he is my doctor

9.3K 61 7
                                    

Qiyad membuka pintu kamar inap salah seorang perempuan bisa dikatakan gadis sma

"Pagi pak buk" sapa Qiyad dengan ramah

"Pagi dok" balas ghino papa qisya

"Saya mau periksa keadaan qisya dulu ya pak bu" ucap Qiyad dengan sopan

"Oh iya sok atuh dok" balas vivi sambil tersenyum manis

Setelah memperiksa keadaan qisya Qiyad tersenyum tipis sambil memberi tips tips hidup sehat

"Deman nya qisya udh turun tapi pola makan nya juga harus di jaga jgn makan makanan di luar ga sehat terus jangan begadang dan yg terlebih penting jgn stres" jelas Qiyad

Setelah berbincang bincang dengan keluarga qisya Qiyad izin untuk keluar.

"Tuh dengerin qis jgn begadang jgn suka jajan di luar" tegur Vivi mama qisya

"Itu doang yang di nasehatin trus tdi dokter kan juga blg jgn stres mama nasehatin kek gini qisya sayang jgn stres ya nak" ledek qisya

"iya jgn stres ya syg" ucap Vivi yang tak mau berdebat sama qisya

🚭🚭🚭
Malam ini fana Kaka kedua qisya tidur dirumah sakit menemani qisya.

"Kak tolong dong haus nih" ucap qisya seraya memegang tenggorokan nya

Fana menatap sinis ke arah qisya "memanfaatkan keadaan"  batin fana "iya iya" sinis fana

"Jan jutek jutek lah" ledek qisya iseng

"Nih" fana menyodorkan sebuah gelas berisi air putih ke arah qisya. qisya mengambil gelas yang di berikan fana lalu meneguk minuman nya.
Fana yang Baru saja duduk tiba tiba di buat kesal lagi dengan ulah qisya.

"Kakak" panggil qisya dengan pelan ia takut fana emosi

Fana menghela nafas panjang menahan emosinya lalu berdiri dan berjalan ke arah kasur qisya

"Apalagi sih" balas fana dari mukanya terlihat ia sedang menahan emosi

"Pengen pipis" ucap qisya seraya memonyongkan bibirnya

"Argh"

Fana membantu qisya berjalan ke kamar mandi. Selesai dari kamar mandi baru saja merebahkan badan nya tiba tiba.

Ceklek
Pintu kamar di buka lalu menampilkan seorang dokter berambut sedikit coklat memiliki alis tebal hidung mancung yang tertutup dengan masker sedang berada di ambang pintu

"Permisi ya cuma mau nyuntik obat" ucap Qiyad sambil tersenyum tipis

"Iya" balas fana seraya tersenyum manis

"Giliran di depan dokter tebar tebar pesona jijik gue" gumam qisya

Qiyad menyuntik jarum berisi obat ke lengan qisya. Dan qisya menggigit bibir bawahnya menahan sakit

"Aduh" ringis qisya kesakitan

"Sakit hm?" Tanya Qiyad seraya mengangkat satu alisnya
qisya menggeleng pelan sebenarnya sakit dan kram.

"Obat yg ini ga sakit yang sakit itu obat yang warna kuning" ucap Qiyad lalu Tersenyum manis ke arah qisya, sebelum ia keluar dari ruangan inap qisya.

"Anjir SUAKIT BUANGET ANJJR KYK KRAM KERAM GITU" pekik qisya seraya memegang tangan nya.

"Eleh tadi di Dpn dokter sok soan kuat" cibir fana
"Hehe gasakit kok dok kan dokter tampan" sambung fana seraya menatap sinis ke arah qisya

"Gpp yg penting ga caper kyk kakak di depan dokter sok baik sok manis" ketus qisya

Qiyad yang masih berada di depan pintu masuk ruang inap qisya hanya tersenyum tipis mendengar obrolan qisya dan kakaknya.

Lalu ia lanjut berjalan untuk memperiksa Pasien yang lain

🚭🚭🚭
"Yad lu knp senyam senyom kayak org kerasukan" ketus Fadly

"Apaan sih" balas Qiyad yang merasa terganggu karena kedatangan Fadly merusak hayalan nya.

"Lu kenapa kyk org kerasukan senyam senyom sendiri" ledek Fadly

"Lagi jatuh cinta kali" celutuk Haikal

"Eh Gua mau cerita" ucap Qiyad seraya meneguk kopinya

"Apaan?" Balas Iqbal

"Jadi" ucap Qiyad sengaja menjeda ucapan nya seraya meneguk kopi

"Jadi apa?" Tanya Fadly kepo

"Tadi gua masuk ruang inap pasien yang namanya qisya" ucap Qiyad seraya kembali meneguk kopinya

"Terus terus" kini Reyhan yang membuka suara

"Cerita Jan setengah setengah" kesal Fadly

"Kebiasaan lu cerita setengah setengah" crocos Haikal

"Next next" ucap Iqbal

"Ya sabar lah goblok gua lgi minum" ucap Qiyad seraya melempar botol kopi yang telah kosong ke tong sampah

"Yaudah next lah anjing" kesal Fadly

"Pasien yg satu itu cakep bener njir pas lagi berada di dekat dia jantung gua dap dip dup" ucap Qiyad

"Berdisko ya jantung nya?" Tanya Iqbal yang terlihat memasang muka datarnya.

"Yoi" Qiyad mengangkat satu alisnya

"Ku kira penting ternyata tidak" ketus Fadly

"2in" balas Haikal

"3in" celutuk Reyhan

"4in" lanjut Iqbal

------------1
-------------------99
   ----------------------100

Baca ulang yuk!
Soalnya ceritanya udah aku rombak lagi. Maaf ya kalau banyak kata kata yang kurang jelas dan penulisan nya kurang rapi sehingga membuat kalian tidak nyaman untuk membaca.
Awalnya ini cerita cuma buat hiburan diri aku aja eh tau nya rame:)

Makasii dah mampir😊

he is my doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang