➺ 4 ⸻ Jaemin, Pacarnya Jeno

3.2K 193 8
                                    

_______________________________________

𝖭𝖺 𝖩𝖺𝖾𝗆𝗂𝗇 𝑨𝒔 𝑫𝒐𝒎𝒊𝒏𝒂𝒏𝒕

And

𝖫𝖾𝖾 𝖩𝖾𝗇𝗈 𝑨𝒔 𝑺𝒖𝒃𝒎𝒊𝒔𝒔𝒊𝒗𝒆

Warning⚠️
Jaemjen Area, Top! Jaemin, Bottom! Jeno
.
.
.
.
.
.
.
.
______________________________________
Chapter 4 ┊ Jaemin, Pacarnya Jeno
______________________________________

Pagi ini, Mark kembali pada rutinitas hariannya. Bangun pagi lalu mandi dan bersiap, kemudian sarapan bersama Jeno dan Jaehyun. Kini Mark melakukan rutinitas selanjutnya. Mengantar Jeno ke sekolahnya sebelum akhirnya ia sendiri akan berangkat ke kampus. Mobil sedan biru navy milik Mark menepi dan berhenti di depan gerbang sekolah Jeno. Menarik atensi beberapa murid yang baru datang ke sekolah itu. Namun itu tidak lama karena mereka kembali melanjutkan aktifitas mereka.

Pintu sedan itu terbuka, memunculkan tubuh Jeno yang beranjak keluar dari mobil. Dia menoleh kearah mobil sambil tersenyum. "Makasih ya, Kak Mark." Ucapnya.

Mark hanya tersenyum mendengar ucapan terima kasih Jeno. "Nanti jika sudah mau pulang, hubungi kakak. Kakak akan menjemputmu."

Ucapan Mark mengundang kernyitan di dahi Jeno yang tersembunyi di balik poninya. "Nanti aku malah mengganggu kuliahmu, Kak. Aku bisa meminta Jaemin mengantarku."

Jeno tidak sadar jika Mark menarik nafas dalam-dalam bersamaan dengan senyumannya yang memudar saat nama Jaemin meluncur dari mulutnya. Mark terlihat tidak suka, namun dia hanya bisa memendam rasa tidak sukanya sendirian. Tangannya meremat erat setir yang dipegangnya.

"Tidak apa apa kok, kakak tidak merasa terganggu sama sekali." Mark berusaha agar suaranya tidak terdengar menggeram karena kesal. Dia kembali menyunggingkan senyumnya. "Kakak ke kampus ya. Ingat yang tadi."

Jeno hanya mengangguk dengan senyuman manisnya yang sedari tadi bertahan di wajahnya. Dia memperhatikan bagaimana mobil Mark perlahan melaju meninggalkan sekolah Jeno. Senyuman Jeno luntur berganti dengan ekspresi datar miliknya. Jeno kadang tak habis pikir kenapa Mark bisa sebegitu posessif padanya. Padahal kan mereka saudara sedarah dan itu sudah sangat jelas. Jeno menghela nafas panjang, berharap sikap kakaknya itu berhenti seiring berjalannya waktu. Dia lantas berbalik dan berjalan memasuki gerbang sekolah

Jeno berjalan santai di salah satu lorong utama gedung sekolah itu. Tak jarang Jeno mendapat sapaan dari beberapa murid yang dilewatinya. Jeno perlu menaiki tangga untuk mencapai kelasnya yang ada di lantai dua. Dari tangga, kelasnya ada di pintu ke tiga. Jeno menaiki tangga dan berjalan di lorong lantai dua untuk menuju ke kelasnya. Saat tersisa beberapa meter dari kelasnya, langkah Jeno terhenti. Karena matanya menangkap kehadiran seseorang yang tengah tersenyum padanya berdiri di dekat ambang pintu kelasnya.

"Nana!" Jeno berseru sebelum dia berlari kecil menghampiri lelaki yang ia panggil Nana itu dan langsung memeluknya erat. "Aku merindukanmu."

"Aku juga. Aku merindukanmu." Jawab Jaemin. Dia pun balas memeluk Jeno dengan erat. Menghantarkan rasa rindunya yang menggunung setelah Jeno tak masuk sekolah kemarin. Tak lama kemudian, pelukan itu terlepas. Berganti tatapan mereka yang bertaut dengan senyuman yang terpatri di bibir keduanya. "Bagaimana? Hari ini sudah lebih baik?" Tanya Jaemin. Menanyakan kondisi kesehatan Jeno.

Jeno mengangguk cepat masih dengan senyuman yang setia ada di bibirnya. "Aku sudah sehat kok, Nana. Kamu sudah sarapan kan? Jangan lewatkan sarapan lagi ya."

Jaemin mengangguk. "Aku sudah sarapan. Soalnya aku tidak mau membuat Jeno khawatir. Ayo kita masuk."

Jeno mengangguk puas mendengar jawaban Jaemin. Dia merangkul pundak lelaki yang tingginya sama dengannya itu. Lantas keduanya berjalan beriringan memasuki kelas. Ia dan Jaemin adalah teman sekelas. Teman sebangku juga. Hal itu yang membuat keduanya dekat dan akhirnya menjalin hubungan yang lebih dekat dari sekedar sahabat. Keduanya berjalan menuju bangku mereka. Jeno menggantungkan tas miliknya di pengait khusus di samping meja mereka. Lantas menghempaskan pantatnya di bangkunya. Jaemin menyusul duduk di bangku di samping Jeno.

Our Beloved JenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang