku mohon banget, setelah kamu ngerasa lebih tenang, kamu hubungin aku ya. Kita obrolin bareng-bareng, biar gak ada kesalahpahaman di antara kita berdua. Aku tunggu kamu ngehubungin aku ya setelah kamu ngerasa lebih tenang", ungkapnya.

Penjelasannya sangat lembut, sampai akhirnya ada air yang luruh dari mataku. Ya, aku menangis tanpa sadar. Aries mengusapkan tangannya ke pipiku untuk menyeka air mataku.

"Aku pulang dulu ya, ah ya, kamu jangan mikir ini pertemuan terakhir kita. Pokoknya nanti kita harus ketemu lagi", pamitnya.

Aries menepuk rambutku sebelum ia benar-benar pulang. Aku masih membeku di tempat. Terlalu terkejut dengan semua hal yang baru saja terjadi. Aku pun kembali ke kamarku dengan jalan pelan-pelan karena masih terkejut.

Aku merenungkan semua hal yang terjadi, pertahananku untuk move on sedikit demi sedikit luncur. Aku memukulkan kepalaku untuk berpikir jernih dan supaya pertahananku untuk move on tidak mudah runtuh. Aku pun terpikirkan sebuah ide, Aries memberikan aku waktu untuk menenangkan diri dan tidak akan menghubungiku sebelum aku menghubunginya, aku pun memilih untuk tidak menghubunginya selama satu bulan. Jika, selama satu bulan itu aku masih memikirkan Aries atau terbayang-bayang oleh sosoknya yang muncul di pikiranku, maka aku putuskan untuk bertemu dengan Aries dan mengungkapkan perasaanku kepadanya. Karena mungkin satu satunya cara supaya aku cepat move on adalah mendapatkan penolakan langsung dari Aries.

***

Aries Austrinus

Gue baru saja sampai rumah. Gue harap setelah ini, Ara berubah pikiran tentang keputusannya yang tidak mau bertemu gue lagi. Gue harap, Ara nggak pergi dari sisi gue. Gue juga mau mulai untuk bertanya kepada perasaan diri sendiri, gue itu sebenernya suka sama siapa. Kenapa gue takut banget kehilangan Ara? Tapi di satu sisi, gue juga masih penasaran dengan Calya.

Selama tiga tahun, gue selalu komunikasi dengan Ara, gue juga lebih sering komunikasi dengan Ara dibanding Calya, gue selalu terbuka dan cerita dengan Ara, dan gue juga baru sadar. Gue baru sadar kalau selama ini, Ara yang selalu ada di samping gue. Ara selalu mendengarkan keluh kesah gue, Ara juga selalu memihak gue, Ara selalu menenangkan gue. Belakangan ini juga gue kepikiran tentang Ara sampai gue ngerasa sesenang itu waktu nggak sengaja ketemu sama Ara.

Mungkinkah gue suka sama Ara?

***

Hai semuanya! Maaf ya harusnya aku upload pas Jumat, tapi ternyata aku baru bisa upload sekarang. Nah gimana nih? Apakah kapal Aries-Ara akan berlayar??

Hmmm ... penasaran kan? Tunggu aja Jumat depan! Sampai ketemu di next chapter!


Published; Majalengka, 06 Februari 2022

22.26 WIB

In The End (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang