ㅡ enam

445 71 5
                                    

junkyu sekarang berdiri di depan lemari pendingin, dimana minuman berbagai macam rasa berjajar rapi. dia bingung, mending minum yang berkarbonasi, minuman isotonik, air mineral, atau teh?

sedangkan haruto di belakangnya cuma diem merhatiin. junkyu tuh gak pendek, badannya proporsional dan tinggi mereka gak terlalu jauh. yang bikin haruto agak pusing itu wanginya junkyuㅡini pasti kedengeran kayak stalker, tapi wanginya junkyu itu punya data tarik sendiri. wanginya manis, dan ada aroma floral sama musk di sana.

"mending beli yang mana, ya?" tanya junkyu sambil berbalik, berharap haruto bisa kasih dia jawaban.

"susu."

"susu? kenapa susu?" tanya junkyu lagi.

haruto ngangkat kedua bahunya sambil senyum. "temen lo biasanya suka apa, yang berkarbonasi atau isotonik?"

"hmm," junkyu berbalik lagi ngehadap ke lemari pendingin. telunjuknya ngetuk-ngetuk kaca lemari pendingin sebelum akhirnya ngambil keputusan, "oke, minuman isotonik aja. terusㅡtadi jihoon titip apa?"

haruto yang lagi pegangin ponselnya junkyu jadi ngelirik sekilas ke layar yang berisi daftar titipan temen si manis. "permen. sini masukin ke keranjang, jangan dipegain gitu, junkyu."

junkyu merinding begitu haruto nyebut namanya secara lengkap. ini aneh, tapi rasanya kayak melayang sekejap.

"sip. terus, lo mau apa?"

"hm?"

"jajan. kan tadi gue bilang mau jajanin lo," kata junkyu sambil natap yang lebih tinggi pake ekspresi bingung.

yang ditatap malah ketawa, kakinya dibawa ngelangkah lebih dulu ninggalin junkyu.

"ih? haruto! mau apaa? mumpung masih di sini!" junkyu ngelangkah lebar-lebar buat nyusul haruto yang udah berdiri di depan rak isi berbagai macam makanan manis.

"kenalan aja," jawab haruto pelan yang mana ngundang kerutan tipis di dahi si manis.

"apa?"

"kenalan. yang proper."

agak bingung, sejujurnya. tapi kalo dipikir lagi, mereka emang belum kenal lebih jauh selain tau nama masing-masing. jadi junkyu ngangguk aja waktu haruto minta kenalan.

padahal, kenapa juga perlu kenal lebih jauh, ya? gak apa-apa, mungkin mau nambah koneksi.

"oke, gue junkyu. anak komplek D, punya abang satu ekor. sekarang udah mau kelas tiga SMA. kalo lo?"

haruto sempet ketawa sebentar sebelum akhirnya senyum, teduh banget.

"haruto, anak komplek B. anak satu-satunya, udah mau kelas tiga SMA juga," dia masih nampilin senyumnya. "tapi, kok satu ekor, sih? abang lo manusia, kan?"

candaan ini aneh, tapi junkyu ketawa sambil megangin perut seakan-akan kalimat yang meluncur dari bibir haruto itu kalimat paling lucu seantero jagat raya.

"soalnya dia kayak babi liar, tau! malah kadang kayak macan kumbang! mukanya aja yang keliatan kalem nan budiman, padahal banyak tingkah kayak setan! serius, dia tuh ngeselin."

haruto suka, sama gimana junkyu ngejabarin sesuatu. cara junkyu ngomong kayak punya daya tarik magis, ini keren banget. soalnya jantung haruto detaknya gak karuan, dan matanya gak mau lepas dari manusia di hadapannya. gemes banget.

"iya? jail banget, ya?" haruto nanya lagi sebelum tangannya bergerak ngambil beberapa bungkus permen dan ditaruh di keranjang belanja.

junkyu ngangguk heboh. "banget! males deh, kalo gue lagi tidur kadang dia suka buka pintu kamar seenaknya. tapi dia gak ngapa-ngapain! beneran diem dua detik terus pergi. ngeselin, kan?!"

selain cara dia ngomong, ekspresi junkyu itu menarik. duh, haruto kalo disuruh dengerin dan merhatiin junkyu cerita seharian juga mau.

"seru banget ya walaupun ngeselin. yuk, udah semua, nih."

"kapan-kapan lo harus kenalan sama dia, biar tau ngeselinnya kayak apa!" seru junkyu sambil ketawa. dia ngikutin haruto ke kasir dan bayar semua belanjaannya.

junkyu tadi dibonceng di belakang, sepeda junkyu punya pijakan di masing-masing sisi buat ngebonceng orang.

sekarang belanjaannya digantung di stang sepeda sama haruto. junkyu juga udah berdiri nyaman di atas pijakan. haruto sempet noleh ke belakang buat mastiin posisi junkyu.

"udah?" tanya haruto dan dibales anggukan singkat dari si manis yang langsung pegangan sama bahu kokohnya haruto.

"udah! ayo!"

sisa perjalanan balik ke lapangan itu diisi sama celotehannya junkyu dan candaan gak bermutunya haruto. dengan kata lain, dua manusia ini mulai nyaman sama presensi masing-masing. bahkan salah satu di antara mereka berharap bisa ketemu dan ngabisin waktu buat ngobrol kayak gini.

•●•

susu karamel ( ft. harukyu)

© 2021

susu karamel (ft. harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang