rumah sakit day2

4.6K 43 8
                                    

"Kalau ga minum obat ga sembuh" ujar Qiyad

"Obat nya pahit dok qisya udh minum semalam" balas qisya

"Ya kalau manis itu kamu namanya" ucap Qiyad seraya tersenyum manis

Tanpa sadar qisya yang mendengar ucapan Qiyad tadi ikut tersenyum tipis.

"Ih dokter mah jgn mentang mentang kita lagi berduaan dokter mau ngebaperin qisya y" ketus qisya menutupi rasa salting nya

"Siapa yg ngebaperin kamu? Kamu nya aja baperan" balas Qiyad sambil  terkekeh

"Ih dokter mah nyebeli-" belum habis qisya berbicara Qiyad menutup mulut qisya dengan jari telunjuk nya

"Udah syg diam lalu minum obat ga Nerima penolakan titik!" ucap Qiyad tegas

"Iya iya" qisya pun mengambil obat nya dan meminum satu persatu.
Rasanya sangat pahit ingin sekali ia memuntahkan nya namun ia tidak berani. Qiyad yang melihat qisya sudah mau minum obat hanya tersenyum tipis.

"Ciuh permen mana permen manaa" teriak qisya sambil mencari permen

"Buat apa hm?" Tanya Qiyad seraya menatap bingung qisya

"Y buat ngehilangin rasa pahit lah" balas qisya kesal seraya mengambil permen dari dalam balas.

Qiyad yang melihat nya langsung merebut permen tersebut dari qisya.

"Gimana mau ngejalanin pahitnya hidup,, kalau pahit obat aja kamu ga mampu" ucap Qiyad seraya meletakkan permen ke atas nakas

"Itumah beda semuanya ada jalan keluar masing² kalau hidup pahit tinggal liat dokter jadi manis lagi dan kalau obat pahit ya makan permen biar manis" ucap qisya seraya tersenyum puas

"mampus lu gue gombalin balik lu sok soan sih ngegombalin queen gombal" gumam qisya yang hanya dapat didengar oleh dirinya sendiri

Qiyad menoel dagu qisya sekilas"jago juga ternyata" ucap Qiyad

"Jago apa?" Balas qisya seraya memasang muka biasa aja sebenarnya ia sangat malu dan ingin tersenyum karena salting Qiyad menoel dagu nya.

"Jago bikin jantung ga aman qisya" balas Qiyad lalu keluar dari kamar inap qisya.

"Huh jantung gue hampir copot" ucap qisya seraya menentralkan nafasnya dan jantungnya yang terasa berdetak begitu cepat tadi "dibuat salting sm dokter ga enak tau" sambung nya

🚭🚭🚭
Di sebuah ruangan yang berwarna gold bercampur putih. Sedang ada 5 orang pria yang sedang berkumpul seperti biasa.

"Gimana yad qisya udh mau minum obat?" Tanya Fadly

"Udah" balas Qiyad seraya duduk di kursinya

"Wih pake cara apa lu bujuk dia? Gua aja bujuk dia ga berhasil" balas Rian

"Hooh gw juga apa gw kurang ganteng?" Tanya Iqbal

"Mungkin haha" celutuk Haikal

"Anj lu" sinis Iqbal

"Oke udh udh kembali to topick" ucap Fadly

"Topik bego ga pake c" tegur Rian

"Y bodo amat" cibir Fadly dengan memasang muka tengilnya

"Jadi lu bujuk qisya gimana?" Tanya Fadly pada Qiyad yang sedang memainkan gawai nya

"Rahasia" balas Qiyad dengan santay

"Yah anj itu aja main rahasia rahasia" kesal Fadly

"Gue kan cuma nanya kenapa harus di rahasiin sih anjir" sinis Rian

"B aja kli gausah main rahasia" ketus Iqbal

"Like like me lah" balas Qiyad seraya tersenyum geli melihat tingkah teman teman nya.

🚭🚭🚭
Ceklek pintu kamar inap qisya dibuka oleh papa nya yang menampilkan mama kakak dan Abang nya qisya.

"Udh minum obat?" Tanya ghino yang langsung mendapat anggukan kecil dari qisyaa

"Tumben biasanya kamu paling anti minum obat" ledek Vivi mama qisya

"Mungkin karena dokter nya ganteng terus qisya terpesona makanya mau minum obat" ledek fana kakak qisya

"Sotoy lu" sinis qisya

"Eh Abang udh plg ABG lama disini kan?" Tanya qisya pada fazra

"Abang cuti cuma 2 hari lusa udh mulai kerja lagi" balas fazra sambil tersenyum tipis

"Yah qisya ga sempet jalan jalan sama ABG dong padahal qisya mau cerita banyak sama ABG" ucap qisya dengan lesu karena qisya memang sangat dekat dengan Abang nya

"Nanti kalau ada cuti lagi ya makanya cepat sembuh biar boleh plg" balas fazra seraya duduk di atas sofa

"Tadi papa udah sempat nanya sama dokter kata dokter kamu nanti sore udh boleh pulang" ucap ghino papa qisya

Yah anjir kenapa cepat bgt sih pdhal gue kan masih mau liat dokter Qiyad gue belum puas baru aja sempat ngobrol sebentar udh harus berpisah- batin qisya

"Kok cepat bgt pa" celutuk qisya lalu menutup mulutnya

Ghino Vivi fazra dan fana yang mendengar ucapan qisya tadi sedikit terkejut bukan nya senang cepat plg ia malah nanya begitu

"Emg kenapa kamu mau berlama lama disini?" Tanya ghino intimidasi

"Hehe engga kok qisya kan cuma nanya" cengir qisya

"Alah bacod mu dek dek blg aja kamu belum puas ketemu sama dokter Qiyad kan" ledek fana yang seakan akan bisa membaca pikiran qisya

"Apaan sih kalau nebak suka bener" balas qisya sambil mengalihkan pandangannya

"Jadi ceritanya anak mama udh mulai jatuh cinta ni" ucap Vivi dengan jahil

"Engga ma ngapain juga jatuh cinta sama dokter udh tua ga seumuran qisya" qisya hanya nyengir kuda

"Ga kok umur Qiyad baru 20 kemaren papa sempat ngobrol sama Qiyad" celutuk ghino yang sengaja ingin membuat qisya salting

"Cocok sih kalau kamu qis sama dokter Qiyad ABG setuju setuju aj" balas fazra sambil terkekeh

"Emang Abang kenal?" Tanya qisya

"Enggak" balas fazra yang membuat tawa mereka pecah. Ruangan kecil dan cantik itu sekarang di penuhi dengan candaan dan tawa kebahagiaan dari keluarga kecil. Bukan keluarga Cemara ya.

"Permisi" ucap Qiyad yang baru saja masuk

"Baru aja di omongin udh nongol" gumam fana yang masih bisa di dengar

"Jadi lagi ngomongin saya nih" tanya Qiyad seraya tersenyum manis

"Iya dok ini anak saya qisya suka sama dokter" ucap Vivi dengan jahil

"Dia selalu cerita ttg nak Qiyad sama saya papanya" balas ghino seraya terkekeh

"Wih parah nih mama sama papa berdusta Ngadi Ngadi papa nih" balas qisya tak terima di buat malu  seperti ini di depan dokter Qiyad.

"Saya saksi nya dok tadi aja qisya bilang suka sama dokter" jahil fazra

"Abg qisya g blg gitu y" kesal qisya

Qiyad hanya terkekeh mendengar candaan dari keluarga qisya.

"Kelihatan banget ya keluarga yang harmonis" batin Qiyad

"Jadi maksud saya kesini cuma mau meminta bapak untuk datang keruang saya" jelas Qiyad lalu permisi untuk keluar dari ruang inap qisya

"Ouh oke baik dok" balas ghino lalu keluar dari kamar inap qisya mengikuti dokter Qiyad ke ruang nya.

Selesai mengobrol sebentar dengan dokter Qiyad ghino papa qisya pamit untuk kembali ke kamar inap qisya.

"Baik kalau gitu saya permisi dulu dok" ucap ghino

"Baik pak silahkan" balas Qiyad sambil tersenyum ramah



Hii baca ulang yuk!
Ceritanya udah aku renov
sedikit..
Semoga kalian suka yaaa!
Jangan lupa vote dan komen karena aku butuh kritik dan support dari kalian
love you all❤️❤️

he is my doctorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang