Prolog

60 1 0
                                    

Aku merapihkan barang-barangku. Sebentar lagi, aku akan berangkat. Meninggalkan kota kelahiranku untuk sementara. Aku tak mau mengingat hal-hal tentang dia atau apa pun itu yang berkaitan dengan masa putih abu-abuku dengannya.

Aku ingin lari. Aku ingin lupa. Namun, di sisi lain ... aku tetap tak bisa memaksakan hatiku untuk berhenti. Berhenti menyukai dia. Aku sudah pernah mencoba untuk berhenti, tapi rasanya lebih menyakitkan dibanding memendam rasa.

Jadi, salah satu solusinya adalah aku akan membiarkan rasa sukaku kepada dia. Menyimpan rasa sukaku seorang diri. Namun, aku pergi dari apa-apa yang berhubungan dengannya. Aku memilih berlari. Itu lebih baik daripada terus memaksakan hatiku untuk berhenti. Aku akan lari sampai ... sampai aku siap bertemu dengan dia lagi dan menerima kenyataan. Entah kapan itu. Sudah sebelas bulan lamanya, aku memendam rasa untuknya. Menunggu dia suka kepadaku, tapi tak kunjung terwujud. Namun, aku nyaman dengan rasa suka ini terhadap dia. Aku menikmatinya. Selalu ada rasa senang yang membuncah ketika dia menyapaku, mendengarkan ceritaku, menghibur diriku.

Namun, aku sadar. Dia sukanya perempuan lain. Bukan diriku. Jadi, biarkan aku lari ke kota lain. Menghabiskan waktuku sendirian dengan berkuliah, mengelilingi Kota Bandung, dan menikmati kuliner di Kota Bandung.

Bandung, aku datang! Batinku.

***

Halooooo, lama gak ketemu ya, yass ini cerita pertama pada tahun 2020><

Masih inget Ara? Aries? Wkwkwk, kalian akan sering ketemu dengan mereka berdua. Karena, cerita ini emang difokuskan untuk mereka.

Tapiii, kayanya aku bakal lama untuk update cerita ini. Aku gatau kapan bakal update lagi hehe, tunggu aja.

See you! Semoga suka ya sama ceritanya><

Published; Majalengka, 24 April 2020

13.55 WIB

In The End (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang