Tiara, Laras, Dita

1K 13 0
                                    

Aku langsung masuk ke rumah dan berbicara ke Laras dan beranjak langsung ke kamar

"Ras, aku masuk ke kamar dulu ya. Kalo ada butuh apa gitu bilang aja." Kataku

"Iya gampang kok."

Pas udah di dalam kamar aku sedikit kepikiran dengan kakinya Tiara. Aku tidak terlalu teliti melihat bentuk kakinya tapi menurut ku dari kejauhan ya kakinya cukup terawat. Soalnya putih ma halus.

~glek

"Halo, haha maap ya lama"

"....."

Aku mendengar suara dari luar kamar. Aku mengira Dita sudah datang jadi akhirnya aku keluar

"Buset lama banget, kasihan tuh Tiara sampe kelaperan haha." Aku

"Hee mana ada." Tiara

"Iya maap, loh kalian udah kenal?" Dita

"Udah kok tadi ngobrol dikit pas di depan rumah. Laras tuh ngerjain tugas terus." Aku

"Harus di selesain dulu no, baru main."  Laras

"Iya ya, aku loh belum ngerjain sama sekali. Gimana ya." Dita

"Udah santai aja, aku juga belum. Ayo sekarang masak. Udah laper juga." Tiara

"Eh aku bantu-bantunya ntar ya. Nanggung banget soalnya. Dikit lagi selesai." Laras0

"Iya kerjain dulu. Ntar kita tinggal nyontek. Yakan tir?" Dita

"Nah kan kerja sama. No itu temenin Laras. Biar ntar kalo kecapean kaga sampe semaput haha." Tiara

"Heh mana ada." Laras

"Iya gampang."

Dita Tiara pun pergi ke dapur dan aku dengan Laras menunggu di ruang tengah. Laras menyibukkan diri dengan mengerjakan tugasnya dan aku hanya keasyikan bermain hp. Ya ketika sedikit bosen sesekali aku mengajak ngobrol Laras.

"Eh no aku kan barusan buka Twitter tuh. Ada tuh yang ngetwit isinya kalo ngeliat cewek tuh dari kakinya dulu. Emang bener gitu ya?" Tanya Laras yang mungkin rada polos

"Kalo menurut ku iya. Kalo kakinya bersih pasti bagian lainnya itu bersih ras." Aku

"Yakan kaki tuh letak nya di bawah. Masa ya mau merhatiin kaki? Bukannya mending wajah aja. Ya ga sih." Tanya Laras

"Iya, emang letaknya tuh di bawah terus kan. Ya logika nya kalo kaki nya terawat tuh pasti bagian lain juga terawat."

"Hmm bener juga. Terus menurut mu gimana tentang kaki ku?" Laras

Dari yang awalnya menyilakan kakinya kemudian meluruskan kedepan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dari yang awalnya menyilakan kakinya kemudian meluruskan kedepan. Niatnya mungkin biar bisa aku amatin kali ya.

Untuk kaki Laras ini ya mungkin rada berisi soalnya mengikuti bentuk badannya yang sedikit gemuk gitu.

Ya pada dasarnya sama juga, Laras ini kakinya halus dan putih. Beberapa bagian telapak kakinya yang memerah dan jari kakinya yang lentik

"Bau tuh pasti haha." Kataku

"Yee kan kaki emang bau kali."

"Aduh tuh katanya kaki yang harum aku pernah baca di Twitter juga." Ucapku

"Halah ngarang. Eh iya bau nya punyaku harum juga ternyata." Sembari Laras mencium aroma kakinya sendiri

"Harum telor busuk kali ya? Hahaha."

"Ngejek? Cium aja coba. Nih!" Kata Dita

"Ogah ah. Bau ih hahah."

"Cium!! Kalo ngga mau aku pukul habis ini." Katanya dengan humor ancaman

"Iya iya dah. Mana kakinya?"

"Tuh!"

Aku perlahan mendekatkan diri ke depannya. Ku raih salah satu kakinya. Ntah apa yang ada di pikiran ku. Padahal aku tidak terlalu dekat dengan Laras tapi nafsu sulit terkontrol ke kakinya

Beberapa detik aku melihat wajah Laras yang mungkin sedikit keheranan sebab aku akan mencium kakinya. Mata nya yang sinis mengisyaratkan kalo dia jijik ketika aku akan cium kakinya

"Dah ah ga jadi."

"Lah kenapa, nih cium!" Laras langsung menyodorkan kakinya ke depan wajah ku

Tanpa pikir panjang aku langsung ngehirup aroma sela-sela jarinya. Aku lakukan hanya sekali karena ya mungkin rada sungkan.

"Lah sekali doang? Ga enak emang? Perasaan wangi kok." Katanya

"Bau kotor kucing heh!"

"Halah boong kamu mah. Nih cium lagi yang lama, awas aja kalo sama kek tadi." Sekali lagi Laras menyodorkan kakinya di

Perasaan ku sama rada canggung makanya aku ngga terlalu enjoy ketika menikmati kakinya Laras, biarpun kakinya sudah di depan mataku

Akhirnya aku memberanikan diri mencium kakinya. Dari sela-sela jari sampe telapak kakinya. Bibir dan hidung bergesekan dengan kaki nya yang halus. Ntah kenapa yang tadi nya aku canggung sekarang malah sedikit horny.

"Eh no jangan cium kek gitu. Kotor tau." Kata Laras

Aku pun tidak menanggapi nya. Aku sudah lagi di puncak-puncaknya. Tanpa ku sadari aku membuka mulut dan langsung melahap jempol kakinya.

"Heh! Kamu aneh-aneh banget, gila ya. Bisa-bisanya ngemut jempol kaki ku." Dengan perasaan dingin Laras seketika langsung menarik kakinya yang tadi di depanku

Aku hanya terdiam ya takut, ya malu. Karena yang terjadi di luar batas aku. Nafsu banget

"Aku aduin ke Dita yaa."

"Aduh jangan dong, kan tadi kamu juga yang nyuruh cium. Iya tadi tuh harum terus aku iseng nyoba jempol kamu. Maaf." Kataku

"Awas loh, jangan di ulangin lagi. Jijik aku ngeliat nya."

"Iya ras, maaf kalo gitu."

LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang