4 | when i let you go (iv)

1.1K 175 25
                                    

Karin berulang kali membaca pesan yang dikirim Juna. Matanya tidak salah lihat. Juna memang memintanya bertemu.

Kak Juna
rin, there's something i want to tell can u come to the bar we used to go?

aku udah di siniii

"We meet again miss Ayu." Teguran bartender menyapa Karin dari lamunannya. Ia mendongak, tersenyum menatap Chris yang tengah berkutat dengan cocktail shaker di tangannya

"Hai, Kakak tetap kelihatan sibuk ya."

Chris tertawa kecil. "No, kamu lihat sendiri bar lagi sepi." Karin memutar badan dan ia menyadari bahwa bar tidak seramai biasanya. "Saya hanya sedang bereksperimen," Chris mengedipkan sebelah matanya lalu mengambil jigger dari lemari di belakang.

"Hmm Kak, gue boleh nanya sesuatu gak?" Karin merapatkan bibir ragu.

"About Juna?" tebak Chris.

Karin mendelik lebar. Apa ekspresinya semudah itu terbaca?

Tawa Chris kembali terlontar. "I assume if you're breaking up with him."

Karin mengangguk. Setitik perih balik mendera hatinya.

"Well, dia masih rajin datang ke sini." Mendengar itu, Karin tersenyum sendu. Juna's really living his best life without Karin. "Tapi banyak diamnya dia."

Sontak mata Karin berkilat penasaran. "Diam gimana Kak?"

"Kamu tahu sendiri kan dia berisik orangnya tapi semenjak putus dari kamu dia jadi gak banyak omong. Paling datang cuma minum doang, orang lain ngomong aja jarang diladeni."

Dada Karin bergejolak. Bolehkah Karin berharap sedikit? Berharap agar ada segenggam rasa yang kiranya tertinggal di hati Juna akan dirinya?

"Juna dekat ke semua orang. Sesama pernah tinggal di luar, saya bisa relate sih sama cara mikir dia."

Cengkraman Karin pada gelas alkoholnya menguat. Perkataan Chris kian menguatkan harapan Karin jikalau Juna masih menyimpan rasa untuknya.

"Selamat datang."

Sapaan Chris membuat Karin membalikkan badan antusias tapi orang yang datang ternyata bukan yang ia nanti.

Karin mendengus. Konspirasi apa yang dipersiapkan semesta sehingga cenderung mempertemukannya dengan Mahesa?

Mahesa melirik Karin sambil memiringkan kepala. "Hai Karin."

Tak menjawab, Karin mengalihkan atensinya menuju permukaan gelas alkohol yang belum habis ia tegak.

Sementara Mahesa mengambil posisi duduk di sebelahnya. "Yang biasa Kak," pesan laki-laki itu yang langsung siap sedia diracik Chris.

Mereka duduk dalam diam. Mahesa yang memainkan ponselnya dan Karin yang mengetuk-ngetuk jemarinya ke pinggiran gelas. Sampai pesanan Mahesa tersaji mereka tak kunjung bersuara.

Seraya meracik minuman untuk tamu lain yang baru datang, Chris berceletuk, "Hes? Kamu kenal Karin?"

Karin menatap Mahesa yang menaruh ponselnya ke meja. Laki-laki itu balas menatap Karin. Dua pasang bola mata itu saling bertubrukan dan sepintas Karin mengagumi bola mata Mahesa yang begitu kecil dan bulat.

"Enggak kenal tapi tahu," jawab Mahesa.

Alis Karin terangkat. Kalau sudah tahu bukannya berarti sudah kenal pula? Apa yang membedakan keduanya?

"How come lo tahu gue tapi gak kenal gue?" tanya Karin.

"Gue cuma tahu nama lo Karenina Sekar Ayu, lo anak Manajemen 18, dan lo mantan pacar Kak Juna. Dibilang kenal? Lo bahkan gak tahu apapun tentang gue."

wildest dream - heeseung x karinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang