Tiara, Laras

870 6 0
                                    

~ srrrpp

~ khok khok

"Aduh ditaa, jangan mentok-mentok ah. Aduh enn nak."

~ mmm

~ hmm

~ ekh

"Heh aku mau keluar dit. Jangan di masukin mulut semua eh eh. Ah."

Aku pun di muncak klimaks

"Aaaah." Ucapku

"Mmm" Dita tetap menahan tititku ke dalam mulutnya.

"Huh, ah aduh dit maap. Aku ngga tahan. Lagi kamu sih." Kataku

"Mmm dah, aaa." Dita sambil menelan semua sperma ku

"Heh, enak emang nya?"

"Pengen muntah sih aslinya. Rasanya ga enak soalnya kamu perokok haha." Katanya sambil meraba tititku yang sudah lemas

"Udah Dita. Masa masih mau lagi. Capek aku."

"Yee kamu gitu doang cape. Padahal aku yang sepongin." Kata Dita

"Iya ya. Ayo ah aku pengen lagi jadi nya. Main yuk." Aku nawarkan ke Dita

"Nanti aja deh apa besok gitu, habis ini Laras kan mau kesini juga buat belajar sama aku."

"Iya ya. Aku sampe lupa. Yauda aku minta tolong sama kamu buat beliin makan ya. Soalnya di rumah gada bahan. Aku mau mandi dulu ya dita." Kataku

"Uang mana?"

"Nih cukup kan. Sekalian jajan mu juga itu."

"Makasih sayang."

"Loh kok manggil sayang?"

"Biarin suka-suka aku lah wlee."

"Iya deh manggil gitu gapapa juga asal kamu seneng. Udah ya aku tinggal dulu. Nanti kalo keluar pintunya di tutup ya sayang"

"Ih kok manggil sayang juga. Ah jadi pengen ikut mandi haha."

"Ogah-ogah, dah sana. Bye."

"Hmm"

Aku meninggalkan Dita di ruang tengah sendirian soalnya aku mau bersih-bersih badan dulu.

**

Ketika aku sedang bersantai di ruang tengah tiba-tiba ada yang mengetuk pintu

~ tok tok tokkk

"Ass... Dita?"

"Waa.."

"Eh abang nya Dita ya? Dita nya ada kak?" Kata salah satu temennya dita

"Oh aku Rino, pacarnya Dita. Iya tadi kan emang ada perlu belajar kelompok yah. Gapapa juga kok jangan sungkan."

"Iya bang."

"Eh btw Dita nya kemana ya bang."

"Oh tadi tuh aku suruh beli makanan dulu buat kalian. Soalnya aku belanja."

"Abang sendirian di rumah? Mandiri banget ya, berarti masak sendiri dong. Eh jangan sungkan-sungkan loh anggep aja rumah sendiri. Nyantai-nyantai aja dulu sekalian nunggu ditanya pulang"

"Iya bang makasih."

Aku mengira yang dateng tuh Laras yang tadi disebutin sama Dita. Ternyata ketambahan satu lagi. Aku pun malu untuk kenalan ya

Jadi akhirnya aku hanya menyuruh mereka bersantai aja. Aku hanya memantau dari kejauhan. Soalnya kalo terlalu dekat mungkin sedikit canggung dan akhirnya sungkan.

**

"Loh kakak kok duduk di luar?" Kataku

"Iya eh maap, lagi nyari angin doang sih."

"Oh iya, kita belum kenalan loh. Aku Rino. Kamu siapa?"

"Iya ya sampe lupa. Panggil Tiara aja bang."

"Oh kamu Tiara. Berarti yang di dalem itu Laras ya."

"Iya bang."

"Heh jangan manggil Abang dong. Rino aja, kita sepantaran kok." Kataku

Aku sampai salah fokus ke Tiara yang sedang menyelonjorkan kakinya. Putih halus seperti kaki cewe mahasiswa pada umumnya

 Putih halus seperti kaki cewe mahasiswa pada umumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Memang tidak seindah kakinya Dita ataupun kak ayu. Tapi kalo di pikir-pikir ya kakinya itu cukup relatif cantik dan terawat. Biarpun kesannya hanya natural saja. Ingin rasanya aku mencium aroma kaki nya sesampai aku tidak tahan lagi akhirnya aku masuk rumah.

"Tir.. aku masuk dulu ya, soalnya di luar dingin." Kataku

"Iya no masuk aja dulu gapapa."








LovelyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang