Bagian kesepuluh : Riki Kesambet ver.

107 13 3
                                    

Jam istirahat sudah berjalan 5 menit, aku membuka loker dan aku menemukan surat dan susu rasa pisang. Aku menghela nafas lalu mengambil surat tersebut.

Kayaknya lo udah tau siapa gue. Kata-kata lo masih pedes juga ternyata, haha
-J

Siapa anjir? Aku tidak tahu. Apa mungkin Jay? Karna kemarin aku mengatainya sepedas itu. Tapi tidak mungkin, seorang laki-laki tidak akan melukai orang yang dia suka kan? Apa mungkin Jake? Tapi sepertinya ini sudah di buat hari kemarin. Bahkan tintanya pun sudah sangat kering. Sedangkan dia mendengar kata-kata pedasku baru tadi pagi.

Siapa yang aku temui kemarin selain mereka berdua?





***
Aku menunggu Riki di depan pintu lobby, seperti biasa. Aku menunduk sambil memainkan dasiku. Entah mengapa, rasanya hari ini aku tidak bersemangat dalam hal apapun. Apa yang terjadi padaku?

Tiba-tiba seseorang menyodorkanku minuman. Iya, dia adalah Riki. Dia memberikanku minuman jelly rasa strawberry.

"Muka lo kenapa? Gak mood gitu" tanya Riki lalu merangkulku.

"Gapapa, cuma lagi gak mood aja" jawabku sambil menunduk.

Riki menghentikanku lalu memutar tubuhku agar berhadapan dengannya. Dia merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum.

"Wanna hug?"

Aku mengembangkan senyumku sebelum memeluk Riki dengan erat. Menyembunyikan wajahku di dadanya membuatku merasa lebih nyaman.

"Astaga, kakak gue lagi gak mood katanya, astaga astaga" ucap Riki sambil mengelus rambutku.

Sepertinya, aku tidak butuh pacar. Cukup Riki ada di sisiku saja.





***
"Semuanya! Gue udah gak tahan lagi sama tuh anak!" Pekik Ningning membuat seisi ruangan kaget. Jihoon yang ada di sebelahnya langsung membekap mulut Ningning.

Aku sudah berada di cafe dan saat ini masih belum ada pelanggan jadi, kami memutuskan untuk berdiskusi di ruang dapur tanpa Heilla.

"Pelan-pelan, dia bisa aja denger omongan lo" bisik Haechan.

"Kenapa sih?" tanyaku penasaran.

"Dia teriak-teriak kayak rumah sendiri anjir! Kesel banget gue!"

"Gue mau lapor juga, cuma rasanya bakal percuma. Heilla sekarang deket sama kak Taemin" ucap Sunoo. Aku mengernyit mendengar kalimat Sunoo.

"Kalo lo kenapa, Noo?"

"Si Heilla kerjaannya Tiktokan mulu anjir, pengen rasanya gue ambil tuh handphone terus lempar dari apartemen lantai 15, biar tau rasa gak bisa main Tiktok tuh anak!" Ucap Sunoo kesal sedangkan aku tertawa.

"Ngaca dong mas, lo juga Tiktokan mulu. Yang paling gue inget chickin wings chikin wings" ucapku memperagakan bagaimana gerakan Sunoo membuat Tiktok saat itu.

"Woi! Gak ada!" Pekik Sunoo berusaha menghentikanku, membuat semua teman-temanku tertawa.

"Selain tiktokan mulu, dia bisa ngehasut orang. Gue target pertamanya" ucap Haechan dan kami pun langsung semakin mendekatkan diri ke Haechan.

"Menghasut orang? Maksud lo?" Tanya Jihoon.

"Lo inget waktu malem itu pas lo ngobrol sama dia di lantai atas gak Min? Lo langsung nyuruh gue duduk di sebelahnya kan, disana dia ngomongin lo yang enggak-enggak" jelas Haechan.

Redup || Nishimura RikiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang