ㅡ delapan

405 60 3
                                    

warn! harsh words

pagi ini agendanya seungyoun adalah
nganter si bungsu sekolah. biasanya junkyu bakal nebeng sama renjun atau ryujin, tapi kali ini keduanya gak bisa nebengin junkyu. tumben.

jam enam lewat dua puluh lima, junkyu udah duduk manis di ruang tamu bareng segelas air putih hangat. si bungsu nungguin abangnya yang lagi manasin mesin motor.

"udah? ada yang ketinggalan gak?" tanya seungyoun, mastiin. kali ini gelengan jadi jawaban buat pertanyaannya.

"bundaa? adek berangkat duluuu!" seru junkyu sambil bergegas nyusul seungyoun yang udah jalan duluan ke teras.

selang beberapa menit kemudian, suara bising mesin kendaraan berangsur hilang ninggalin kawasan rumah mereka.

junkyu gak tau gimana caranya dunia bekerja, tapi ketemu sama haruto di persimpangan jalan komplek adalah hal yang baru. ini aneh, atau mungkin emang junkyu aja yang gak pernah merhatiin sekitar kalo lagi berangkat sekolah, ya?

"haruto!" seru junkyu, refleks. mau gak mau, seungyoun jadi berhenti di samping cowok tinggi komplek sebelah itu.

"oh? hai," sapa haruto sambil kasih senyum tipis sebelum nundukin kepalanya sekilas buat nyapa seungyoun, "bang."

"oh, ini yang kemaren bikin junkyu senyum-senyum depan tv..." ledek seungyoun yang mana ngundang rengekan pelan dari si bungsu. "lo ke sekolah naik apaan?"

"nunggu junghwan, bang. janjiannya di sini."

kepala seungyoun ngangguk, sedangkan junkyu yang duduk anteng di jok belakang merhatiin bet sekolah haruto.

"ru, sekolah lo tuh yang setelah lampu merah gak sih?" tanya junkyu tiba-tiba.

si tinggi ngangguk, masih dengan senyum tipisnya yang manis.

"iya, kenapa? mau main ke sekolah gue?"

"dih," bales junkyu, ketawa pelan. "udah ah, nanti gue telat. duluan, ya! hati-hati, salam buat junghwan!"

"duluan, ya," kata seungyoun, pamit sambil nurunin kaca helmnya.

senyum haruto makin lebar. "hati-hati juga junkyu, abangnya junkyu."

begitu keduanya hilang dari pandangan, si cowok tinggi teman karibnya haechan itu langsung ngelus dada sambil berdeham pelan. agak deg-degan, ya, ketemu doi pagi-pagi begini.

haruto kayaknya rela deh nunggu di persimpangan jalan ini lebih pagi lagi.

asal ketemu junkyu dulu sebelum berangkat sekolah.

•●•

bingung gak sih sama orang yang baru nyampe sekolah tapi senyumnya lebar banget berasa menang undian umroh?

ya gitu, jihoon sama junho natap junkyu sambil ngerutin kening. kesurupan kah di jalan?

"lo kenapa dah?" tanya jihoon ke temen sebangkunya. ini kalo junkyu beneran kesurupan dia mau tuker tempat duduk sama junho aja.

"hehe. kan burung itu donat lima derajat puluh laut merah rasanya."

"beneran ditempelin setan gue rasa, mending lo pencet aja jempolnya," junho nyoba ngasih saran. dia sebenernya agak ngeri liat junkyu yang nyengir lebar begini, mana sekarang anaknya mulai ketawa-tawa sendiri.

jihoon ngejilat bibir bawahnya sebelum nyentuh bahu junkyu. "sumpah ya kalo beneran ditempelin gue panggil guru agama, nih. lo kenapa, sih, nyet?!"

dengan pipinya yang merah merona, junkyu natap junho sama jihoon gantian. si manis keliatan ngehela napasnya beberapa kali sebelum ngomong, "tadi pagi gue ketemu haruto, hehe..."

dua temen karib junkyu diem, mikir. ketemu haruto katanya? terus jadi kayak orang kasmaran begini?

"konyol!" kata junho sambil noyor kepala junkyu. "gue udah baca do'a daritadi taunya lo salting????"

"monyet," giliran jihoon yang ngatain junkyu. si cowok maret itu mejamin mata sebentar sebelum natap junkyu yang sekarang manyun. "gue niat mau manggil guru agama ya anjir gara-gara kelakuan lo."

"ya udah sih, sori," timpal junkyu. tapi nadanya gak mengandung perasaan bersalah sama sekali.

cukup lama tiga orang itu larut sama pikiran masing-masing sampe suaranya renjun bikin junkyu berjengit kaget.

"lo kepikiran si haruto terus, kan?"

"ngaco banget! lagian gue gak suka sama dia kok, mana mungkin!" seloroh junkyu. kalo tadi cuma pipinya yang merah, sekarang merahnya seluruh muka sampe ke telinga.

renjun naikin alisnya sebelah. "gak ada yang bilang lo suka sama dia, kyu."

"idiiiiih, pede banget lo jelek! beneran naksir ya lo sama si tiang?"

"junho! konyol banget mulutnya! diem gak?!"

jihoon ketawa ngakak. si manis yang mulai denial gini bikin dia gemes sendiri. gemes mau ikut ngeledek juga.

"gak naksir tapi abis ketemu nyengirnya lebar bener, kiw."

berakhir mukanya jihoon ketabok buku cetak yang dilempar penuh tenaga sama kim-yang-lagi-salting-junkyu.

•●•

susu karamel ( ft. harukyu)

© 2021

susu karamel (ft. harukyu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang