12. Lidah Mertua

3.8K 436 81
                                    

💌 : sorry baru bisa update sekarang, kuliah lagi sibuk-sibuknya dan inspirasi sering mandek. Doain ya, biar lancar jaya supaya bisa rajin update lagi😊

Selamat membaca!

150⭐️ & 50💬
(Syarat update)

🤵🏻

💐

👰🏻‍♀️

"Ikut saya ke Bali, Vel ... perkenalkan diri kamu di hadapan keluarga besar saya, lalu setelah itu kita menikah."

Tama tidak main-main dengan perkataannya pagi itu. Buktinya, saat ini kedua insan itu duduk bersebelahan di bangku sebuah jet pribadi yang disewa oleh paman Tama khusus untuk mengantar keluarga Wira Atmadja ke Bali.

"Tama..."

Velove menyentuh tangan Tama yang menempel di arm rest bangku jet. Mata Tama yang awalnya hanya tertuju ke arah majalah yang ada di pangkuannya kian teralih untuk menatap Velove. Manik indah wanita itu bergerak tidak nyaman dan hal itu membuat Tama—yang peka—menyadari bahwa anggota keluarganya sedang memberikan tatapan penuh intimidasi pada wanita itu.

"Pa..."

Fathur adalah orang pertama yang Tama tegur. Pria baya itu tersadar akan kelakuannya dan buru-buru menyibukkan diri dengan menonton televisi.

"Sekali lagi, gue colok mata lo!" Peringat Tama pada Zhikan, kakak sepupunya yang terkenal jahil.

Ia kemudian memindahkan pandangannya ke arah anggota DOGANS lain yang tiba-tiba saja sibuk sendiri dengan kegiatan masing-masih, contohnya seperti tidur, membaca majalah, menonton televisi, dan menatap jendela.

Usai merasa tidak ada satu pun lagi orang yang membuat Velove merasa terganggu, Tama pun kembali memberikan wanita itu perhatiannya.

"Tama, apa nanti kita bisa berhenti di apotek sebentar sebelum pergi ke hotel?"

Tama menautkan alis kembarnya dan bertanya dengan nada khawatir, "Kenapa? Kamu sakit?"

Velove menggelengkan kepalanya sebelum mendekatkan bibirnya di salah satu telinga pria itu untuk berbisik. "Saya mau beli pil KB."

Tama terperangah. Ah, ia baru ingat bahwa Velove belum mengetahui apa yang sebenarnya terjadi di antara mereka semalam. Meskipun begitu, Tama juga tidak memiliki niat untuk mengatakan yang sejujurnya.

"Nggak usah, lagipula kita akan menikah setelah ini," jawabnya percaya diri dengan suara yang sedikit lantang.

Lantas saja hal itu membuat Velove terbelalak kaget dan langsung memukul lengan pria itu pelan.

"Kenapa?" Bukannya merasa bersalah, Tama malah terkekeh geli dan menganggap raut wajah yang dikeluarkan oleh Velove sangat imut.

"Ehem!"

Sebuah dehaman yang berasal dari kursi belakang Velove membuat kedua insan itu refleks menoleh. Rupanya, itu adalah Arsen, pria itu sudah berdiri dari bangkunya dan bersiap-siap seolah akan pergi ke suatu tempat.

"Kayaknya ada yang harus lo omongin ke gue," ujarnya pada Velove.

Velove meringis tak enak hati dan langsung menganggukkan kepalanya paham. Wanita itu melepaskan seat belt-nya dan bersiap untuk mencari tempat dimana dirinya dan Arsen bisa berbicara empat mata. Namun, sebelum hal itu sempat terjadi, Tama sudah lebih dulu menghalangi mereka.

My Aggressive WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang