Dita dan Tiara menghampir kami yang sedang berada di ruang tengah.
"Nah makannya udah jadi ini." Dita
"Pas banget, tugasnya juga udah kelar. Huh capek banget." Laras
"Anjir udah hampir tengah malem, aku takut kalo pulang malem." Tiara
"Kan ada Rino, ntar minta tolong di anterin juga gapapa." Dita
"Ah mending kalian nginep semalem aja kalo emang kemaleman. Ntar habis makan tuh bisa langsung istirahat." Kataku
"Yauda deh aku minta ijin mami dulu kalo gitu." Tiara
"Terus kan ada dua kamar ya Dita biar tidur di kamar nya kakak ku dan kalian berdua tidur di kamar ku. Aku biar di sofa aja." Kataku
"Loh kamu ngga tidur sama aku aja no?" Dita
"Wah bahaya ahaha." Canda Tiara dan Laras
"Paan sih kalian, kek masih suci aja. Ups haha." Dita
"Lah kok mulutnya." Laras
"Yauda deh bisa." Kataku
Kami pun makan bersama dan akhirnya semua kenyang. Sesekali kami ngobrol dan saling becanda. Tak kerasa waktu udah tengah malam
"Hooooam aku ngantuk nih." Tiara
"Sama, aku juga. Yauda aku tidur duluan ya sama Tiara. Kamar kamu itu kan no." Kata Laras sambil menunjukkan kamarku
"Iya, selimut nya udah di atas kasur. Kalo kalian kedinginan itu ada AC kok." Kataku
Pada akhirnya Tiara dan Laras langsung pergi ke kamarku dan hanya menyisakan aku Dita di ruang tengah
Beberapa lama kemudian langsung menyerang ku di atas sofa. Aku kaget! Sesampai aku tidak menyadari bibir kami saling menghadap
"Kamu nakal ya dit, minta aku gigit apa ya?" Aku
"Hii nih gigit bibir ku."
Tanpa pikir panjang aku langsung menempelkan mulutku ke mulut Dita. Dita sontak menjulurkan lidah nya. Aku hisap dan gigit kecil
Rasa lengket dan manis dari air liur Dita dan mungkin aku tanpa sadar menelan air liur nya. Aku mencoba hentikan perang cium sejenak
"Coba ludahin aku dit."
"Loh kok kamu minta gitu sih. Aku gamau kalo kamu minta gitu"
"Ditaa.. cuman aku yang ngertiin aku. Ayo. Aaa." Aku pun membuka mulut
"Gamau Rino, aku gamau giniin kamu. Ngga boleh kalo kaya gitu."
"Aku loh suka air ludah kamu. Manis gitu rasanya. Gini aja deh, habis ini mau ngga kelonan. Tapi kamu harus mau ludahin aku."
"Hmm gimana ya??"
"Ayo Dita ku. Aku udah buka mulut loh."
"Hih jangan di gituin. Yauda sini yang deket mulut nya."
Dita mengumpulkan air liurnya ke dalam mulut kemudian memuntahkan nya ke mulutku.
"Enak? Kamu ga pengen mual kah?"
"Iya, aku pengen mual sekarang hahaha. Beda rasanya pas frenchkiss tadi. Yang ini kek gimana gitu." Kata ku
"Ye kan udah aku bilang apa. Kamu ada-ada aja."
Kemudian aku di bantu Dita membersihkan air liurnya yang sedikit belepotan di bibirku. Pelahan Dita naik di paha ku. Dalam posisi memangku dan berhadapan, Dita menempelkan buah dadanya ke dadaku. Perasaanku mungkin dia sedangkan memancingku
Setelah selesai membersihkan. Akupun memeluk Dita dengan erat. Terasa ada yang mengganjal dengan lembut di daerah dadaku. Aku iseng untuk mengecup lehernya
"Ih geli Rino." Kata Dita
Aku melanjutkan dengan menjilat lehernya dan sesekali menghisap lehernya. Yah ada beberapa bekas merah terlihat
"Heh jangan banyak-banyak. Ntar aku malah di kira ngapain lagi."
"Leher kamu wangi loh dit. Aku suka"
Sesampai ketika Dita yang tidak nyaman dengan rasa geli kemudian melepaskan pelukannya tapi Dita tetap berada di pangkuanku.
"Loh kenapa gak boleh?" Kataku
"Sssst, hari ini bibir mu akan perang dengan bibir ku. Kalo kamu menang, kamu boleh jilatin kaki ku."
"Terus kalo aku kalah?"
"Kamu harus mau aku suruh-suruh."
"Oke loh setuju aku mah."
Dan akhirnya kami melakukan ciuman lagi. Ya mungkin ciuman kali ini sedikit lama karena Dita menantang. Jujur aku habis dengan Aisyah tidak pernah merasakan ciuman lagi
Aku memejamkan mata menikmati putaran lidah Dita. Kami saling memainkan bibir dan lidah lawan. Dan Dita pun tidak mau kalah jadi kami saling serang dan menikmati dalam kenikmatan
Selang 15 menit permainan lidah Dita sudah mulai berkurang. Dari yang menjulurkan lidah nya sekarang malah menarik nya ke dalam mulutnya. Dita pun menarik mulutnya. Kemudian dia duduk di kursi sebelah
"Hah gila kamu masih kuat aja. Aku udah haus sama engap banget." Dita
"Hmmm kok segitu doang sih haha." Candaku
"Yah aku kalah dong."
"Jelas lah."
"Mmm kamu mau kaki ku? Beneran? Tapi kotor loh?"
"Iya nanti aku bersihin kok."
"Gimana kalo ciuman lagi? Kaki aku kotor soalnya no."
"Eeeits ga boleh nego. Kan udah kalah."
"Iya deh. Ini kaki ku." Dita pun menaruh kakinya kepangkuan ku dan kaki satunya di hadapkan ke muka ku
"Heh jangan disini, hayu kek kamar aja gimana? Biar habis itu kita langsung tidur."
"Yauda deh, gendong tapi ya."
"Iya sini"
Aku menggendong Dita dan berjalan menuju kamar.
**
Mmmmm
Slrrrrphh
"Ahahaha eheemm geli no, pelan-pelan ih jangan dimasukin kedalam mulut semua." Kata Dita
Memang kaki kanan Dita ku masukin semua ke dalam mulutku. Ukurannya yang tak terlalu besar sehingga memudahkanku melakukannya.
"Aduh capek aku, haus, tapi enak." Terlihat aku yang sedikit terbata-bata
"Ya kamu sendiri sih. Padahal kakiku gak kek bagus-bagus amat. Kek gitu ada kamu suka banget."
"Kalo aku sih ngga terlalu muluk-muluk yang penting bersih sama putih kek punyanya Dita ku sayang wkwkwk."
"Dih kalo ada mau pasti ngegombal. Udah ya kakinya, sekarang waktunya tidur." Ujar Dita dengan membujukku
"Mmm iya deh, aku juga cape."
Selamat tidur
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely
Historia CortaPengalamanku ketika aku beranjak dewasa. Aku dan keponakan yang bernama ayu. Ia kakakku keponakan dengan kaki yang aku dambakan selama ini Diharap pembaca memahami foot fetish terlebih dahulu dan ini cerita bergenre dewasa #21+ #BDSM