Perpusnas,
16.00 p.m
Perpusnas pada Jumat sore ini terlihat sepi. Sangat kontras dengan suasana K.Cafe yang riuh tadi. Entah kenapa hanya segelintir orang yang suka pergi ke perpustakaan.
Norabel termasuk dalam kelompok 'segelintir orang' itu. Sejak SD memang perempuan bermarga Morelli ini sangat menyukai buku. Tidak ada hari tanpa ia tidak membaca setidaknya 2-3 bab. "Reading is my escape", kata-kata itu selalu diucapkan Rabel setiap kali ada orang bertanya mengapa ia sangat suka membaca buku. Baginya, aksara-aksara yang dipahat begitu rupa oleh penulis menjadi tempat ia meluapkan imajinasi & meredakan emosi.
Kini, ia sedang berdiri ditengah lorong sempit dengan buku-buku tersusun rapi di sisi kanan dan kirinya. Setelah mengembalikan buku yang sudah ia pinjam selama 2 minggu, Rabel kembali tenggelam dalam pencarian benda berbahan dasar kertas tempat ia kabur dari kenyataan.
"The Love... The Love That...ck bukan ini," ia bergumam sendiri sambil mencari buku yang sudah diincar selama ini.
"Mana sih, kata Mba Ayu ada di rak ini." Mba Ayu itu penjaga Perpusnas. Ya, sesering itu Rabel ke Perpusnas sampai-sampai dia kenal dengan penjaganya.
"NAH! Oh My God, finally." Rabel berseru senang tatkala matanya menemukan buku incarannya itu. Tangannya pun terangkat untuk mengambil buku dari rak.
Memang pada dasarnya manusia tidak sabaran, begitu pula dengan Rabel. Padahal, ia bisa saja menunggu untuk membaca buku pinjamannya itu di kos, tapi kakinya enggan untuk bergerak keluar dari Perpusnas.
Akhirnya, Rabel memutuskan untuk pindah ke communal area untuk membaca. Meja yang ia duduki berbentuk persegi panjang dengan belasan kursi berjejer. Rabel memilih untuk duduk di pojok. Sebelum duduk, ia menyempatkan diri untuk mengambil minuman yang tersedia secara gratis untuk pengunjung Perpusnas. Ia mengambil gelas plastik lalu menekan tombol yang bertuliskan 'hot choco' di coffee machine. Rabel pun kembali ke tempat duduknya dan mulai membuka buku nya dengan tidak sabar.
Tapi, memang hari itu bukan harinya Rabel. Baru saja ia membuka lembaran ke 7, minuman yang sedari tadi bergeming damai di sisi kanannya tumpah mengenai buku pinjamannya itu.
"Oh, shit!! I'm so sorry!! Lu gapapa?" Sebuah suara yang familiar menyadarkan Rabel dari kejadian sial tadi. "Loh? Lu temennya Keenan kan? Yang tadi di kantin?"
Yang ditanya hanya melihat lawan bicaranya dengan wajah tidak terbaca. Ia masih shock dengan situasi yang terjadi. Mulutnya tidak bisa diajak kompromi. Ia hanya mengangguk singkat kemudian beranjak mengambil tissue dalam tote bagnya.
"Sorry banget, uhm.. Gue bantuin lap ya," laki-laki itu ikut mengambil 2 lembar tissue milik Rabel dan membantunya membersihkan tumpahan hot choco di meja. Cukup banyak isi minumannya yang tumpah hingga mengenai hampir keseluruhan buku menggenang di meja. Rabel mengangkat bukunya dengan hati-hati, berusaha untuk tidak merusaknya. Namun, sayang karena terlalu basah, buku tersebut sobek. Walau kecil, tetap sobek.
"Maaf ya sekali lagi, maaf banget tadi gue jalan sambil main HP. Gue ga liat ada kursi, jadi kesandung. I'm so sorry." Raut wajah laki-laki itu menunjukkan rasa super bersalah. Netra coklatnya yang menatap Rabel kemudian berpindah ke buku di jemarinya. "Aduh, kena buku lo ya. Sini, gue ganti" tangannya terulur untuk mengambil buku dalam genggaman Norabel.
"N-Nggak usah, kak. Thank you for helping me." Rabel memundurkan tubuhnya agar buku dalam genggamannya itu tidak tercapai oleh orang yang menumpahkan minumannya. Kemudian, tanpa banyak bicara ia langsung mengambil tote bag nya dan berlalu meninggalkan laki-laki tadi.
"Lah, cabut dia," gumam lelaki itu.
Rabel melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah meja Mba Ayu. "Duh gue harus bilang apa ke Mba Ayu. Mba, bukunya rusak kena hot choco? Ck, sial banget gue hari ini. Padahal gue udah nunggu-nunggu banget buat baca"
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMPRE AMORE [mark lee x oc]
Fanfiction"Love is like a book with many possible endings. Banyak kemungkinan yang akan terjadi. Entah itu di tengah, di awal, atau bahkan saat lu siap untuk seal the deal. Tapi, lebih baik lu coba sekarang daripada nunggu lebih lama lagi. Besides, I can see...